1 part, tapi aku buat jadi 2 bagian.
"Semacam perasaan takut kehilangan, tetapi tidak saling memiliki, ada yang pernah merasakan?"
***
Semua murid SMA Merah Putih bergembira karena hari ini mereka dipulangkan pagi. Walaupun banyak juga dari mereka yang mengeluhkan, jika seharusnya hari ini diliburkan saja sehingga mereka tidak perlu bersusah payah untuk datang ke sekolah.
Setelah diberikan pengumuman mereka bergegas meninggalkan area sekolah tetapi ada juga yang menetap sekadar untuk menumpang wifi atau bahkan seperti murid kelas XI IPA 1, yang ingin menumpang bermain futsal di lapangan sekolah.
Sebelum bermain futsal, mereka memadati kantin untuk mengisi tenaga terlebih dahulu. Tetapi tidak untuk Ito, ia masih kenyang akibat sarapan tadi, hingga ia memutuskan akan menemui Nada saja.
"To mau kemana?" tanya Cemeng saat Ito mulai beranjak dari bangkunya.
"Ke kelas Nada," balasnya singkat lalu mulai melangkahkan kaki pergi.
Alih-alih Cemeng ikut beranjak dari bangkunya. "Tunggu woi, gue ikut!" serunya sambil berlari menyamakan posisinya dengan Ito.
Saat sampai di koridor lantai 1, mereka berhenti melangkah, karena ada seseorang yang menarik tangan Ito dari belakang. Seketika Ito membalikkan tubuhnya dan diikuti oleh Cemeng.
Ito berdecak sebal mengetahui seseorang yang telah menarik tangannya, tanpa ragu lagi ia langsung menghempaskan tangan Sybil darinya.
"Kenapa Bil?" tanya Ito sambil memasukkan tangan kirinya ke dalam saku celana.
"Temenin gue nonton yuk To, kan udah lama kita nggak nonton bareng," pintanya berseri-seri.
"Sori, tapi gue gak bisa," balas Ito sekenanya membuat wajah Sybil berubah menjadi raut kecewa.
Cemeng memandang Ito dan Sybil bergantian, ia bingung, sejak kapan mereka berdua berbaikan.
"Sandwich yang gue kasih tadi enak nggak To?" tanyanya lagi dengan senyum merekah.
Ito diam, ia tidak menjawab. Lalu Cemeng menatap Ito dengan tatapan nyalang. Jadi ternyata sandwich yang tadi pagi ia makan adalah pemberian dari Sybil.
Cemeng beralih memandang Sybil. "Enak kok Bil, bahkan sampai sekarang perut gue masih kenyang gara-gara makan sandwich lo," celetuk Cemeng sambil menyengir.
Senyum merekah pada wajah Sybil memudar digantikan oleh wajah masam dengan mata membelalak.
"Gue lagi gak suka sandwich Bil, sori, jadinya tadi gue kasih aja ke Cemeng daripada mubazir," balas Ito setengah malas.
Sebenarnya Ito berbohong. Ia masih suka dengan Sandwich. Dan yang ia tidak suka adalah Sybil. Jujur, ia tidak suka dengan cara Sybil yang selalu berusaha untuk mendekatinya, mungkin jika bukan karena Nada semua ini tidak harus terjadi.
"Gue duluan Bil," ujar Ito selanjutnya sambil membalikkan badannya lagi.
Cemeng mengikuti Ito, namun, sebelumnya ia menatap nanar ke arah Sybil. Raut wajah kecewa jelas terlihat pada Sybil, ia menggigiti bibir bawahnya sambil menatap sendu punggung Ito yang semakin menjauh.
"To, sejak kapan lo balikan sama Sybil? eh maksud gue baikan?" tanya Cemeng dan hanya dibalas dehaman malas oleh Ito.
"Ito, gue bilangin nih ya, lo berhenti kek PHPin cewek-cewek, lo gak kasihan apa, Sybil tadi hampir nangis bego!" dumel Cemeng masih berjalan beriringan dengan Ito.
Ito tidak menjawab, ia hanya menatap nyalang Cemeng sebentar.
Cemeng merasa frustasi. Pantas saja sohibnya itu masih jomblo sampai sekarang, mungkin karena kelakuannya yang suka membuat perempuan sakit hati.
"Motif lo deketin Sybil lagi apa sih To? lo masih suka sama dia?" tanya Cemeng dengan nada tinggi dan Ito langsung memalingkan wajahnya geram.
"Gue gak suka Sybil, gue baikan sama dia karena Nada yang nyuruh," balasnya telak.
Cemeng mengangguk paham, ia mengerti sekarang.
"Jadi semua itu karena Nada? lo suka sama Nada To?"
Tiba-tiba tubuh Ito kaku tidak bergerak. Pertanyaan Cemeng benar-benar membuatnya berpikir keras. Ia sedang mencari jawaban, tetapi ia merasa tidak menemukan jawabannya. Sebenarnya Ito sendiri tidak tahu bagaimana perasaannya pada Nada, tapi yang jelas ia sayang.
"Jadi cowok itu yang tegas To, kalau lo sukanya sama Nada gak usah ngasih harapan ke cewek lain, kena tulah baru tahu rasa lo!" sarkas Cemeng.
Ito geleng-geleng kepala, sambil tersenyum. "Gaya lo Meng, emang lo sendiri udah tegas, tau udah punya Siska, masih juga lo jelalatan sana sini," balas Ito membuat Cemeng bungkam.
Tak berselang lama mereka telah sampai di depan kelas X IPA 1. Ito segera melangkahkan kakinya masuk dan diikuti oleh Cemeng.
Nada yang sedang berbincang terpaksa mengalihkan pandangannya menyadari Ito masuk ke dalam kelas.
"Ayo pulang, gue gak bisa lama-lama mau futsal soalnya," sergah Ito saat mendekati meja Nada.
"Lo mau futsal To, yaudah gue pulang sendiri aja, gue bisa pesen ojol kok."
"Udah gue anter aja, masih keburu kok ini."
Mereka terus bersiteru. Nada keukeuh ingin pulang sendiri dan Ito memaksa ingin mengantarkannya.
Cemeng, Echa maupun Aurel jadi pusing dibuatnya. Mereka berdua bertingkah seperti anak kecil, dan baru kali ini Cemeng melihat sisi lain dari Ito. Maklum biasanya Ito bersikap dewasa tapi tiba-tiba kali ini ia berubah menjadi kekanak-kanakan saat bersama Nada.
"Lo berdua ribet banget dah kaya bocah TK, udah kalian bertiga mending ikut nonton futsal aja, jadi Nada pulangnya bisa bareng Ito, beres kan?" Cemeng berteriak membuat semua mata menatap ke arahnya.
***NEXT***
Geser ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lagu untuk Nada [COMPLETED]
Teen Fiction[Hanya sebatas cerita remaja.] SELESAI (25-07-18) Beautiful cover from @J_eliza_L Ito hanya Ito dan Nada hanya Nada, cerita ini bukan untuk diinspirasi dan dicopas. "Jangan bermain api jika tidak ingin tersulut panasnya To, jangan katakan cinta kala...