32. Kecewa

1.5K 88 1
                                    

Semua murid terlihat senang ketika berada di kantin. Banyak dari mereka yang bercanda, mengobrol, bahkan menggelar konser dadakan. Tapi berbeda dengan Ito. Sedari tadi ia hanya mengaduk-aduk baksonya, tanpa ada keinginan untuk memakannya. Pikirannya kalut. Dari tadi ia hanya memikirkan Nada yang sedang terbaring sakit.

"Kenapa To? lo lagi cacingan makanya gak doyan makan?" Ito menoleh ke samping menyadari Cemeng duduk di sampingnya.

"Bacot lo!" sinisnya kasar.

"Eh buset, sensi amat lo kaya pantat bayi baru lahir," celoteh Cemeng sambil mengernyitkan matanya. "Btw, dede gemes lo yang cantik itu mana? kok gak keliatan, biasanya juga sama lo," ujar Cemeng.

Ito membuang napas kasar. "Dia gak masuk, lagi sakit," jawabnya datar.

Cemeng tertawa mendengar jawaban Ito. "Gue tau sekarang, lo jadi sensi kaya gini gara-gara kangen sama tuh cewek kan?" celetuknya sambil menyenggol bahu Ito.

Ito bungkam, ia tidak menjawab.

"Lo tuh kaya abg baru puber tau To, kalau kangen mah gampang tinggal sms, telepon atau video call, gampang gitu aja lo bikin ribet!" timpal Cemeng.

Ito terdiam. Ia sendiri sebenarnya bingung, kenapa moodnya begitu buruk dan pikirannya selalu tertuju pada Nada. Mungkin saja yang dibilang Cemeng itu benar, jika ia sedang rindu pada gadis itu. Lalu Ito memutuskan untuk membuka ponselnya dan mulai mengetikkan pesan whatsapp untuk Nada.

Nenek Nada

Nek, nenek udah sembuh?
Nanti Ito mau jenguk nenek, nenek mau dibawain apa?

Gue bukan nenek lo, dan kalau pun nanti gue udah jadi nenek gue gak mau punya cucu kaya lo!
Seriusan mau ke sini?
Bawain rujak ya!

Kenapa gak mau?
Pengennya punya cucu bareng gue ya, bukan punya cucu kaya gue!
Nenek lagi ngidam? kok pengen dibawain rujak.

Berisik lo!
Kalau nggak mau bawain yaudah, gue bisa beli sendiri.

Oke nanti gue bawain, jangan marah dong nek, nanti nenek tambah keriput lo!

Tak ada balasan dari Nada. Tapi cukup bagi Ito untuk menyembuhkan moodnya yang sedang buruk. Bahkan Ito tersenyum samar membaca balasan pesan dari Nada. Ia senang membayangkan wajah gadis itu ketika sedang marah. Dan hal tersebut malah membuatnya semakin tidak sabar menantikan bel pulang sekolah berbunyi.

***

Ito tersenyum senang ketika bel pulang sekolah berbunyi dan Bu Ningsih menutup pelajaran. Entah kenapa ia sangat tidak sabar bertemu dengan Nada karena semenjak siang kemarin ia tidak bertemu dengannya. Segera ia melangkahkan kakinya keluar dari kelas dan bergegas menuju parkiran.

Ito sudah berada di atas motornya. Lalu tanpa menunggu lagi ia langsung melajukan motornya untuk keluar dari area sekolah.

Saat ia sudah mendekati gerbang, tiba-tiba saja mobil di depannya berhenti mendadak. Ia mengumpat tertahan, untung saja mobil itu tak ia tabrak.

Ito melepas helmnya, lalu turun dari motor. Ia berjalan mendekati si pengemudi mobil, lalu mengetuk jendelanya. Ia menunggu sambil berkacak pinggang, dan tak butuh waktu lama si pengemudi mobil membuka kaca mobilnya.

"Sybil!" gumam Ito sambil menyipitkan matanya.

Sybil menatap Ito dengan tatapan meriyip. "Ito, sori ya, gue ngerem mendadak soalnya kepala gue pusing banget," adunya sambil memegang kepala.

Lagu untuk Nada [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang