Membayangkan malam minggu nanti ia akan melihat konser band favoritenya membuat Nada tidak dapat berhenti tersenyum.
Walaupun pernyataan cinta Kevin tadi masih berkeliaran di kepalanya, tapi ia tidak ingin memikirkan terlalu dalam, toh Kevin juga telah menerima keputusannya. Hati Nada saat ini hanya untuk Ito, tidak dapat diganggu gugat, dan tidak tahu akan bertahan sampai kapan.
Suara bel pulang sekolah, berhasil membuyarkan lamunan Nada. Gadis itu mengerjap beberapa saat, lalu memasukkan alat tulisnya ke dalam tas.
Bu Tiara keluar, dan Nada dengan senang beranjak dari bangkunya ingin segera pulang. Namun, saat ia sampai di ujung pintu hampir saja ia lupa membawa tiket konser yang ia simpan di laci meja.
Nada kembali lagi dengan langkah cepat. Tanpa memperhatikan Aurel yang masih duduk di bangku menatapnya sinis, Nada mengambil tiketnya dan menyelipkan di saku rok. Nada berlari kecil keluar, hingga tanpa ia sadar, tiket tersebut jatuh tepat di samping pintu.
Masih pada tempatnya, Echa melihat Nada menjatuhkan sebuah kertas. Dengan diam-diam Echa berjalan ke depan lalu mengambil kertas tersebut, membacanya perlahan.
"Cha, yuk cabut!" seru Aurel tiba-tiba seraya merangkulkan tangannya pada bahu Echa.
Refleks Echa menoleh dan memasukkan kertas itu pada saku roknya.
"Yuk," balasnya tersenyum kikuk kemudian mereka berdua berlalu pergi menuju parkiran.
***
Sepulang sekolah kebahagiaan Nada menjadi bertambah mengetahui jika nanti malam orangtuanya ada acara di Bogor. Dengan begitu Nada tidak perlu lagi pusing-pusing mencari alasan untuk keluar rumah pada ayahnya yang akan selalu melarang.
Nada tersenyum lega, mencari tiketnya yang ia selipkan pada saku rok sambil bergeming. Nada terus merogohnya, karena tak kunjung ia temukan kertas itu.
Mata Nada membulat, sudah sangat jelas jika tiketnya tidak ada di dalam sakunya. Gelagapan Nada mencari tasnya, dan mengeluarkan semua barang berharap jika tiketnya ada di sana. Seketika harapannya pupus, tiket itu hilang entah kemana.
Nada berjalan mondar-mandir sambil menggigiti kuku jari tangannya. Jika ia bicara pada Kevin perihal tiket yang telah ia hilangkan, Kevin pasti akan marah, apalagi cintanya tadi juga sudah ia tolak.
Nada duduk di pinggir ranjang sambil berdecak. Baru saja ia membayangkan malam minggunya akan berjalan dengan indah, tetapi semuanya harus hancur akibat kebodohannya.
Tidak ada pilihan lain, Nada mencomot ponselnya yang ada di saku baju lalu mencari kontak nomer Kevin dan melakukan panggilan.
"Halo Nad," terdengar suara Kevin yang entah ada dimana ia sekarang.
Nada tergugup, ia merasa tak enak hati, tapi ia tetap harus berkata jujur.
"Vin, sori ya, kayanya nanti gue gak bisa nonton konser deh," ujar Nada ragu.
"Lah, kenapa Nad?" tanya Kevin dengan suara meninggi.
Nada menggigit kuku jarinya. "Sebenernya tiket konser yang tadi lo kasih udah gue ilangin Vin, sori ya!" ujarnya menyesal.
"Ya elah Nad, masalah itu mah gampang, yang penting nanti kita harus jadi nonton, gue jemput jam 8 malem di rumah lo oke?"
Nada terperanjat. Ia tak percaya jika nanti malam ia masih tetap bisa menonton konser itu.
"Oke Vin," jawabnya antusias setelah itu Nada mengakhiri panggilannya. Nada bersorak sorai, ia sudah tak sabar menantikan malam nanti.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Lagu untuk Nada [COMPLETED]
Teen Fiction[Hanya sebatas cerita remaja.] SELESAI (25-07-18) Beautiful cover from @J_eliza_L Ito hanya Ito dan Nada hanya Nada, cerita ini bukan untuk diinspirasi dan dicopas. "Jangan bermain api jika tidak ingin tersulut panasnya To, jangan katakan cinta kala...