"Mainan di friendzone itu berisiko besar. Karena saat itu juga lo bisa kehilangan orang yang lo cinta, tanpa sempat memiliki sebelumnya."
***
Matahari telah menampakkan sinarnya. Burung-burung berkicau merdu, dan sebentar lagi waktu menunjukkan pukul 6 lebih 15 menit.
Nada menuruni tangga sambil memperbaiki dasi yang melingkar di lehernya.
Sedang ibunya mengoleskan selai strawbery pada roti tawar, untuk Nada bersarapan.Pagi ini Nada sarapan hanya bersama ibunya. Karena ayahnya dan Ney sudah bersarapan sejak tadi dan mereka sekarang juga sudah berangkat.
Gadis itu makan dengan tergesa-gesa. Lantaran ia sambil mengerjakan PR-nya yang kemarin belum ia kerjakan. Entahlah, sejak Ito sudah jarang datang ke rumahnya, ia juga jadi jarang memegang buku pelajaran atau bisa dibilang kebiasaannya dulu kembali lagi.
Nada sudah selesai menghabiskan rotinya. Lalu dengan pandangan masih meniti ke buku, ia meneguk habis susunya dalam gelas.
Nada berdecak. Sudah 15 menit ia mengerjakan PR, tapi tak kunjung juga selesai.
Gadis itu mencoba berpikir cepat. Namun, apa daya ia kan bukan orang yang ber-IQ tinggi, jadi mau mencoba sekuat apapun usahanya pasti gagal.Ito sudah berada di depan rumah Nada. Ia membunyikan klaksonnya, karena gadis itu tak kunjung muncul.
Dengan terpaksa Nada membereskan bukunya dan memasukkan kedalam tas. Padahal PR-nya kan belum selesai. Nada mencium punggung tangan Nita dan berpamitan untuk pergi ke sekolah. Dan dengan langkah gontai ia berjalan ke depan, menghampiri Ito.
Nada segera memakai helm, lalu menduduki jok belakang motor Ito.
"Itu muka kenapa? kok kusut banget?" tanya Ito sebelum melajukan motornya.
Gadis itu masih menekuk wajahnya. Ia tidak tahu kenapa moodnya terasa sangat buruk hari ini.
"Setrikaan gue lagi rusak, puas lo?" Nada menimpal. Ito terkekeh pelan. Mungkin gadis itu sedang PMS lagi pikirnya.
***
Ito dan Nada sudah sampai di parkiran sekolah. Mereka datang tepat 7 menit sebelum upacara bendera diadakan.
Nada sudah turun dari motor, sedangkan Ito masih di atas motornya sambil melepas helm.
"Nih," Nada merogoh saku bajunya dan menyodorkan Ito selembar uang 50 ribuan.
Ito melirik Nada dan uang itu bergantian. Gadis itu masih cemberut, dan itu malah membuatnya merasa risau.
"Udah gak usah," ucap Ito kemudian sambil menuruni motornya.
Nada melangkahkan kaki mundur satu langkah sambil mencebik.
"Terima aja sih To, ini kan emang udah kesepakatan kita kemarin," Nada bersikukuh sedangkan Ito tetap enggan menerima.
"Lo simpen aja Nad, kesepakatan kemarin itu cuma buat seru-seruan, gak usah lo seriusin lah!" elak Ito.
Nada tidak gentar. Dengan cepat ia menarik tangan Ito dan menyimpan uangnya di genggaman laki-laki itu.
"Gue duluan ya To!"
Setelahnya Nada berlari sambil melambaikan tangan.
Ito tersenyum samar. Gadis itu selalu mempunyai cara agar dirinya kagum. Nada memang bukan seseorang yang suka ingkar janji. Karena gadis itu sangat menjunjung tinggi harga dirinya.***
Nada tepat sampai di kelas, sebelum Echa dan Aurel bergegas menuju ke lapangan untuk menghadiri upacara bendera. Karena mereka berdua teman yang baik, maka mereka rela menunggu Nada mengambil topinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lagu untuk Nada [COMPLETED]
Teen Fiction[Hanya sebatas cerita remaja.] SELESAI (25-07-18) Beautiful cover from @J_eliza_L Ito hanya Ito dan Nada hanya Nada, cerita ini bukan untuk diinspirasi dan dicopas. "Jangan bermain api jika tidak ingin tersulut panasnya To, jangan katakan cinta kala...