fyi : gara-gara cerita dalam part ini kepanjangan, jadi aku buat 2 bagian.
Hati-hati dalam membaca, Ito menebar cinta.
Walau kau menghapus, menghempas diriku, mengganti cintaku.
Semua tak mampu hilangkan cinta yang tlah kau beri.
Walau kau berubah aku kan bertahan di sepanjang waktuku.
Biarkan aku mencintaimu dengan caraku.Dengan Caraku - Bianca Jodie & Arsy widianto.
***
Hari yang ditunggu-tunggu Nada pun tiba. Jujur, ia tidak bisa membayangkan jika dirinya akan tampil di depan orang banyak. Nada menghela napas berulang kali sambil menunggu mobil sekolah menjemputnya.
Tempat diadakannya lomba lumayan jauh, dan pukul 7 nanti para peserta sudah harus tiba, maka dari itu ia harus berangkat lebih pagi dari biasanya.
Nada menunggu di depan rumah ditemani ibunya. Dan tak lama kemudian mobil sekolah memasuki halaman rumahnya.
"Kamu yang semangat ya sayang, ibu doakan semoga kamu nanti bisa menang." Nita sambil mencium puncak rambut Nada.
"Iya, amin, aku berangkat dulu bu," Nada mencium tangan ibunya lalu beranjak pergi ke arah mobil.
Di dalam mobil sudah ada Bu Dinda yang akan mendampinginya waktu lomba. Namun tetap saja hatinya tidak dapat dibohongi jika ia benar-benar merasa risau.
***
Suasana di sekolah Merah Putih terlihat lebih ramai daripada biasanya. Mungkin karena di halaman sedang dipenuhi oleh murid-murid yang akan pergi ke Gedung Saba Buana untuk menjadi supporter Nada saat lomba.
Anggota OSIS berlalu lalang, mempersiapkan spanduk-spanduk yang akan digunakan untuk mendukung Nada. Bersamaan itu, Agis mengabsen para supporter agar segera masuk ke dalam bus mini. Satu per satu para supporter masuk ke dalam bus. Dan setelah semuanya dirasa lengkap, Agis memberi perintah untuk segera berangkat.
Namun, selang beberapa detik sebelum bus berangkat, Ito berlari mendekat ke arah Agis.
"Gis, gue ikut dispen ya!" pintanya dengan napas tersenggal.
"Maksud lo?" Agis yang tidak paham akan perkataan Ito balik bertanya.
"Maksud gue, gue ikut jadi supporter!" jelasnya.
"Kenapa baru bilang sekarang To? nggak bisa, kuotanya udah penuh, cuma 20 orang," ujar Agis.
Ito memasang wajah memelas. "Kali ini aja Gis, lo kan udah jadi Ketua OSIS, masa gak bisa nyelipin gue jadi supporter?" pintanya memelas hingga akhirnya Agis membolehkan Ito ikut.
"Tapi busnya udah penuh To, lo gak bisa ikut naik," ujar Agis sambil menjelajah suasana dalam bus.
"Udah gampang, gue bisa naik motor." Ito menyunggingkan senyumnya.
"Thanks ya Gis!" ucapnya.
"Ok Bro," balas Agis.
Setelahnya Ito beranjak pergi, dan Agis bersama busnya juga mulai meninggalkan halaman sekolah.
Ito berlari menuju parkiran. Raut wajah bahagianya tidak dapat ia sembunyikan karena sejak tadi ia berlari sambil tersenyum. Entah kenapa, ia merasa sangat senang dapat menyemangati Nada.
Untung saja tadi Agis membolehkannya ikut, jika tidak mungkin Ito akan merasa sangat menyesal karena lupa tidak ikut mendaftar sebagai supporter.
Ito menaiki motornya, lalu menyalakan gasnya. Belum sempat ia dan motornya beranjak dari sana, Ito merasakan keganjalan pada motornya. Dan benar saja, ketika ia melihat ke arah bawah, ban motornya ternyata kempes. Ito turun dari motor, sambil mendengus kasar. Ini sudah jam 8, sebentar lagi Nada pasti akan tampil.
Ito tidak kehabisan akal. Ia segera berlari ke arah kelas dengan kecepatan tinggi. Kebetulan pelajaran pada jam ini adalah pelajarannya Bu Dinda. Maka dari itu di dalam kelas pasti tidak ada guru, karena Bu Dinda tidak mengajar.
"Meng pinjem motor!" seru Ito pada Cemeng.
Cemeng menatap Ito sebentar sebelum mengambil kuncinya dalam tas.
"Jangan lupa pulangin dalam keadaan bensin full!" Cemeng melempar kunci motornya pada Ito. Ito langsung menangkapnya.
Sebelum Ito pergi, ia juga memberikan kunci motornya pada Cemeng.
"Asik gue boleh dong pake motor lo buat ajak Siska jalan," Cemeng tertawa puas.
"Kasian dia, selama pacaran sama gue selalu naik motor bebek, jadi boleh lah sekali-kali gue bonceng dia pake ninja," celotehnya.
Ito tersenyum samar. "Boleh, tapi bawa ke bengkel dulu, soalnya ban gue bocor!" setelahnya ia langsung melesat pergi.
Cemeng melotot. "Gila gue punya temen baik bener," seringainya. "Woi cicak, mana kuat gue nuntun motor lo sampe bengkel?" teriaknya sambil mendengus.
***
Lomba telah dimulai sejak satu jam yang lalu. Dan kini giliran Nada yang dipanggil untuk menunjukkan bakatnya bernyanyi seriosa.
Nada melangkahkan kakinya gontai menuju ke panggung. Tiba-tiba degup jantungnya berpacu dengan cepat saat ia melihat ratusan orang di depannya.
Nada menilik ke arah penonton, ia mencari dimana supporter dari sekolahnya berada. Senyum Nada sedikit mengembang ketika ia melihat Echa dan Aurel bersorak sorai menyebut namanya. Namun entah kenapa ia merasa ada yang kurang, karena orang yang sebenarnya ia cari tidak ada di barisan penonton.
Pemandu acara segera mempersilahkan Nada untuk bernyanyi. Dan seketika saat lampu menyorot hanya pada dirinya. Ia merasakan keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya. Ia menunduk sebentar, merasakan kegugupan yang membuat badannya bergetar. Nada benar-benar takut suaranya akan goyang dan membuat nama sekolah menjadi malu.
Nada menarik napasnya dalam-dalam, dan bersamaan itu ia melihat orang yang tadi dicarinya sudah ada tepat di depannya pada barisan penonton. Siapa lagi orang itu jika bukan Ito.
Ito mengisyaratkan Nada untuk tersenyum. Seketika saja pikiran Nada langsung mengingat perkataan Ito waktu itu.
"Ayo Nada, lo cuma butuh senyum, nyanyi, dan selesai," Nada berusaha meyakinkan dirinya.
***NEXT***
geser ke atas!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lagu untuk Nada [COMPLETED]
Teen Fiction[Hanya sebatas cerita remaja.] SELESAI (25-07-18) Beautiful cover from @J_eliza_L Ito hanya Ito dan Nada hanya Nada, cerita ini bukan untuk diinspirasi dan dicopas. "Jangan bermain api jika tidak ingin tersulut panasnya To, jangan katakan cinta kala...