Hari ini hari senin. Dan Nada sudah cukup siap untuk merasakan panasnya sinar matahari yang menusuk kulit, kala mengikuti upacara.
Nada berdiri menunggu Ito di halaman rumahnya. Mulai hari ini ia akan bersekolah bersama Ito, lantaran ayahnya kini harus berangkat kerja lebih pagi.
Sebelumnya Nada enggan, tapi setelah ia pikir lagi mungkin tidak ada salahnya, karena bersekolah bersama Ito bisa mengirit uang saku.
Nada berdiri dengan tangan dilipat di depan dada. Ia mendengus sebal hingga tak lama kemudian sebuah mobil honda jazz hitam memasuki halaman rumahnya.
Ito membuka kaca mobilnya. "Buruan masuk!" perintahnya.
"Kenapa bawa mobil?" tanya Nada.
"Gak usah banyak tanya, masuk atau gue tinggal?"
Akhirnya Nada membuka pintu depan mobil. Dan Ito melajukan kemudinya.
Di dalam mobil, Nada hanya diam. Ia memandang jalanan yang sangat ramai akan orang-orang berkendara. Sampai tak sengaja ia melihat ke arah kaca dan melihat ada sebuah lukisan yang ditutupi kain berwarna putih.
"Itu yang di belakang apa To?" tanya Nada pada Ito yang sedang serius mengemudikan setirnya.
Ito melirik Nada sebentar.
"Itu tugas gue yang dulu lo rusakin, Bu Lastri ngasih perpanjangan waktu ngumpulin sampai hari ini."Nada tersenyum kecut. "Dulu aja lo marah ke gue sampai segitunya."
Lalu ia melirik Ito sambil menyudutkan bibir atasnya. "Murid teladan kaya lo mana mungkin sih, nggak ngumpulin tugas sekali langsung kena hukum, lo kan kesayangannya guru-guru di sekolah," tungkasnya.
Ito menatap Nada, sebelum menatap jalan.
"Gue kan udah minta maaf Nad, lagian perasaan gue cuma marah biasa deh ke elo."Nada memutar bola matanya malas. "Lo tuh nyadar gak sih To? gara-gara lo nurunin gue sembarangan di kursi, pantat gue jadi nyeri semaleman."
Ito tersenyum, lalu memandang genit Nada.
"Terus lo maunya gimana? lo mau gue tanggung jawab? tadi apanya yang sakit?"Nada melirik pedas ke arah Ito. Ia tahu Ito pasti telah berpikir mesum tentangnya.
"Sumpah, gue bener-bener nyesel udah cerita sama lo!" setelahnya Nada membuang muka.
Ito tersenyum memandang wajah Nada yang terlihat kesal. Ia suka melihat Nada cemberut. Menurutnya itu lucu, bahkan mata bulatnya terlihat lebih menggemaskan.
Mobil Ito telah berhenti di kawasan parkiran sekolah. Nada yang masih cemberut keluar dari mobil dan berdiri di pinggir.
"Kenapa masih di sini?" tanya Ito sesaat setelah turun dari mobil.
"Gue mau lihat lukisan lo," balas Nada.
"Gak usah, udah sana ke kelas!" seru Ito.
"Gak mau, gue mau lihat, emang lo nglukis apaan sih?" Nada bersikeras.
Ito membuang napas kasar. "Gue nglukis nenek-nenek, udah sana!" seru Ito lagi.
"Ya udah sih gue kan cuma pengen lihat To," pinta Nada.
"Jangan, udah gak usah." Ito tetap tidak mau memperlihatkan lukisannya dan itu membuat Nada semakin penasaran.
"Gue curiga deh, jangan-jangan lo nglukis muka gue ya?" selidik Nada.
"Lo nglukis muka gue karena lo ngefans sama gue kan?" Nada menyipitkan matanya. "Jangan ngefans sama gue To, gue gak suka punya fans kaya lo!" titah Nada seraya menatap Ito.Ito membalas tatapan Nada. "Kenapa gak suka? gue tahu karena lo sukanya gue jadi pacar lo kan bukannya fans." celetuk Ito. "Gue kan udah bilang, gue nglukis nenek-nenek, terus kenapa lo jadi ke-pedean?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lagu untuk Nada [COMPLETED]
Teen Fiction[Hanya sebatas cerita remaja.] SELESAI (25-07-18) Beautiful cover from @J_eliza_L Ito hanya Ito dan Nada hanya Nada, cerita ini bukan untuk diinspirasi dan dicopas. "Jangan bermain api jika tidak ingin tersulut panasnya To, jangan katakan cinta kala...