1 part tapi aku buat 2 bagian. Soalnya kalau update mesti kepanjangan mulu jadi pusyeng akuh.
"Pernah sakit. Tapi tak pernah sesakit ini. Karena pernah cinta, tapi tak pernah sedalam ini. Aku ingin semua cintamu hanya untukku. Memang ku tak rela, kau bagi untuk hati yang lain."
Azmi - Pernah
***
"JADI LO KEMARIN GAGAL NEMBAK NADA, TO?" teriak Cemeng sekeras-kerasnya.
Ito yang sedang mengerjakan tugas matematika sontak melirik Cemeng dengan pedas.
"Bacot lo Meng!" titah Ito kasar karena Cemeng bicara terlalu keras hingga teman-teman melirik ke arahnya. Namun, untung saja Pak Gunawan yang sedang duduk di kursi guru tidak mendengar, coba sampai itu terjadi bisa tamat riwayatnya.
Cemeng menyengir. "Sori-sori," ucapnya lirih.
Tadi Ito memang menceritakan tentang semua kejadian kemarin pada Cemeng. Tepatnya kejadian saat dia gagal menembak Nada di pasar malam. Sebenarnya ini juga masih jam pelajaran, tapi mulutnya sudah merasa gatal untuk bercerita.
"Lo gagal cuman karena Nada nganggep lo sahabat doang?" Cemeng menganga, sedangkan Ito masih berkutat dengan soalnya.
"Bodoh!" ujar Cemeng dengan penekanan, membuat Ito langsung menoleh.
"Ito, kenyataannya sekarang hubungan lo sama Nada kan emang cuma sebatas sahabat, gak salah lah dia ngomong gitu!" Ito mengerutkan dahi, lalu Cemeng melanjutkan.
"Harusnya waktu dia bilang lo sahabat terbaiknya, saat itu juga lo ngomong 'Nada sebenernya gue udah nganggep lo lebih dari sahabat, lo mau kan jadi pacar gue' gitu bego!" emosi Cemeng meluap, dan Ito malah bisa-bisanya mengerjakan soalnya lagi.
"Kaya yang udah gue bilang To, friendzonan itu bahaya, karna semisal nih ya Nada tiba-tiba pacaran sama cowok lain, lo kudu terima karna posisi lo kan cuman temen dia doang," Cemeng berujar lagi dan Ito terhenyak.
"Iya bacot, nanti gue bakal usaha lagi, tapi lo juga gak perlu nakuti-nakutin gue," titah Ito keras.
Cemeng memutar bola matanya malas. Di sini posisi Cemeng sebagai teman yang baik hanya ingin menasihati Ito saja, tapi sohibnya itu malah mengumpati dirinya terus-terusan. Sudahlah, mungkin ini efek jomblo dari lahir, dan parahnya saat ingin pertama kali menembak malah gagal, ya jadilah Ito frustasi.
***
Hari ini Cemeng menghabiskan waktu istirahat bersama teman-temannya kelas 12.
Berhubung sebentar lagi UNAS, mereka jadi jarang berkumpul apalagi untuk tawuran. Ya, anggap saja mereka sedang insyaf karena ingin dilancarkan dalam mengerjakan soal ujian.Mereka sekarang berada di gang kecil, penghubung antara kantin dengan perpus. Biasanya orang-orang yang selesai dari kantin, dan ingin mampir sebentar ke perpus, mereka akan melewati gang ini. Maka dari itu mereka di sini untuk memberikan tarif atau biasa disebut dengan pemalakan.
Namanya juga biang masalah, kalau tidak bisa mencari masalah di sekolah lain, ya mereka mencari masalah di sekolahannya sendiri.
Nada, Echa dan Aurel baru selesai makan di kantin. Dan tiba-tiba Nada ingat jika ia harus meminjam buku biologi di perpus. Berhubung di antara mereka bertiga, hanya dirinya yang belum mengerjakan tugas biologi, maka hanya dirinya juga yang harus meminjam buku.
"Cha, Rel kalian balik duluan aja, gue mau ke perpus bentar!" seru Nada sambil beranjak dari kursinya.
"Kita temenin Nad!" ujar Aurel sebelum gadis itu pergi.
"Gak usah Rel, gue sendiri aja, lagian gue mau lewat gang situ aja biar cepet!" ujarnya sambil menunjuk gang sempit dekat kantin Mbok Miyem.
Echa dan Aurel mengangguk kecil, lalu Nada segera berlari.
Saat Nada sampai di ujung gang, ia terperangah melihat segerombolan siswa laki-laki menutupi jalan gang itu. Ia ingin kembali, tapi matanya tiba-tiba menemukan sosok Cemeng di antara mereka.
Nada jadi berpikir mungkin itu teman-teman sekelasnya, dan mungkin juga Ito ada di antara mereka.
Sementara Cemeng yang melihat kehadiran Nada, memberinya kode untuk pergi dari sini. Tapi sialnya gadis itu malah semakin mendekat ke arahnya.
"Eh ada adik cantik, mau lewat ya!" seru Dika, anak kelas 12 yang berdiri di dekat Nada.
Sepertinya Nada telah salah berprasangka, karena jelas terlihat pada badge orang itu bertuliskan angka romawi 12.
"Si adik ini bukannya yang main drama itu ya, kalau gak salah yang jadi Ratih kan?" tanya Dika.
"Ratna bego, bukan Ratih," dengus Cemeng membenarkan.
"Oh iya ya, Ratih mah nama mbak-mbak jamu di kampung gue," titah Dika membuat teman-temannya refleks menimpuknya.
Dari tadi Nada tidak menjawab, ia takut. Ia berpikir ingin kembali saja. Namun, saat ia membalikkan badan, Dika malah langsung menghadangnya di depan.
"Adik mau ke perpus kan, kok malah balik lagi sih?" tanya Dika menyeringai.
Nada hanya geleng-geleng kepala, menahan rasa takutnya. Dan Cemeng yang melihat kelakuan Dika, telah berfirasat buruk. Kalau Dika sudah berani mendekati wanita, sudah dapat dipastikan dia tidak akan melepaskannya begitu saja.
Segera dengan diam-diam ia mengeluarkan ponsel mengirimkan pesan pada Ito menyuruhnya segera datang.
"Kalau mau lewat, lewat aja manis, biasanya tarifnya 5 ribu, tapi buat adik, cukup kasih nomer hp adik aja!"
Nada benar-benar merasa takut. Ia tidak suka dalam posisi seperti ini.
"Gue gak jadi lewat, gak usah gangguin gue!" teriak Nada sinis.
Dika tersenyum kecut. "Gila, cantik-cantik galak juga ya, tapi gak apa-apa kok, abang tetep suka!" celotehnya.
Cemeng jadi merasa was-was. Ia tidak dapat menolong Nada, dan Ito juga tak kunjung datang.
Berhubung gang tersebut begitu sempit. Dika bersandar di tembok, tapi tetap masih membuat gadis itu tidak dapat bergerak pergi.
Tak berselang lama, Nada merasakan tangan kanannya digenggam oleh seseorang. Dan saat ia menoleh, ia mendapati wajah Kevin.
"Gue mau lewat!" titah Kevin menyorot tajam Dika.
Dika langsung menepi. Semua teman-temannya juga. Mereka memberikan Kevin jalan untuk lewat.
Tentu semua orang tahu Kevin. Tahu jika dia adalah cucu dari pemilik sekolah, jadi mereka tidak berani macam-macam daripada kena masalah nantinya.
Kevin berjalan menuju perpus menggenggam hangat tangan Nada. Gadis itu hanya mengikutinya, sambil menatap punggung Kevin sayu.
Ito yang tadi mendapat pesan dari Cemeng. Kini sudah berada di gang tersebut.
Namun, tak ada penampakan Nada di sana.Cemeng ijin, untuk menemui Ito di ujung gang pada teman-temannya. Ia berjalan gontai, dan Ito menautkan kedua alis menunggunya.
"Dasar lola, kenapa baru dateng, jadi keduluan kan lu, si Nada udah ke perpus sama Kevin," ucap Cemeng membentak dengan lirih.
"Kevin?" Ito bertanya sambil menyorot tajam Cemeng. Dan tanpa menunggu jawaban darinya, ia berlalu menuju ke Perpus.
***NEXT***
geser ke atas!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lagu untuk Nada [COMPLETED]
Teen Fiction[Hanya sebatas cerita remaja.] SELESAI (25-07-18) Beautiful cover from @J_eliza_L Ito hanya Ito dan Nada hanya Nada, cerita ini bukan untuk diinspirasi dan dicopas. "Jangan bermain api jika tidak ingin tersulut panasnya To, jangan katakan cinta kala...