Ito memandang Nada nanar. Gadis itu terus menjerit kesakitan, sedangkan ia tidak tahu harus berbuat apa. Tak ingin berlama-lama akhirnya ia memberanikan diri berdiri tepat di samping ranjang Nada.
"Nad, sebenernya lo sakit apa? please jangan buat gue khawatir," ujarnya lirih dan tak berselang lama Nada menyuarakan suaranya.
"Perut gue sakit To, gue lagi PMS," Nada terisak. Karena ia benar-benar tidak dapat menahan rasa sakitnya yang membuncah.
Sedangkan Ito yang mendengar penjelasan Nada malah mengerutkan dahi. Ia bimbang lantaran yang ia tahu sewaktu mamahnya datang bulan tidak pernah merintih kesakitan sampai seperti ini.
Nada semakin terisak dan Ito semakin bingung pula. Kini yang ada dalam pikiran Ito hanyalah membawa Nada ke rumah sakit. Karena ia benar-benar tidak tahu menahu masalah seperti ini.
"Kalau gitu, sekarang kita ke rumah sakit aja ya," pinta Ito hati-hati.
Nada mendongakkan kepalanya sambil melotot ke arah Ito. Bukannya memberi solusi yang tepat, justru Ito malah ingin memperkeruh keadaan.
"Gue cuma nyeri dateng bulan bego, ngapain juga ke rumah sakit!" teriak Nada sambil menimpuk Ito dengan bantalnya.
Ito memijit pelipisnya pelan. Tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Wanita benar-benar makhluk paling rumit. Tadi tidak mau diajak ke rumah sakit, tapi sekarang terus-terusan menjerit kesakitan.
Ito frustasi. Ia duduk dipinggir ranjang milik Nada.
"Terus kalau nggak mau ke rumah sakit, mau lo sekarang gimana Nad?" tanya Ito tanpa penekanan sedangkan gadis itu terus terisak.
"Lo tuh ribet banget sih To, kalau gue gak mau ke rumah sakit berarti gue maunya obat, gitu aja pake nanya," sentak Nada keras.
Ito mendengus kasar. Rasanya ia benar-benar ingin meledak sekarang. Yang ribet siapa tapi yang dibilang ribet siapa. Jika bukan karena ia sayang terhadap Nada, mungkin sudah ia lempar jauh-jauh gadis itu.
"Ok, gue ke apotek sekarang."
Ito segera melangkahkan kakinya keluar dan turun ke bawah menghampiri motornya. Setelahnya ia langsung bergegas meninggalkan halaman rumah Nada menuju apotek terdekat.
Sial. Apotek yang dekat dengan kawasan rumah Nada malah tutup, alhasil ia harus pergi lagi menuju apotek lain.
Saat sampai Ito langsung melenggangkan kakinya masuk. Dan sialnya lagi ia lupa bertanya kepada Nada perihal obat apa yang harus ia beli. Jika ingin kembali lagi untuk bertanya, Nada pasti akan mengamuk. Dan tentu ia enggan kena omel Nada lagi. Akhirnya Ito memilih untuk bertanya kepada apoteker saja.
"Mbak, obat buat cewek dateng bulan ada kan?" tanyanya.
"Buat pacarnya ya mas?" si apoteker kembali bertanya, membuat Ito memicingkan mata.
"Bukan, buat nenek saya," titahnya kasar. "Udah buruan, keburu nenek saya ngamuk ini," tambahnya lagi.
Si apoteker menatap Ito nyalang. Ganteng-ganteng tapi galak, pikirnya.
"Mau yang tablet atau botol mas?" tanya si apoteker.
Lagi-lagi, Ito harus dihadapkan pertanyaan yang sulit. Bahkan lebih sulit dari ujian matematika yang biasa ia jawab. Jika memilih salah satu, bisa jadi masalah jika tidak sesuai dengan keinginan Nada. Akhirnya Ito memilih membeli kedua-duanya saja.
"Dua-duanya aja," balasnya cepat.
Setelah si apoteker mengambil obat, Ito segera membayar tagihannya. Ia bergerak cepat menuju motor dan berlalu menuju rumah Nada lagi.
Sesampainya di rumah, Ito langsung melesat pergi ke kamar Nada. Gadis itu benar-benar telah membuatnya kehabisan akal. Setelah ia berjuang kesana kemari mencari obat, sesudah sampai bisa-bisanya dia malah tidur terlelap.
Nada tertidur dengan posisi duduk di lantai dan kepala bersandar tempat tidur. Ito ingin membangunkan, tapi ia tak sampai hati karena Nada terlihat sangat kelelahan.
Setelah menaruh obat di atas nakas, Ito mendekat ke arah Nada, dan meraih tubuh mungilnya. Ia memindahkan Nada ke tempat tidur lantaran dia pasti tidak akan nyaman jika tidur di lantai.
Ito menyingkirkan helai rambut Nada yang menutupi wajah. Gadis itu sangat terlihat menyedihkan dengan kedua mata sembab setelah menangis sedari tadi. Tiba-tiba perasaan sedih meneruah ketika ia memandangi Nada. Apalagi mengingat kejadian tadi saat Nada menjerit kesakitan.
Ito duduk di samping ranjang Nada, sambil menatap gadis itu lekat-lekat. Mau terlihat seperti apapun Nada, menurut Ito ia tetaplah sama, tetap cantik dan akan selalu cantik.
Ito tersenyum samar. Lalu mengambil selimut yang terdapat di lantai, dan mengenakannya pada Nada.
"Mimpi indah Nad, jangan nangis lagi, gue gak suka lihat lo kaya tadi."
Selanjutnya Ito pergi, menutup pintu kamar Nada dan bergegas menuju ke bawah.
Ito berpikir setelah ini ia akan langsung pulang ke rumah, tapi sayang, ia tidak tega jika harus meninggalkan Ney dalam keadaan rumah sepi.
Sekarang, Ney sedang menonton tv di ruang keluarga. Ia sudah bosan menatap layar ponselnya, lalu ia memutuskan untuk menonton kartun saja.
Saat Ney mengganti channel televisinya, Ito datang, duduk tepat di sebelahnya.
"Eh bang Ito, udah bang belajarnya?" tanya Ney sedikit meledek.
Ito menyeringai. "Belajar apaan, orang kakak lo malah jadi nyeremin gitu."
Ney tertawa terbahak-bahak. "Mba Nada emang gitu bang kalau lagi PMS, emang suka berubah jadi macan," celetuknya asal.
Ito memutar bola matanya malas. "Dan untungnya gue gak dimangsa sama kakak lo," balasnya.
Ney beralih menatap Ito. Sedangkan Ito juga menatapnya curiga.
"Kenapa lo?" tanya Ito dengan mata menyipit.
"Bang Ito suka sama mba Nada ya?" tanyanya tanpa penekanan.
Ito merasa pertanyaan Ney telah menohoknya. Lalu ia membuang muka, sebelum membalas pertanyaannya.
"Anak kecil gak usah nanya aneh-aneh, mending belajar aja biar pinter."
Ney tersenyum kecut, lalu menatap Ito nyalang. "Jujur aja sih bang, Ney tau kok, kelihatan banget dari muka abang tadi waktu khawatirin mba Nada," celotehnya.
"Gimana lo bisa tahu?"
Ney tertawa puas. "Kan Ney tadi ngintipin bang Ito, di kamarnya mba Nada."
Ney berlari menjauh dari sana. "Sweet banget elah, pakai digendong-gendong segala lagi," ujarnya tertawa.
Ito merutuki dirinya sendiri. Ia tak menyangka, jika anak kecil ini benar-benar berbahaya.
"Jangan bilang lo udah bosen hidup Ney!" serunya sambil berlari mengejar Ney.
***TBC***
KAMU SEDANG MEMBACA
Lagu untuk Nada [COMPLETED]
Teen Fiction[Hanya sebatas cerita remaja.] SELESAI (25-07-18) Beautiful cover from @J_eliza_L Ito hanya Ito dan Nada hanya Nada, cerita ini bukan untuk diinspirasi dan dicopas. "Jangan bermain api jika tidak ingin tersulut panasnya To, jangan katakan cinta kala...