10. Teh Manis

1.9K 137 54
                                    

Suasana kantin seperti biasanya, ramai. Dan pasti banyak siswa yang saling berebut kursi saking padatnya orang di sana. Untung, Nada dan teman-temannya langsung bergegas ke kantin setelah bel, sehingga mereka masih mendapatkan kursi kosong.

"To, gue mojok dulu ya!" ujar Cemeng pada Ito yang baru tiba di pelataran kantin.

"Mentang-mentang punya cewek lo ya," ujar Ito sambil memukul bahu Cemeng. "Kalau gue jomblo, ya cuma bisa gigit jari!" lanjutnya.

"Ah elo To, jomblo gitu cewek lo juga berserakan dimana-mana."

"Dikira tahi ayam apa berserakan dimana-mana." kilah Ito. "Sekali-kali nengah Meng jangan mojok mulu, dikira cicak baru tahu rasa lo!" teriak Ito pada Cemeng yang telah berjalan menjauh.

"Hai, cantik!" Ito mendekat ke sebuah meja yang dipenuhi oleh siswi kelas 10.

Tak ia sangka ternyata Bebi ada diantara mereka. "Kak Ito, sini duduk di samping aku!" pinta Bebi. Ito menurut, ia duduk di tengah-tengah mereka.

"Kak Ito mau makan apa? aku traktir deh."

"Nggak usah, nanti malah jadi ngrepotin," Ito beralibi.

"Nggak kok kak, samain kaya aku aja ya!" Bebi mendesak dan Ito akhirnya mengiyakan.

Kurang dari 5 menit, pesanan mereka datang. "Ini kak, makanannya udah dateng, dimakan ya, nggak usah gak enak gitu!"

Ito membalas dengan senyuman andalannya, membuat semua siswi itu menatapnya berbunga-bunga.

Nada menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tak habis pikir dengan kelakuan laki-laki itu. Bisa-bisanya ia membodohi para gadis dengan modusan receh, hanya agar bisa makan gratis. Dasar Ito, benar-benar tipikal cowok brengsek.

"Ya ampun kak Ito, kenapa nggak duduk di sini aja sih, kan gue pengen dimodusin juga!" ujar Aurel berkhayal.

"Inget Rel, nyebut, lo mau apa diplorotin sama cowok buaya kaya dia?"

"Ya nggak gitu juga kali Nad, kak Ito bukan tipe cowok yang suka mlorotin cewek kok."

"Iya, dia itu cuma cowok yang suka membahagiakan hati wanita, Nad!" Echa ikut menyanggah sambil memandangi Ito dari jauh.

"Lo berdua pada halu ya, kalau nggak mlorotin terus apa? bikin bangkrut?"

"Ah, elo sih Nad, nggak bisa lihat ketampanan nyata dari seorang kak Ito," ujar Aurel.

"Senyumnya, tawanya, huhhh, punya gue itu," khayal Aurel.

"Enak aja, punya gue!" Echa teriak tak terima.

"Udahlah, sebahagia-bahagia lo berdua aja." Nada angkat tangan.

***

Ito menyeruput es tehnya. Namun, wajahnya yang tadi berseri-seri berubah menjadi muram setelah meneguk setengah dari minumannya.

"Es tehnya kok nggak manis!" adunya.

"Eh, masa sih, mbaknya lupa ngasih gula kali, ntar ya kak aku panggilin mbaknya!"

Lagu untuk Nada [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang