Seperti biasa. Sebelum berangkat ke sekolah, Ito mampir dulu ke rumah Nada untuk menjemput gadis itu. Semuanya masih sama dan normal. Tapi tidak dengan jantung Ito, saat melihat gadis itu keluar dari pintu rumahnya.
Semakin lama, Nada semakin mendekat dan jantung Ito semakin berdetak dengan cepat pula.
Ito sedang tidak melakukan lari sprint ataupun lari marathon, namun, keringat mulai merembes deras dari dahinya.
Seketika, Ito langsung memalingkan wajah mengetahui gadis itu telah berada di sampingnya.
"Ito, lo gak lagi sakit kan?" tanya Nada mendelik berhubung sikap Ito tidak seperti biasanya.
"Udah buru naik!" Ito memerintah, dan Nada langsung mengenakan helmnya lalu naik ke motor.
Baru kali ini, Ito merasa benar-benar gugup berada di dekat Nada. Rasanya mulutnya seperti terkunci rapat, dan ritme jantungnya juga semakin tak beratur.
Ito menambah kecepatan laju motornya, berhubung tidak ingin jika Nada sampai melihatnya gugup. Dan seperti biasa, Nada langsung mendumel ketika Ito kebut-kebutan.
Saat motor Ito sedang melaju dengan kencang-kencangnya, tiba-tiba saja lampu yang tadi berwarna hijau berubah menjadi merah. Spontan, Ito langsung menarik rem motornya cepat. Hingga motornya pun tepat berhenti.
Akibat mengrem mendadak, tubuh Nada jadi terlontar ke depan hingga ia memeluk si pengemudi.
Seketika Ito merasakan tubuhnya melemah saat tangan gadis itu melingkar pada perutnya. Walaupun tasnya yang besar sudah menjadi pembatas antara dirinya dan juga Nada, tapi tetap saja ia benar-benar merasa canggung.
"Ito, lo tuh ya sukanya nyari kesempatan dalam kesempitan, coba aja kalau gue gak langsung gerak cepet pasti sekarang gue udah jatoh kepental," dumel Nada panjang lebar tetapi orang di depannya hanya diam mematung.
"Ito!" panggil Nada namun, Ito tidak merespon.
"Ito lo kenapa sih, kok jadi aneh gini," teriak Nada dan baru waktu itu Ito berani membuka suara.
"Gue gak apa-apa," balasnya singkat lalu ia mulai melajukan motornya lagi. Namun, kali ini berbeda, ia sedikit mengurangi kecepatannya.
***
Ito melangkahkan kakinya cepat menuju kelas. Sejak tadi degup jantungnya belum kembali normal, apalagi jika mengingat kejadian tadi saat Nada memeluknya di atas motor.
Ito frustasi, kenapa ia bisa menjadi lemah hanya karena berada di dekat gadis itu.
Ketika sampai, Ito langsung menduduki bangkunya asal dan mengatur napasnya yang tidak teratur.
"Woi lo mau lahiran apa, pake ngatur napas segala?" tanya Cemeng mencibir.
"Bacot aja lo pagi-pagi," titah Ito kasar.
Cemeng tertawa sambil, mengangkat 2 jarinya. "Sans dong bor, gak usah ngegas gitu, gimana katanya mau cerita?"
Ito menghela napas sambil membenarkan posisi duduknya. Lalu ia mulai bercerita tentang semua yang mengganjal pikirannya, dua hari belakangan ini.
Ito menjelaskan, dari saat kemarin Nada berucap 'jangan bercanda dengan kata suka', lalu berlanjut pada mimpinya semalam, dan berakhir pada sikapnya yang tiba-tiba berubah menjadi gugup saat bertemu Nada.
Cemeng menepuk bahu Ito, sambil geleng-geleng kepala.
"Makanya To, jadi cowok itu yang serius, bisanya cuma canda mulu sih lo!"
Ito menatap Cemeng nyalang.
"Lo tuh apa-apaan sih Meng, bacot mulu dari tadi," sinisnya kasar.
Cemeng tersenyum samar. Maklum saja, jika Ito berubah menjadi sangat sensitif. Ya, namanya juga jones lagi pertama jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lagu untuk Nada [COMPLETED]
Teen Fiction[Hanya sebatas cerita remaja.] SELESAI (25-07-18) Beautiful cover from @J_eliza_L Ito hanya Ito dan Nada hanya Nada, cerita ini bukan untuk diinspirasi dan dicopas. "Jangan bermain api jika tidak ingin tersulut panasnya To, jangan katakan cinta kala...