33. Dekat

1.5K 82 0
                                    

Sepanjang perjalanan ke sekolah Nada tidak berhenti mengomel. Wajar saja karena Ito mengendarai motornya ugal-ugalan, dan tadi hampir saja mereka akan menabrak tukang sayur yang sedang menyebrang. Untung Ito langsung mengrem motornya, jika tidak Nada tidak tahu akan jadi apa nasibnya pagi ini.

Nada turun dari motor masih dengan menggerutu. Mungkin nanti ia akan berpikir ulang untuk bersekolah bersama Ito. Karena jika tidak nyawanya lah yang akan jadi taruhan.

"Sumpah lo bego banget To, kalau tadi kita nabrak si tukang sayur emang lo mau tanggung jawab?" dumel Nada seusai melepas helmnya.

"Santai aja kali Nad, gue kan pembalap professional," ujar Ito santai sambil mengangkat kedua alisnya.

Nada geram. Ia mengepalkan kedua tangannya sambil menatap Ito nyalang.

"Pembalap professional itu ngebutnya di sirkuit, kalau ngebutnya di jalan mah pembalap bego!" ucapnya dengan nada tinggi.

Ito tersenyum miring melihat gadis di depannya itu mengomel. Tadi ia memang sengaja kebut-kebutan di jalan untuk memancing kekesalan Nada. Ia senang, rencananya berhasil.

"Morning Ito!" sapa Sybil mendekati Nada dan Ito yang masih berada di parkiran.

Refleks Nada maupun Ito menoleh ke arah sumber suara. Ito tidak menjawab. Hingga akhirnya Sybil mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Lo inget gak To, gue dulu sering bawain lo sandwich?" tanya Sybil berseri-seri.

Namun, lagi-lagi Ito tidak menjawab. Sybil tidak gentar lalu ia tersenyum manis hingga memperlihatkan sederet gigi putihnya.

"Ini buat lo, seperti biasa tanpa keju, tanpa mayones, sausnya banyakin," jelasnya sambil menyodorkan tempat makan berwarna biru.

Ito ambigu. Ia tidak tahu harus menerima sandwich dari Sybil atau tidak. Lalu ia melirik Nada. Namun, gadis itu juga hanya diam, tanpa memberi petunjuk apapun. Hingga akhirnya, Sybil meraih tangan kanan Ito dan memberikan tempat makannya.

"Gue duluan ya To, Nad!" setelahnya Sybil beranjak pergi sambil melambaikan tangannya.

Nada dan Ito mematung sesaat. Lalu Nada segera bergegas pergi diikuti Ito di belakangnya.

"Dulu lo sama Sybil sedeket apa sih To?" tanya Nada akhirnya walaupun sebelumnya ia sempat ragu.

Ito tersenyum samar. Mungkin Nada sedang cemburu hingga ia menanyakan kedekatannya dengan Sybil dulu.

"Sedeket gue sama lo," jawab Ito sambil melingkarkan tangannya pada leher gadis itu.

Nada mengerucutkan bibirnya, lalu menghempaskan tangan Ito asal.

"Berarti kalian berdua deket banget dong," celetuk Nada tanpa sadar.

Ito tersenyum renyah sambil mengusak puncak rambut Nada.

"Cie, jadi kita deket banget nih," bisiknya pada Nada.

Sial. Mungkin otak Nada jadi error gara-gara diajak Ito kebut-kebutan. Gadis itu mengepalkan tangannya sambil mendengus kasar. Lalu ia melirik tajam ke arah Ito, berhenti berjalan.

"Maksud gue itu deket sebagai temen To, bukan yang lain-lain," ucapnya ngotot.

Lagi-lagi Ito tertawa. Selanjutnya ia menatap lekat-lekat mata bulat berwarna hazel milik gadis di depannya itu. Angin berhembus sepoi-sepoi dan waktu seperti berhenti untuk sepersekian detik.

Ito menyelipkan anak rambut Nada yang ikut terbawa angin. Ia tersenyum hangat sambil meniti ke arah pipi Nada yang bersemu merah.

"Yang lain-lain juga gak apa-apa kok Nad," ujarnya penuh arti.

Lagu untuk Nada [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang