Nada telah selesai merapikan rambutnya. Lalu ia keluar dari toilet hendak ke kelasnya. Namun, rencananya berubah ketika ia melihat Ito memasuki toilet pria. Tanpa berpikir panjang Nada langsung membuntuti Ito dari belakang.
Nada perlu berucap syukur karena kebetulan di dalam toilet pria sedang tidak ada orang. Ia mempercepat langkahnya dan langsung mendorong punggung Ito dari belakang.
Ito tersentak kaget, lalu membalikan badannya. Belum sempat Ito bicara, Nada telah memotong bicaranya terlebih dahulu.
"Maksud lo apa To? Lo ngapain deketin Ifah sama Bebi sekaligus?" Nada bicara keras-keras. Suasana di sana cukup tegang. Tetapi Ito malah menanggapinya tidak dengan serius.
"Kenapa? lo cemburu kalau gue deketin keduanya." Ito menyeringai sambil melipat kedua tangannya.
Nada membuang muka, lalu menatap Ito lebih tajam dari sebelumnya.
"Ifah sama Bebi itu sahabatan udah dari lama To, dan lo mau ngrusak persahabatan mereka?" Nada bicara dengan penekanan, lalu ia melanjutkan. "Kalau lo mau ngasih harapan cukup 1 orang To, jangan keduanya."
Ito menatap sendu Nada. "Gue nggak pernah ngasih harapan ke mereka, gue cuma bersikap baik sama semua wanita, terus salah gue gitu kalau mereka ke bawa baper sama kebaikan gue."
Ito bicara enteng sekali. Membuat tangan Nada dengan mudah melayang ke pipinya. Ito hanya diam, dia tidak ingin menepis tamparan Nada, bahkan ia malah memejamkan matanya. Sial, hal tersebut malah membuat tangan Nada kaku, karena rasa iba tiba-tiba muncul.
Alih-alih tidak jadi menampar Ito, Nada malah menjewer kuping Ito keras-keras. Ito mengerang kesakitan. Lalu Nada melepaskan jewerannya.
"Lo tuh mikir gak sih To, lo bersikap kaya gitu sama aja lo ngasih harapan ke mereka, kalau lo gak suka yaudah bersikap sewajarnya aja nggak usah berlebihan." Nada menghela napas kasar.
"Udah gue bilang, gue biasa aja, mereka yang malah berlebihan nanggepin gue." Ito bersikeras tidak ingin disalahkan.
"Oh biasa? jadi gombalin semua cewek yang ada di sekolah itu biasa?"
"Itu cuma bercanda Nad, gue nggak pernah gombalin mereka serius." Ito menjelaskan seolah-olah tidak ingin Nada salah paham terhadapnya.
"Asal lo tahu To, kalau cewek itu diibaratkan boneka barbie, berarti lo bukan cowok sejati, karena cowok sejati nggak mainan barbie."
Deg. Kata-kata Nada berhasil menembus masuk benteng pertahanan Ito. Ito tidak pernah berpikir sejauh itu, karena yang ia lakukan selama ini hanya untuk kebahagiaannya saja. Ia tidak perduli, jika dulu ada yang mengemis minta dijadikan pacar, ada yang menangis karena dirinya dan masih banyak lagi.
'Ceklek' suara pintu toilet terbuka.
"Ito lo ngapain di sini sama cewek? Wah, nggak bener ini, lo ngajakin cewek mojok di toilet, kudu dilaporin ini," ujar orang itu saat melihat Ito dan Nada.
"Dim, ini nggak kaya yang lo pikir!"
Terlambat. Dimas telah mengadukan Ito dan Nada pada Bu Ratna guru BK.
***
"Ito, benar yang dibilang Dimas tadi? kamu sudah berani berduaan dengan cewek ini di toilet?" Bu Ratna menyelidik, Ito setengah malas, dan Nada sangat malas.
"Iya bu, tapi cewek ini yang ngajakin saya duluan, jadi di sini saya malah jadi korban bu," adu Ito, membuat Nada melotot tajam.
"Nggak bu, Ito bohong, mana mungkin saya ngajakin dia ke toilet." Nada membela diri.
Bu Ratna menyergah. "Ito, kamu kan murid teladan di sekolah ini, bisa-bisanya kamu melakukan perbuatan menjijikan seperti ini?"
Ito memutar bola mata malas. "Ibu kadang lucu deh, kalau saya mau berbuat sesuatu yang tidak-tidak ngapain saya ngajakin dia," Ito melirik ke arah Nada. "Coba ibu lihat, badannya aja rata, apanya yang mau saya apa-apain bu?" Reflek Nada menginjak kaki Ito, hingga ia mengerang kesakitan.
"Ito kamu ini benar-benar ya," Bu Ratna menghela napas.
"Kalian berdua saya hukum, hormat menghadap tiang bendera sampai acara penghitungan suara selesai."
***
Kini Ito dan Nada tengah berdiri menghadap tiang bendera. Mereka hormat kepada sang saka merah putih. Dan tentu, kini mereka sedang dijadikan tontonan gratis oleh murid SMA Merah Putih.
Semua meniti ke arah mereka, apalagi papan nama bertuliskan 'kami janji, tidak akan menikah muda' yang Ito dan Nada kenakan, telah menjadi sorotan utama bercandaan mereka.
Komentar mereka beragam. Ada yang bilang 'sosweet', 'serasi', 'Ito tidak cocok dengan Nada', 'Nada tidak cocok dengan Ito' dan lainnya.
"Sumpah ya To, ini semua tuh gara-gara elo, malu banget ini gue!" Nada terus menyalahkan Ito.
"Harusnya lo bersyukur Nad, kapan lagi kan kita romantis kaya gini." Ito menggoda Nada. Sedangkan Nada membuang muka. Lalu Ito melanjutkan.
"Kenapa tulisannya kami janji tidak akan menikah muda ya Nad, masa kita nikahnya nunggu tua dulu." Ito terkekeh kecil."Kita? emangnya gue mau nikah sama lo?" Nada berpikir sejenak "nggak," balasnya telak.
"Nggak bisa nolak kan maksudnya," ujar Ito membenarkan.
"Lo nikah aja sama nenek-nenek To, kan bolehnya nikah tua," celetuk Nada.
"Lo kan calon nenek-nenek juga Nad," balas Ito enteng.
Nada menginjak kaki Ito. "Sekali lagi lo ngomong, gue kasih bogem lu!"
"Nenek Nada calon isterinya kakek Ito."
***TBC***
Good Mowning!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lagu untuk Nada [COMPLETED]
Teen Fiction[Hanya sebatas cerita remaja.] SELESAI (25-07-18) Beautiful cover from @J_eliza_L Ito hanya Ito dan Nada hanya Nada, cerita ini bukan untuk diinspirasi dan dicopas. "Jangan bermain api jika tidak ingin tersulut panasnya To, jangan katakan cinta kala...