25. Film Horor

1.5K 100 0
                                    

"Rasa sayang itu timbul dari mana sih? dari rasa ketidak tegaan apa karena rasa nyaman."

***

Semilir angin berhembus di waktu senja, menemani Ito dan Nada mengarungi jalan menuju rumah. Selepas pulang sekolah, Nada harus latihan bernyanyi lantaran lomba tinggal seminggu lagi.

Nada senang akhirnya Bu Ratna mengizinkannya mengikuti lomba, ini semua berkat nilainya yang semakin membaik dan tentu karena Ito. Sebelum latihan, Nada telah meminta Ito untuk pulang lebih dulu. Namun, Ito menolak, ia beralasan ada latihan basket dengan temannya padahal kenyataannya ia berlatih sendirian.

"Gue bukan anak manja, gue bisa turun sendiri," ucap Nada saat motor Ito sudah berhenti di depan rumah.

Ito masih duduk di depan, dari kaca spion ia mengamati bagaimana cara gadis itu untuk turun. Nada menautkan alisnya, ia bingung mau turun dari kanan atau dari kiri. Ito tersenyum kecut melihat ekspresi wajah Nada. Dan selang beberapa detik, Ito turun dari motornya.

"Gue tau lo bukan anak manja, karena lebih tepatnya lo itu anak balita," cibirnya pada Nada membuat gadis itu cemberut.

"Cepet turun, gue bantuin!" titahnya lagi.

Nada menurut, dengan berpegang tangan Ito, ia berhasil turun dari motor.

"Gak usah bantuin gue jalan, kaki gue cuma lecet bukan lumpuh," sinis Nada.

Ito tersenyum simpul. Nada memang begitu, ia selalu menunjukkan sifat sok kuat karena tidak ingin dipandang lemah oleh orang lain. Nada berjalan tertatih-tatih mendahuluinya, dan Ito memandang Nada dari belakang sambil tersenyum.

"Sekali lagi, gue tahu kaki lo nggak lumpuh, tapi butuh waktu berapa tahun buat jalan sampai ke rumah?"

Nada membalikkan tubuhnya menghadap belakang. Dan ia langsung terperanjat, lantaran Ito meraih tubuhnya dan menggendongnya.

"Ito turunin gue, gila, gue malu dilihat tante Iren!" teriak Nada sambil memukul dada Ito. Ito tidak terpengaruh, ia bersikeras menggendong Nada sampai ke rumah.

"Ya ampun Ito, Nada kenapa?" teriak Iren histeris bersamaan dengan Ito menurunkan Nada di sofa.

"Nada tadi jatoh mah, dari pesawat," balasnya enteng membuat Iren geram.

"Ito serius, jangan bercanda," sentak Iren, melotot.

"Eh bukan mah, tapi Nada tadi jatoh dari atap sekolah." Ucapan Ito dihadiahi timpukan bantal oleh Iren.

"Kamu bercanda terus, mamah sunat lagi ya kamu pakai golok!" geramnya sambil melotot. Sedangkan Ito menampakkan wajah takutnya.

"Tante, Nada gak apa-apa kok, tadi waktu di parkiran Nada jatuh, terus kaki Nada jadi lecet sedikit." Akhirnya Nada sendiri yang memperjelas.

"Ya ampun sayang, kamu harus lebih hati-hati ya, ini pasti gara-gara Ito nggak jagain kamu!" dumel Iren membuat Ito menyeringai.

"Maaf mah, tapi Ito lebih milih jagain kotak amal di masjid dari pada jagain cewek galak kaya dia!"

"Ito!!!" Nada dan Iren berteriak, sementara Ito langsung melesat ke kamarnya.

Lagu untuk Nada [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang