34. Futsal (2)

1.3K 77 0
                                    

Aurel yang mendengar pendapat Cemeng mengacungkan jari telunjuknya ke atas.

"Setuju tuh gue sama kak-" Aurel terdiam. Lalu melirik ke arah badge yang terpampang jelas di baju Cemeng. "Kak Cecep," lanjutnya sambil menyengir.

Cemeng tertawa saat namanya disebut. Entah kenapa ia merasa geli dengan namanya sendiri.

"Buat junior-junior gue tercinta, cukup panggil gue dengan sebutan bang Cemeng," jelasnya bangga.

Kini giliran Nada, Echa dan Aurel yang tertawa lantaran geli dengan nama panggilan Cemeng.

"Bentar lagi mulai nih To, ayo buruan, nanti kena santrap anak-anak lagi," dumel Cemeng sambil merangkul bahu Ito, menggiringnya untuk segera pergi ke lapangan.

Nada, Echa dan Aurel membuntuti mereka dari belakang. Sebenarnya Nada enggan, tapi ia tidak bisa menolak, lantaran Aurel terus memaksanya.

Sampai di persimpangan jalan dekat lapangan, mereka berpapasan dengan anak-anak lain yang baru selesai makan di kantin.

"Widih, ada dede-dede gemes mau nontonin abang-abang main futsal ya!" teriak Tatan membuat Nada, Aurel maupun Echa jadi bergidik ngeri.

Ito yang sudah berada di depan terhenyak mendengar teriakan Tatan. Lalu ia memutar balik arah menuju belakang, menyuruh Nada dan teman-temanya untuk berjalan lebih dulu. Sekarang posisinya Nada, Echa dan Aurel berjalan di depan. Sedangkan Ito dan teman-temannya di belakang mereka.

"Yang itu pacar lo To?" tanya Fauzan sambil menyenggol bahu Ito dan mencodongkan wajahnya ke arah Nada.

Ito menatap Fauzan nyalang. "Bukan," balas Ito sinis.

"Bagus dong, berarti gue ada kesempatan buat deketin dia," ujarnya sambil menyengir.

Ito langsung melirik tajam saat mendengar ucapan Fauzan.

"Jangan berani-berani lo deketin dia," kecam Ito dan dibalas cengiran oleh Fauzan.

Kini mereka telah berada di lapangan. Sebagian ada yang memakai jersey dan ada yang tetap memakai seragam lantaran tidak menyimpan jersey dalam loker.

Berhubung futsal hari ini hanya untuk ajang seru-seruan mereka tidak diperkenankan untuk mengenakan sepatu, sehingga mereka harus bermain futsal tanpa alas kaki.

Mereka dibagi menjadi 2 tim. Tim pertama beranggotakan Ito, Cemeng, Gigih, Hasdo, dan Bhakti. Sedangkan tim kedua beranggotakan Tatan, Fauzan, Alif, Daren, dan Yoshua.

Pertandingan pun dimulai. Aurel bersorak ramai mendukung tim pertama. Sedangkan Echa mendukung tim kedua, lantaran ada Kak Yoshua idolanya dulu dari SMP. Nada menonton dengan setengah malas, berhubung tidak ada yang ia dukung.

Waktu terus berjalan, hingga akhirnya pertandingan selesai. Dan pemenangnya adalah tim pertama. Tetapi bisa dibilang pertandingan futsal kali ini cukup sengit, karena skor terakhir yang dicetak adalah 4-3. Apapun itu mereka tetap bahagia. Lantaran balik lagi jika futsal kali ini hanya untuk ajang bersenang-senang.

Nada mulai bersiap-siap mengenakan kembali tas ranselnya. Berhubung pertandingan telah usai, dan ia ingin segera pulang.

Nada masih sibuk dengan tasnya saat tiba-tiba ia merasa ada seseorang yang duduk di sampingnya. Segera ia membenarkan posisi duduknya dan menengok ke samping.

"Boleh minta minum gak?" pinta Fauzan membuat Nada terperangah.

Nada tidak menjawab. Dan Fauzan tanpa izin langsung mengambil botol minum dari tangan Nada dan meneguknya. Sebenarnya itu adalah air minum milik Aurel. Aurel menyuruh Nada untuk memberikannya pada Ito, tapi sayang semua sudah terlanjur.

Fauzan telah selesai meneguk habis minumannya. Lalu ia menyeka keringatnya sambil menatap Nada. "Kalau minta nomer hp lo boleh gak?" tanyanya lagi.

Sedari tadi Ito ingin menghampiri Nada. Tetapi sialnya ia malah keduluan dengan Fauzan. Ito memberikan waktu sebentar pada Fauzan, dan mulai menguping pembicaraan mereka. Dan ternyata Fauzan benar-benar tidak mendengarkan ucapannya tadi.

Tiba-tiba rasa marah menyelubungi hati Ito, hingga ia tak tahan lagi, dan memutuskan untuk pergi dari sana.

Segera ia mengambil ransel berserta sepatunya asal dan bergegas pergi dengan wajah masam.

"Woi Ito, lo mau kemana?" teriak Cemeng berhubung Ito pergi tanpa pamit.

Nada tidak menggubris Fauzan, segera ia mengedarkan pandangannya mencari Ito, dan ternyata Ito telah jalan lebih dulu meninggalkannya.

"Cha, Rel gue duluan ya!" pamit Nada dan langsung berlari menyusul Ito.

Nada telah bersusah payah mengejar Ito, namun, hasilnya sama saja ia tetap tertinggal dan kehilangan jejak Ito. Nada berlari sambil berpikir di mana keberadaan Ito, hingga akhirnya ia memutuskan menuju parkiran. Dan benar saja, ternyata Ito telah berada di atas motornya.

Nada mengatur napasnya yang memburu. Ia merasa sebal dengan pria yang kini sedang menatap ke arahnya tanpa ada rasa bersalah sama sekali.

"Lo kenapa sih To? kenapa lo tiba-tiba pergi? lo gak seneng sama futsal tadi? tapi kan lo menang, atau lo lagi sakit? apa jangan-jangan lo kebelet boker?" tanya Nada panjang lebar dengan geram.

Ito tetap memasang wajah datar. Lalu ia menyodorkan helm ke arah Nada. "Gak usah bawel, ayo pulang."

Nada menerima helm itu dengan mendengus kasar.
Pikiran dan mood Ito benar-benar tak bisa ia tebak. Lalu ia mulai menaiki motor, selanjutnya Ito mulai melajukan motornya.

"Gue gak suka lihat lo sama Fauzan Nad, itu jawabannya kalau lo tanya gue kenapa."

***TBC***

Kok aku laper yaw -_-

Part ini aku buat 2 bagian. Dan bagian ini adalah bagian ke-2. Bacanya yg atas dulu baru ini biar gak pusing, yaww

Lagu untuk Nada [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang