39. Turnamen Basket

1.4K 82 4
                                    

Selepas ujian semester. Murid SMA Merah Putih disibukkan oleh lomba turnamen basket antar kelas. Ya Hitung-hitung untuk mengisi kekosongan waktu sebelum penerimaan raport. Selain kegiatan lomba, ada yang masih disibukkan oleh ujian susulan, dan ada juga remidian bagi mereka yang mempunyai nilai rendah.

Nada duduk di bangkunya dengan bertopang dagu. Ia resah lantaran memikirkan hasil ujiannya. Walaupun ia akui, ujiannya tidak terasa begitu sulit akibat Ito telah menggemblengnya habis-habisan.

Waktu ujian ia belajar dari jam 7 sampai jam 9 malam. Setelah itu pada pukul 4 pagi, Ito selalu menelponnya menyuruh belajar. Benar-benar, Ito adalah tipe guru yang baik.

Pernah saat itu Nada memode silent ponselnya, karena tidak ingin jika tidurnya selalu diganggu oleh Ito. Alhasil jam beker yang baterainya telah ia lepas malah gantian berbunyi. Nada terhenyak, lalu ia memeriksa ponselnya, dan terdapat sebuah pesan dari Ito yang mengatakan jika dirinya lah yang telah membelikan baterai jam beker itu dan mengaktifkan alarmnya.

Nada jadi tersenyum sendiri mengingat kejadian itu. Dan tak berselang lama, Nada dan Aurel masuk ke dalam kelas, menghentikan lamunannya.

"Eh, Nad, kenapa deh lo senyum-senyum, udah yuk, acaranya mau dimulai nih!" sergah Echa menggebrak meja.

Nada memalingkan wajahnya menatap Echa cengo.

"Udah ayo!" Aurel yang sudah tidak sabar langsung menarik tangan Nada, mengajaknya keluar dari kelas.

Nada, Echa, dan Aurel telah berada di tengah-tengah barisan penonton, yang tengah ramai menantikan turnamen basket dimulai.

Untuk acara pembuka, mereka disuguhkan penampilan dari tim cheerleader SMA Merah Putih yang dipimpin langsung oleh leadernya, siapa lagi jika bukan, Sybil Mauryn Wijaya.

"Dih, Najisun banget deh kudu liyatin tuh ratu alay joget-joget, cabut aja yuk, mata gue udah sepet ini," rengek Aurel mencak-mencak.

Echa menoleh ke arah Aurel, sambil menepuk pelan bahunya.

"Sabar deh Rel, paling cuma bentaran doang," jawabnya dan Aurel tetap cemberut.

Nada memfokuskan pandangannya menatap Sybil. Tak heran jika banyak siswa laki-laki yang menteriakinya karena Sybil memang cantik dan pintar dalam segala bidang.

Ia cukup pintar dalam hal akademik, ia aktif dalam organisasi, suaranya bagus, dan ternyata ia juga berperan penting dalam cheerleader SMA ini.

Menurut pandangan orang memang Sybil terlihat sempurna, hanya saja mereka tidak mengerti apa yang sebenarnya Sybil alami.

Penampilan dari tim cheerleader sudah berakhir. Kini gantian tim basket Kelas XI IPA 1 dan tim basket kelas XI IPS 1 memenuhi lapangan basket. Dari tim kelas XI IPA 1, terdiri atas Ito, Daren dan juga Yoshua.

Pertandingan basket kali ini adalah 3 on 3. Maka hanya ada 3 pemain di lapangan dan terdiri hanya 3 babak dalam waktu singkat.

Masing-masing dari ketua tim merapat ke tengah. Kelas XI IPA 1 memilih angka dan kelas XI IPS 1 memilih garuda. Si wasit langsung melemparkan uang koinnya. Dan gambar garuda lah yang tertera, maka tim dari XI IPS 1 yang memulai permainan.

"Woi Nad, kok lo diem aja sih, semangatin kek itu kak Ito!" Aurel mendumel sambil menyenggol bahu Nada.

Nada tidak menggubris perintahnya. Ia hanya memandang Ito saja, karena tidak berani berteriak-teriak seperti Aurel.

Babak pertama selesai. Mereka diperkenankan untuk istirahat sebentar. Dan Ito langsung mendekat ke kubu kelasnya. Belum sempat ia mengambil minum, Sybil telah mencegatnya memberi air minum mineral.

Lagu untuk Nada [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang