46. First Kiss

1.5K 75 4
                                    

Nada bersyukur, acara kemarin berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan. Sebenarnya ia juga masih tidak percaya jika dirinya bisa menghapal dialognya. Namun, mungkin ini semua adalah berkat energi positif Ito yang ditularkan kepadanya.

"Wih, si ratu drama udah dateng nih!" Echa berteriak, saat Nada memasuki ruang kelas baru satu langkah.

Nada tidak menjawab. Ia tetap berjalan santai menuju bangkunya, lalu mendudukinya asal.

"Nada lo tuh bener-bener ya, lo tahu gak sih kemarin lo udah bikin greget orang satu sekolahan!" Aurel berteriak histeris, saat mengetahui kemunculan Nada di depannya.

Lagi-lagi Nada hanya diam. Lalu Aurel terpaksa bergerak ke depan agar gadis itu bisa melihatnya bicara.

"Nad, ngaku deh lo, lo udah jadian kan sama Kak Ito?" Aurel bertanya dengan Nada tinggi dan Nada langsung menyorotnya dengan mata membelalak.

"Jadian dari mana, gue sama Ito cuma temenan doang," balas Nada tak acuh.

"Tapi Nad, chemistri lo sama kak Ito itu sumpah nyambung banget." Echa turut berpendapat.

"Tau lo, orang yang pacaran bertahun-tahun aja belum tentu punya chemistri kaya lo sama kak Ito!" sahut Aurel.

"Contohnya Rel?" Nada yang jengah akan tuduhan Aurel balik bertanya.

"Contohnya gue sama Bang Dodot," Aurel menyengir sedangkan Echa dan Nada menautkan kedua alisnya.

"Dodot siapa?" tanya Echa enggan.

"Adipati Dolken lah masa kalian gak tahu."

Nada dan Echa langsung memutar bola mata malas akibat mendengar jawaban imajinasi dari mulut Aurel.

"Btw Nad, selamat ya akhirnya lo dapet juga first kiss dari cowok, waktu main TOD itu gue sebenernya tahu kalau lo terpaksa jawab bokap lo karna belum pernah dapet first kiss, tapi cie akhirnya dapet juga!" Aurel menyeringai, membuat saat itu juga Nada tersedak hanya karena menelan air ludah.

"Eh, bener juga tuh, cie dapet first kissnya dari kak Ito," Echa ikut menggoda Nada.

Nada benar-benar kehabisan kata-kata. Sebenarnya drama itu bukan first kiss Nada, tetapi tetap saja ia tidak dapat mengelak. Karena kenyataannya memang benar kan jika Ito adalah first kissnya.

Nada memasang wajah seriusnya. "Kalian apaan sih, sumpah ya kemarin itu gue juga gak tahu kalau Ito mau cium gue, orang di koreo sama naskahnya aja gak ada adegan kaya gitu!" Nada mencak-mencak. Ia tidak suka digoda seperti itu oleh kedua temannya, apalagi sampai pipinya berubah menjadi merah merona seperti ini.

"Yaudah sih Nad, kenapa juga harus pake koreo sama naskah segala, orang kak Ito cium lo pake hati kok ya, bener gak Cha?" Aurel dan Echa bertos-ria. Dan itu semakin membuat Nada malu jadinya.

Mereka bertiga masih serius mengobrol. Sampai akhirnya suara melengking Jaelani, memecah suasana.

"Baru ku sadari, cintaku bertepuk sebelah tangan, kau buat remuk, seluruh hatiku, seluruh hatiku."

Nada, Echa dan Aurel menatap nanar Jaelani. Ia duduk di meja dengan tubuh bersandar tembok sambil memangku gitar kesayangannya.

Jay terus bernyanyi tanpa perduli akan komentar-komentar orang yang mencibirnya. Dan satu hal lagi, saat ini ia terlihat sangat kusut seperti orang sedang patah hati.

"Kasihan si Jay, lagi patah hati dia," celetuk Echa tiba-tiba, membuat mata Nada berkerling.

"Patah hati kenapa?" tanya Nada kemudian.

Lagu untuk Nada [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang