Pagi ini Nada terlihat tidak bersemangat. Ia masih mengantuk, akibat semalam Ito menggemblengnya habis-habisan sampai jam 10 malam.
Ia mendengus sebal lantaran harus mengikuti remidi Geografi pada jam ke-dua nanti. Ditambah lagi pada jam pertama, ia harus berhadapan dengan Pak Deni, guru matematika paling killer se-sekolah.
Nada menguap hingga mengeluarkan air mata di sudut matanya. Di saat seperti ini tidak mungkin ia tidak akan tertidur waktu pelajaran. Tidak ingin mengambil risiko terkena hukum oleh Pak Deni, Nada melesat pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya, sampai bel masuk pun berbunyi.
"Anak-anak kerjakan soal yang ada di papan tulis pada buku tugas kalian, cara mengerjakannya ada di buku paket halaman 51!" Pak Deni memerintah setelah menulis soal di papan tulis. Dan para murid mengiyakan.
"Nada, pinjem bulpen dong!" seru Bromo pada Nada.
"Nad, bulpen gue ilang, pinjemin dong!" Jay ikut-ikut meminjam.
Nada terperangah ketika mendengar suara Jay. Ia membalikkan badannya, dan ternyata Jay duduk di bangku belakang Bromo.
"Jaelani lu ngapain duduk di situ?" selidik Bromo yang juga baru tahu jika Jay duduk di belakangnya.
"Gue sekolah di sini bayar, ya terserah gue lah mau duduk dimana," jawabnya nyolot.
Jujur Nada takut, akan tertimpa masalah jika harus berada di dekat Jay dan Bromo. Namun, ia hanya bisa berdoa dalam hati semoga mereka berdua tidak menyebabkan keributan.
"Sori, gue cuma punya 1 dan ini mau gue pakek," ujar Nada menghadap mereka berdua.
Nada mulai menyalin soal di papan tulis pada buku tugasnya. Ia menyalin dengan serius, hingga suara Bromo memecah suasana.
"Lo nanti malem ada acara nggak Nad? gue mau ngajak lo pergi ke rumah," celoteh Bromo.
"Ke rumah lo? ngapain?" balasnya curiga.
"Mau ngenalin lo ke Pipi Mimi gue," ujar Bromo sambil menyengir.
Jay yang mendengar ikut berkomentar. "Woi gunung, ngaca dong lu, emang lu siapanya Nada?" celetuk Jay dengan penekanan.
"Kenapa sih lo ikut campur mulu, emang lo sendiri siapanya Nada!"
"Gua calon pacarnya Nada, kenape?"
"Baru calon pacarnya aja blagu lu, lah gua udah pacarnya."
"Wah lu nyolot ya, minta dikasih pelajaran ini."
Astaga, yang Nada takut-takut kan akhirnya terjadi.
"Lo berdua bisa diem gak sih, ganggu tau gak," nyolot Nada."Nad, nanti mau ya!" pinta Bromo.
"Jangan mau Nad, mending jalan sama gue aja," ujar Jay.
"Please Nad!" mohon Bromo.
Bromo dan Jay benar-benar telah mengganggu suasana tenang dalam kelas. Hingga Pak Deni mendengar pertikaian mereka.
"Kalian bertiga, lari putari lapangan depan 5 kali!" Teriak Pak Deni.
Sial. Nada kali ini benar-benar sial. Ia mengumpat dalam hati, bisa-bisanya ia terkena hukuman atas kesalahan yang dilakukan oleh Jay dan Bromo. Jika begitu lebih baik tadi ia tertidur saja di dalam kelas.
***
Nada mengambrukkan tubuhnya di atas sofa. Badannya serasa remuk. Kakinya juga seperti ingin patah akibat terlalu pegal.
Semenjak kejadian tadi, ia mendiamkan Bromo dan Jay. Rasanya ia benar-benar marah dengan mereka.Sebenarnya hari ini tidak sepenuhnya sial bagi Nada. Karena pada waktu remidi Geografi ia bisa mengerjakan soalnya dengan mudah. Dan jika bukan karena Ito menggemblengnya semalaman, mungkin itu tidak akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lagu untuk Nada [COMPLETED]
Teen Fiction[Hanya sebatas cerita remaja.] SELESAI (25-07-18) Beautiful cover from @J_eliza_L Ito hanya Ito dan Nada hanya Nada, cerita ini bukan untuk diinspirasi dan dicopas. "Jangan bermain api jika tidak ingin tersulut panasnya To, jangan katakan cinta kala...