"Dan tanpa kamu sadari, kamu telah menabur garam di atas luka yang masih basah."
***
Dulu sedekat nadi, sekarang sejauh matahari. Mungkin itulah penggambaran Nada dan Ito saat ini. Saat dimana dua orang yang dulu sangat dekat hingga saling mengetahui sisi keburukan masing-masing, kini dikembalikan lagi pada satu titik dimana tidak mengenal.
Nada tahu Ito takut kucing. Ito tahu Nada akan berubah jadi monster ketika pramenstruasi. Namun, sekarang mereka bertingkah seolah-olah seperti tidak tahu nama masing-masing.
Nada baru saja memijakkan kakinya di koridor. Ia berhenti sesaat karena matanya menyorot seseorang yang tak asing berpapasan dengannya. Bibirnya seolah ingin terbuka sekedar berujar sapa. Namun, Ito hanya berjalan lurus tanpa melihat ke arahnya.
Seketika bibir Nada terkatup rapat. Ito berubah. Berubah menjadi orang asing yang bahkan tidak mengenalnya.
Nada segera memalingkan wajahnya ke depan, dan mulai berjalan lagi.
Tadi sewaktu berangkat sekolah, sebenarnya ia menunggu Ito datang menjemput. Ia pikir Ito akan datang dan minta maaf dengannya, seperti biasa. Namun, ternyata semua sudah berubah sejak detik itu juga.
Sebetulnya semalam Nada hanya mengeluarkan egonya saja. Dan menurutnya itu biasa, karena ia juga sering seperti itu. Tetapi sepertinya Ito menganggap itu serius hingga ia marah terhadapnya.
Nada menghela napas panjang, sambil menundukkan kepala. Ia merasa menyesal atas perkataannya semalam. Namun, perasaan itu langsung ditumpas habis oleh rasa kecewa yang mendalam. Kemarin Ito kan telah membohonginya juga, berarti itu tak sepenuhnya menjadi salahnya.
***
Ito memasuki kelasnya dengan tatapan muram. Ia merasa hari ini moodnya sangat buruk, hingga ia malas untuk bertemu siapapun.
Apalagi, tadi di koridor ia sempat bertemu Nada terlebih dahulu, hingga membuat moodnya yang dari semalam sudah hancur kini berubah menjadi lebih hancur lagi.
Ito membuang asal tasnya di meja, lalu menduduki kursinya kasar. Cemeng yang tidak biasa melihat Ito seperti itu, kini menyipitkan mata.
"Pagi-pagi muka lo asem banget To kaya ketek gue!" ujar Cemeng menyindir.
Ito tidak membalas, ia hanya diam saja. Dan itu malah membuat Cemeng semakin merasa penasaran.
"Lo kenapa dah To? Gagal lagi nembak Nada?" tanya Cemeng sekenanya, namun langsung mendapat santrapan pedas dari Ito.
"Gak usah sebut nama dia," titah Ito keras, hingga mampu membuat pasang mata yang ada di kelas menatap ke arahnya.
"Sans To, kalo lo ada masalah sama Nada-"
"Gue bilang jangan sebut nama dia lagi," titah Ito masih dengan nada suara yang keras sama seperti tadi.
Ito beralih menatap tajam Cemeng yang sedang memandangnya melongo.
"Karena buat gue, dia udah mati," ujarnya perlahan, tetapi penuh dengan penekanan hingga mampu membuat Cemeng yang mendengar bergidik ngeri.
Dengan kasar Ito membuka tas ranselnya yang ada di meja, lalu mencomot buku paket sekenanya. Setelah ia lihat ternyata yang ia dapatkan adalah buku biologi, kemudian ia mencoba untuk fokus membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lagu untuk Nada [COMPLETED]
Novela Juvenil[Hanya sebatas cerita remaja.] SELESAI (25-07-18) Beautiful cover from @J_eliza_L Ito hanya Ito dan Nada hanya Nada, cerita ini bukan untuk diinspirasi dan dicopas. "Jangan bermain api jika tidak ingin tersulut panasnya To, jangan katakan cinta kala...