Part 22

1.5K 128 39
                                        

"Kenapa dia menghubungi mu ji?."
.
.
.

Kini semuanya tengah berkumpul di restoran yang telah di booking oleh keluarga kwon. Semua yang berpartisipasi dalam konser bigbang tersebut di traktir makan makan. Semuanya bersuka cita. Kecuali jiyong yang dirundung cemas karena di diami sang istri.

Tadi belum sempat jiyong menjawab dan menjelaskan kakak jiyong masuk untuk mengajak berangkat. Dara mendiaminya sepanjang jalan. Sonhoo dan taehee yang semobil dengan mereka sempat bingung. Namun mereka berpikir mungkin bos dan istrinya sedang lelah selesai konser.

Dara menghindarinya. Ia duduk disamping eomma kwon sedangkan ia duduk dengan para member bigbang. Yah walaupun duduk mereka berhadapan namun biasanya dara akan duduk disebelahnya. Selalu.

"Dara, kenapa makananmu hanya sedikit nak?. Ayo tambah lagi." Tanya eomma kwon sambil menambahkan lauk lagi di piring dara.

"Dara, ini ada sushi kesukaanmu. Tumben sekali kau tidak mengambilnya." Tanya dami heran.

"Aniyo eonnie.. aku sedang tidak bernafsu makan. Aku masih kenyang. Tadi selesai aku tampil aku sudah makan." Jelas dara.

"Jinja?. Apa benar ji?." Tanya dami pada jiyong memastikan.

Jiyong yang tengah fokus memandang dara didepannya seakan tersadar jika ia diajak bicara.

"Ne?."

"Kau melamunkan apa ji?." Tanya dami ketus.

"Aniyo." Jawab jiyong lesu.

Dara hanya mengembuskan nafasnya berat. Sesekali mengelus perutnya menenangkan anaknya yang memang sedari tadi sering menendang.

.
.
.

Sampai ke rumah dara tetap diam. Walaupun jiyong sempat memanggilnya, dara hanya diam tanpa menjawab.

"Dee..."

Dara yang sedang menggunakan night cream tetap diam. Jiyong menghampirinya. Kemudian jiyong memeluk dara dari belakang. Dara terpaku diam.

"Jangan diami aku." Bisik jiyong.

Air mata dara menetes dan jiyong melihatnya. Jiyong merasa sangat bersalah karena membuat air mata istrinya jatuh.

Jiyong duduk dibawah disamping tempat duduk rias dara. Sedangkan dara tetap duduk sambil menangis.

Jiyong memperhatikan lekat dara yang menangis sambil memegang dan mengelus kedua tangan dara dengan tangannya.

"Hey.. uljima.."

Dara tetap menangis tambah keras.

"Sayang.. jangan menangis. Hatiku sakit melihatmu menangis seperti ini. Dara, mian.."

"Kau selingkuh lagi?." Tanya dara pelan dengan suara seraknya.

"Apa kau yang katakan?. Aku tidak selingkuh dara. Dan aku tidak pernah selingkuh. Kenapa kau bilang begitu?." Ucap jiyong dengan nada lelahnya.

"wanita itu menghubungi mu hiks."

"Aku juga tidak tau kenapa dia menghubungiku dara. Aku tidak pernah mengangkatnya. Sungguh."

"Tidak pernah mengangkatnya?. Berarti dia sering menghubungimu?." Tanya dara dengan tatapan tajamnya.

"Dee.."

"Seharusnya kau memberi tahuku. Kenapa kau sembunyikan?. Dengan kau menyembunyikan kau seperti terlihat tengah bermain belakang dariku."

"Aku tidak pernah main belakang dara sungguh. Aku tidak memberi tahumu karena aku tau kau akan mengamuk seperti ini."

The Best Choice EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang