.
.
.
Jiyong mengandarai mobilnya sendiri untuk mengantar Dara dan Jisoo ke Busan. Didalam perjalanan hanya terdengar suara celotehan baby jisoo yang tanpa ada henti. Jiyong sesekali melirik ke wanitanya yang sangat tampak sekali sedang mengacuhkannya."Dee, kembali dari Busan kapan?." Tanya jiyong mencoba untuk mencairkan suasana.
"Tidak tau." Jawab Dara dengan ketus.
"Aku jemput ya?." Tawar Jiyong.
"Tidak perlu."
Jiyong hanya bisa menghela nafasnya saat mendengar jawaban istrinya yang sangat singkat.
20 menit kemudian merekapun sampai didepan rumah orang tua dara.
Saat dara akan membuka pintu, jiyong mencegahnya.
"Dee.. sampai kapan kau marah seperti ini?."
Dara hanya diam tanpa menatap jiyong.
"Dee.. aku tau aku salah. Tapi aku hanya mabuk dee. Tidak lebih. Dulu sebelum aku menikah aku juga begini. Kau dulu tidak marah. Kenapa sekarang kau semarah ini?."
"Jadi kau menyesal menikah?." Tanya dara sekartis.
"Kau bicara apa dara.."
"Sudahlah aku mau masuk. Kau pulanglah."
Dara keluar dari mobil jiyong. Jiyong juga mengikuti dara. Akan sangat tidak sopan jika dia menuruti dara untuk pulang langsung dan tidak menyapa mertua dan adik adik iparnya.
Dara memencet bel rumahnya dan tak perlu menunggu lama pintu itupun terbuka.
"Omo.. cucu nenek sudah besar ya.." Ucap eomma park sambil mengambil alih jisoo ke gendongannya.
"Dara.." Sapa eomma park sambil memeluk anak perempuannya itu.
"Jiyong.. nak.." Sapa eomma park juga yang kemudian memeluk menantunya itu. Sapaan eomma park membuat dara menoleh kebelakang.
"Kenapa kau ikut masuk?. Aku kan menyuruhmu pulang." Kesal dara.
Eomma park yang melihat anaknya begitu pada suaminya pun menegur.
"Sandara. Kau ini. Apa yang kau lakukan?. Kenapa seperti itu pada suami." Tegur eomma park.
Dara berdecak kesal dan langsung berjalan masuk tanpa menghiraukan eomma dan suaminya.
"Ayo masuk nak.." Ajak eomma park.
"Aku langsung saja eommanim. Takutnya dara semakin marah." Jawab jiyong dengan nada sungkan.
"Tidak nak.. ayolah. Hiraukan saja istrimu itu. Dia memang sering kekanak kanakan. Ayo masuk.. kau pasti lelah menyetir lumayan jauh."
Jiyongpun pada akhirnya menurut mengikuti ibu mertuanya.
"Appanim, sanghyun, dan durami kemana eommanim?. Terlihat sepi." Komentar jiyong.
"Mereka semua di Seoul saat ini. Appa dengan pekerjaannya, Sanghyun dengan pekerjaannya juga, Durami dengan teman-temannya, dan Eomma sendirian dirumah. Untung saja kalian kemari. Jadi eomma tidak kesepian." Ujar eomma park.
"Maaf eommanim.. aku membuat Dara marah dan kecewa." Ucap Jiyong dengan nada sungkan pada ibu mertuanya itu.
"Tak apa.. eomma mengerti. Dara juga begitu. Sering kekanak kanakan. Kau harus maklum ne. Dia hanya menghawatirkanmu."
"Ne.. eommanim.."
"Kau tidak ada jadwal?." Tanya eomma park ramah.
"Sebenarnya ada nanti sore eomma."
