.
.
.
.
Cahaya pagi menyapa. Di sebuah ruangan terlihat pemandangan sepasang manusia yang tengah berciuman mesrah di sebuah ranjang rumah sakit."ugh.. ji sudah.." Putus dara yang mulai merasa kualahan dengan ciuman panas itu.
"Aku masih sangat merindukanmu honey." Bisik jiyong dengan pandangan sayunya khas bangun tidur.
Yah, bangun tidur. Saat dara baru bangun dari tidurnya ia melihat jiyong sudah terbangun. Namun saat ia akan menyapa bibirnya langsung dilumat dalam oleh suami mesumnya itu.
"Kalau ada yang masuk bagaimana?." Tanya dara.
"Ini masih sangat pagi sayang."
"Tapi eomma kan akan kesini membawa baby kwon untuk aku susui."
"Oh eomma kemarin jadi kemari?. Dengan baby kwon?" Tanya jiyong dengan bodohnya.
"Em. Dan kau dengan pulasnya masih tertidur padahal banyak orang disini."
"Aku sangat lelah." Adu jiyong sambil memeluk dara kembali dan menempatkan kepalanya di dada dara.
"Ji. Jangan terlalu banyak bergerak kepalamu. Payudaraku masih sakit."
Jiyong mengangkat kepalanya dan menatap dara.
"Dadamu tambah besar." Ucap jiyong dengan polosnya.
Duuk.
"Mesum." Ucap dara sambil menggetok pelan kepala jiyong.
"Ck. Sakit."
"Biar. Kepalamu itu isinya kenapa semakin mesum."
"Ck. Sudah lah. Aku ke kamar mandi dulu. "adikku" bangun." Ucap jiyong seraya turun dari ranjang dan menuju ke kamar mandi.
Dara yang mendengar ucapan tak senonoh suaminya hanya bisa melongo. Bagaimana bisa ia punya suami semesum itu.
"Dasar byuntae."
.
.
.
.Kini dara tengah disuapi bubur oleh jiyong. Sesekali jiyong mengusap bibir dara yang sedikit belepotan karena bubur itu.
"Kau tidak ada jadwal?." Tanya dara.
"Ada. Tapi siang. Apa tak apa aku tinggal?." Ucap jiyong ragu.
Dara mengangguk. "Tak apa. Ada eomma, eommanim, dami eonnie dan park bom nanti katanya juga kemari."
"Sanghyun dan durami tidak kemari?."
"Sanghyun dan durami kembali ke busan untuk mengambil pakaian eomma. Untuk sementara eomma akan tinggal dengan kita. Tak apa kan ji?. Itu saran eommanim juga kemarin."
"Tentu saja tak apa. Kenapa kau bertanya seperti aku tidak memperbolehkan eommanim tinggal dirumah?." Protes jiyong.
"Aku hanya bertanya."
"Sudahlah. Ayo cepat habiskan. Setelah ini aku bantu membersihkan diri."
"Kenapa kau sewot terus padaku. Kau tidak senang aku sadar?." Ucap dara dengan sedikit nada keras.
Jiyong menghelas nafas. Istrinya kenapa sensitif sekali.
"Kau bicara apa dee?."
Dara diam.
"Mian.. mian.. aku salah. Jangan marah. Ayo makan lagi." Bujuk jiyong.
"Tidak mau. Aku sudah kenyang." Ucap dara dengan ketus.
"Arraseo. Ayo minum. Setelah ini aku bantu membersihkan diri."
Dara menurut. Ia minum dan kemudian membersihkan diri. Jiyong ekstra berhati hati saat membantu dara. Ia sangat takut akan luka operasinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/125729236-288-k625534.jpg)