Part 35

1.4K 142 52
                                        

.
.
.
.
Keesokan harinya jam menunjukkan pukul 09.00 KST. Jiyong baru saja keluar dari kamar mandi untuk mandi menyegarkan diri. Namun ia langsung terpaku ditempat saat melihat suster yang juga baru muncul dari pintu masuk dengan membawa bayi mungil di gendongannya. Ibunya dan ibu mertuanya pun terlihat antusias dengan kedatangan bayi cantik itu.

"baby kwon sudah bisa keluar dari inkubator karena berat badan dan juga keadaannya sudah stabil. Sekarang waktunya skin to skin dengan orang tuanya."

"Ji, ayo nak." Panggil ibu jiyong yang melihat anaknya terpaku ditempat.

Jiyong tersenyum kemudian mendekat.

"Ibunya saja terlebih dahulu suster." Jawab jiyong sambil menusap pelan pipi dan menatap bayinya.

"Karena ibunya belum sadarkan diri Saya akan menggunakan beberapa alat agar baby kwon tidak terjatuh saat skin to skin dengan sang ibu."

"Alat?." Tanya jiyong bingung dengan raut wajah yang khawatir.

"Ne.. hanya alat seperti perban besar untuk menopang sang bayi. Jadi jangan khawatir tuan."

Jiyong mengangguk mengerti.

Suster menyuruh agar membukakan baju dara. Jiyong dengan cekatan melakukan apa yang di instruksikan oleh suster itu. Ia membuka satu persatu kancingnya. Terlihat payudara dara yang tak memakai bra dan terlihat berisi. Biasanya ia akan sangat senang dan akan menggoda dara namun saat ini rasanya jiyong ingin menangis melihat keadaan dara.

Suster meletakkan bayi mungil cantik itu di dada dara dengan alat topangan. Bayi mungil itu hanya menggeliat dengan mulut yang berkecap kecap.

"Dee... anak kita tengah ada di dekapanmu. Apa kau merasakannya?. Bangunlah sayang. Kami merindukanmu.." Batin jiyong.

Jiyong kembali meneteskan air matanya dan eomma park melihat itu. Ia usap pelan punggung menantunya sambil tersenyum berharap ia bisa memberi kekuatan.

Jiyong hanya tersenyum seraya mengusap air matanya.

"Air asi nyonya sandara sepertinya banyak." Ucap suster itu.

"Ne, air asinya terus merembas ke bajunya." Jawab eomma kwon.

Suster itu mengangguk.

10 menit kemudian.

"Yup sudah cukup. Sekarap appanya."

Jiyong terkesiap.

"Anda duduklah tuan, kemudian buka baju anda." Titah suster itu lagi.

Jiyongpun hanya menurut. Ia buka bajunya dan duduk di sofa.

Suster itu memberikannya pada jiyong. Sangat terlihat jika jiyong sangat kaku menggendongnya.

"Jangan tegang tuan. Rileks saja." Tegur suster itu.

Jiyong mulai rileks. Ia merasakan anaknya menggeliat pelan di pelukannya.

"Putri appa sangat cantik." Bisik jiyong.

"Saya tinggalkan terlebih dahulu. Saya akan kembali sekitar 15 menit lagi untuk mengambil kembali baby kwon." Pamit suster itu.

"Dia terus menatapku eomma. Haha.." Ucap jiyong girang karena baby kwon terus menatapnya.

"Anakmu pasti berpikir. Apa benar ini appa ku. Kenapa seperti gembel yang banyak tatonya." Gurau eomma kwon yang membuat eomma park tertawa kecil dan jiyong mengerucutkan bibirnya.

"Dia adalah hot daddy besan. Haha" Sahut eomma park.

Jiyong tertawa pelan. Kemudian ia kembali menikmati kebersamaannya dengan sang putri. Tiba tiba ia merasa sedih dan menitikan air matanya lagi.

The Best Choice EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang