.
.
.Jiyong menatap sendu sambil menggenggam lembut tangan wanita tercintanya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Sudah terhitung 8 jam ia belum sadarkan diri. Jiyong di liputi rasa sedih, takut, khawatir, dan marah.
Ia sedih melihat istrinya kembali terbaring sakit seperti ini.
Ia takut melihat keadaannya yang belum sadarkan diri.
Ia khawatir akan reaksi istri mungilnya ini jika sadar nanti.
Ia marah. Ia marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga sang istri. Juga marah karena tidak menyadari jika di rahim sang istri tengah tumbuh buah cintanya yang kedua.
Flashback.
Jiyong melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia kalut saat menerima kabar jika istrinya masuk rumah sakit karena kecelakaan di lokasi pemotretan. Bahkan ia meninggalkan fanmeet nya demi sang istri. Ia hanya bisa berdoa semoga fans nya menerima jika ia tak datang.
Dengan sembarangan ia memarkirkan mobil mewahnya dan berlari masuk ke rumah sakit. Ia dapat melihat Jjangmae, Sanghyun, dan kedua orang tua nya, serta anaknya yang tengah digendong ayahnya didepan Unit Gawat Darurat.
"Hyung.." Panggil Jiyong.
"Jiyong.. nak.. kau sudah datang?." Sambut eomma kwon mendekat ke arah anaknya dan memeluknya singkat.
"Bagaimana keadaannya?." Tanya Jiyong dengan wajah yang sangat ketara rasa khawatirnya.
"Masih belum ada kabar. Dia masih diperiksa didalam." Jawab Jjangmae.
"Bagaimana bisa ia jatuh dari kursi dan tak sadarkan diri?. Apa disana tidak ada kru yang membantunya?. Kau juga kemana hyung?. Kenapa bisa terjadi?." Tanya Jiyong dengan suara agak keras.
"Hyung.. tenanglah.. ini semua kecelakaan.." Ucap Sanghyun menenangkan kakak iparnya.
"Kalau tidak ada yang lalai tidak mungkin seperti ini !!."
"Dara disuruh naik ke kursi saat pemotretan tadi. Tapi saat turun, Dara tidak menunggu kru malah turun sendiri dan kemudian terjatuh. Ia tadi merintih kesakitan sambil memegang perutnya. Aku juga melihat darah segar yang mengalir disela kakinya. Apa Dara tengah hamil ji?." Jelas Jjangmae panjang lebar.
"Hamil?. "
Jiyong sendiri tidak tau jika Dara hamil. Dara juga tidak memberi tahunya. Dan besar kemungkinan Dara sendiri tidak menyadari adanya calon anak mereka.
"Sepertinya noona sendiri tidak menyadari jika ia sedang hamil."
Jiyong menghembuskan nafasnya berat. Ia melihat anaknya yang tengah digendong ayahnya tengah tertidur pulas. Ia mendekat dan mengelus wajah mungil baby nya itu.
Tak lama kemudian, pintu Unit Gawat Darurat itu terbuka dan menampakkan dokter yang memeriksa Dara.
"Bagaimana keadaan istriku?."
"Istri anda tengah kritis saat ini. Dan maaf. Kami tidak bisa menyelamatkan bayi yang ada di kandungannya. Usia kandungannya masih sangat muda. Jadi sangat rentan terhadap pendarahan."
"Istri saya hamil?."
"Ne.. apa anda belum mengetahuinya?."
Jiyong menggeleng lemas. Jadi istrinya benar tengah hamil?.
"Maafkan kami memberi tahu kabar buruk ini. Dan kami meminta persetujuan dari pihak keluarga untuk melakukan kuretase."
"kuretase??."
