.
.
.
Braaakk...
Sreeet....Kiko menggebrak meja dan langsung menarik rambut dara keras hingga dara jatuh dari kursinya dan tersungkur kebawah. Jiyong seketika kaget melihat kejadian yang sepersekian detik terjadi itu.
"DARA.."
Jiyong mencoba melepas cengkraman kiko pada rambut dara. Namun kiko malah menarik lebih keras yang membuat dara memekik sakit.
"KIKO KAU SUDAH GILA !!!."
"AKU GILA KARENA MU KWON JIYONG."
Jiyong semakin panik melihat dara yang menangis tambah kencang. Dan Jiyong melihat dara meremas perutnya.
Tempat yang sepi yang merupakan tempat khusus VIP membuat jiyong meruntuki apa tidak ada orang yang mendengar dari luar.
"KIKO LEPASKAN !!!."
"TIDAK AKAN"
Dara melihat kaki jenjang kiko dihadapannya. Ia dengan sekuat tenaga yang masih tersisa menarik kaki kiko hingga kiko ikut tersungkur ke bawah. Namun naas. Kaki kiko yang terbalut hills tanpa sengaja mengenai perut dara. Dara dan kiko sama sama memekik.
Dara semakin meremas perutnya.
"Sakit.." Rintih dara yang sudah berada di pelukan jiyong.
"Kita akan ke rumah sakit. Kau tahan sebentar sayang." Ucap jiyong kalut.
Kekalutan jiyong semakin bertambah saat menggendong istrinya tersebut karena ia melihat darah yang menempel di lantai yang dara duduki.
"Ya tuhan.. kau berdarah sayang." Ucap jiyong dengan wajah yang sangat ketara akan ke khawatirannya. Kiko yang melihat itu tersadar. Ia tidak memikirkan perbuatannya berdampak sebegitu seriusnya hingga dara pendarahan.
Jiyong langsung melesat keluar dengan dara yang ada di gendongannya. Orang yang di luar ruang VIP terkejut saat melihat dara dalam gendongan jiyong. Mereka sempat memotret namun jiyong menghiraukan itu. Ia tak peduli akan ada berita tentang nya ataupun dara. Yang terpenting sekarang adalah keadaan istri dan juga anaknya.
Jiyong melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sesekali menoleh untuk melihat keadaan dara yang sudah lemas dan pucat.
"SHIT !!!." Jiyong mengumpat karena terjebak lampu merah.
"Kau sabar sayang.. setelah ini kita sampai dirumah sakit. Aku mohon bertahan." Suara jiyong sudah bergetar dan matanya berkaca kaca.
"Anak kita jiyong.. Hiks.." Rintih dara dengan pelan.
"Anak kita akan baik baik saja. Kau tenang saja oke.." Ucap jiyong mencoba menenangkan dara.
Jiyong langsung tancap gas kembali saat lampu sudah berubah warna menjadi hijau.
10 menit kemudian jiyong sudah berada di pelataran Seoul Hospital. Jiyong langsung kembali menggendong dara dan masuk kerumah sakit dengan berteriak meminta bantuan untuk istrinya. Suster dan dokter yang ada di tempat itu langsung melesat membantu jiyong.
"Ji.. Selamatkan anak kita" Rintih dara pelan saat ia dibawa dengan brankar (ranjang beroda) tersebut.
"Andwe.. kalian berdua akan selamat. Aku mohon kalian bertahan.."
"Prioritaskan anak kita ji." Pesan terakhir dara sebelum masuk ke ruang gawat darurat.
Jiyong menggeram kesal saat ia dilarang ikut masuk. Ia benar benar ingin teriak sekarang. Jiyong mengeluarkan ponselnya dan mengetik beberapa kalimat pesan untuk memberi kabar pada keluarganya jika dara masuk rumah sakit.