.
.
.
"Sayang, aku sudah menyusun beberapa hal untuk acara baby shower kita." Ucap Jiyong menghampiri dara dan duduk di sebelah dara yang ada di ruang keluarga di rumah Kwon. Mereka saat ini tinggal di rumah kwon lagi. Jiyong memutuskan mereka akan tinggal di rumah kwon karena eomma kwon terus memaksa agar mereka tinggal disana saja dengan alasan biar ada yang menjaga dara."Oh, kita jadi membuat acara baby shower?." Tanya dara.
"Ne.. bukannya kau ingin?."
"Aku kira tidak jadi karena belum ada pembicaraan lagi."
"Kemarin sedang rumit kita juga baru baikan kemarin lusa. Jadi selama kita sedang bertengkar aku tetap menyiapkan semuanya."
"Jinja?. Jadi bagaimana?." Dara terlihat sangat exited dan membuat jiyong tersenyum gemas.
"Aku berencana membuat acara ini di jeju. Di cafeku. Untitled 2017 cafe. Bagaimana menurutmu?."
"Boleh. Tapi apa tidak seoul saja?."
"Wae?."
"Tamu kita akan kerepotan ji karena harus kejeju terlebih dahulu."
"Tamu kita cuma sedikit sayang. Aku hanya mengundang keluarga dan teman dekat saja. Apa kau ingin mengundang banyak orang?."
"Aniyo, bukan begitu maksudku. Transport mereka. Apa itu tidak membebankan mereka?."
"Jangan memikirkan itu. Aku sudah mengurus transportasi dan akomodasi mereka selama di jeju. Sebenarnya mereka tidak mau. Tapi aku memaksa."
"Baiklah kalau begitu. Lalu?."
"Aku memakai tema biru untuk kita dan putih untuk tamu. Biru warna netral. Bisa untuk bayi perempuan atau laki laki. Aku berfikir seperti itu jarena kita belum tau baby kwon itu seorang baby girl or baby boy right?."
Dara mengangguk.
"Aku sudah memesan gaun khusus untukmu. Dami noona yang akan menghandle gaun mu lagi."
"Makanan?."
"Untuk makanan aku ada yang catering ada juga yang langsung dari cafeku."
"Harus ada sushi ne." Ancam dara dengan mengangkat telunjuknya.
"Tenang saja. Aku sudah memesan sushi paling nikmat di jeju."
"Bagus. Lalu?. Apa ada hal lain yang bisa aku bantu?."
"Aniyo. Kau jangan membantu apapun. Cukup duduk manis dan diam saja. Aku tidak mau kau kelelahan."
"Jangan begitu. Ini babyku juga. Aku juga ingin ikut mempersiapkan."
"Sssstt... sudah. Semua sudah siap. Jadi kau tidak perlu membantu apapun."
"Kau berkata seperti itu karena kau tidak mau aku membantu kan."
"Aniya chagi.. Sungguh sudah selesai."
Dara diam. Tiba tiba ia kesal pada suaminya itu.
"Jangan marah. Aku mau ke YG. Kau mau ikut?."
Dara langsung menoleh. Kebetulan ia sedang sangat bosan.
"Geure. Kajja.."
.
.
.Dara dan Jiyong memasuki pelataran YG Building dengan mobil mewah jiyong. Kali ini mereka tanpa manager. Jiyong membukakan pintu untuk dara. Dara keluar, ia berdiri di samping mobil menunggu jiyong mengambil sekantong plastik camilan yang mereka beli di supermarket tadi di jok belakang. Setelah itu jiyong meraih tangan dara dengan tangan kirinya untuk di genggamnya. Kilatan kamera dari ponsel penggemar yang ada di sekitar YG Building tak luput mengabadikan moment itu.