.
.
.
Dara terdiam dengan wajah pucatnya sambil menatap Jisoo yang bermain di ranjangnya. Jiyong?. Ia tak tau kemana lelaki itu. Sejak ia sadarkan diri, hanya ada eomma Kwon dan Jisoo disampingnya. Jiyong benar benar tega padanya.Dara menggigit bibirnya menahan Isak tangis. Jisoo menoleh ke eommanya saat mendengar suara aneh di gendang telinganya.
"Ammaa.." Jisoo merangkak dan duduk di pangkuan Dara.
"Ammaa.." Seperti mengerti eommanya sedang sedih, Jisoo memeluk perut Dara.
Dara tersenyum. Dan membalas pelukan putrinya.
"Jangan tinggalkan eomma Jisoo-ya.." Ucap Dara lirih. Air matanya kembali mengalir.
Cklek~
Muncullah eomma Kwon membawa nampak berisi bubur, air putih, dan obat milik Dara.
"Waktunya makan.."
Dara hanya tersenyum sendu. Eomma Kwon yang melihat itu ikut sedih. Ia menaruh nampannya di nakas dekat ranjang. Kemudian menghapus air mata yang turun dari mata indah menantunya.
"Jangan sedih. Eomma ikut sedih kalau menantu eomma yang cantik ini sedih."
"Aku.. aku tidak ingin berpisah dari Jisoo dan Jiyong eomma. Aku tidak mau.. hiks.."
"Kalian tidak akan berpisah sayang. Eomma jamin itu. Jiyong sangat mencintaimu . Ia hanya sedang emosi saat ini sayang. "
"Tapi dia mengajakku berpisah eomma.. hiks.."
"Maksud Jiyong bukan bercerai sayang. Maksud Jiyong berpisah adalah hanya untuk sementara. Bukan selamanya."
"Walaupun untuk sementara aku tidak mau berpisah dengan Jisoo. Aku bisa mencoba untuk berpisah dengan Jiyong. Tapi aku tidak mau berpisah dengan Jisoo. Dia darah dagingku eomma.. hiks.. aku tidak mau..hiks"
Eomma Kwon menarik Dara ke pelukannya. Ia juga tidak mau kehilangan menantunya ini. Dara sudah menjadi putrinya. Dan selamanya akan begitu. Salahkan anaknya yang keras kepala.
"Sudah jangan menangis. Lihat Jisoo melihatmu.." hibur eomma Kwon.
Jisoo tengah menatap Dara lekat.
"Maafkan eomma ne. Eomma akan berjuang agar kita tidak berpisah. Bantu eomma juga ya.." Ucap Dara yang ia akhiri dengan kecupan di pipi gembul putrinya.
"Sekarang ayo makan. Eommanim tidak suka melihat menantu eomma pucat seperti ini."
Dara tersenyum dan menerima suapan dari ibu mertuanya.
.
.
.Tanpa keduanya ketahui, Jiyong mengintip di sela pintu. Air matanya sudah menggenang siap untuk mengalir. Ia ingin kembali ke Dara. Tapi entah egonya selalu melawan.
Jiyong tersentak saat ada yang menepuk bahunya. Member big bang dan Hyorin ada disini. Kenapa ia sampai tak menyadarinya.
"Ayo kita bicara di ruang tamumu." Ajak Seunghyun.
Jiyong menurut pasrah.
"Aku ke Dara eonnie ne." Pamit Hyorin.
"Eum. Kau ke Dara noonalah." Jawab Yongbae pada istrinya itu.
.
.Member big bang berkumpul dalam diam. Hingga yang tertua dari mereka memulai ..
"Kenapa kau overacting lagi."
Jiyong menatap member tertua dari big bang itu.
"Kau selalu kalah dengan egomu. Egomu terlalu tinggi Kwon Jiyong. Keras kepalamu sungguh parah. Ini hanya masalah sepele kalau kalian mau membicarakan ini secara baik baik. Sekarang aku tanya padamu. Apa kau benar benar mencintai istrimu?."
