Part 36

1.6K 150 81
                                        

.
.
.
.
2 minggu telah berlalu terhitung dari hari dimana dara koma. Asi dara masih belum bisa di konsumsi baby kwon walaupun asi dara cukup banyak. Selama 2 minggu ini baby kwon diberi susu formula yang telah di rekomendasikan oleh dokter yang menangani dara.

Sebenarnya baby kwon sudah bisa dan di anjurkan untuk dibawa pulang karena terlalu lama di rumah sakit juga tidak baik untuk baby kwon. Jiyong menurutinya. Baby kwon di bawa pulang dan dijaga oleh eomma kwon dan eomma park selama ia tidak ada.

Jiyong membatasi jadwalnya untuk tidak terlalu padat karena ia harus membagi waktu untuk menjaga dara dan juga melihat baby kwon di rumah. Kebanyakan jiyong menjaga dara saat malam. Jadwal kerjanya ia lakoni dari pagi hingga siang ataupun paling lama jam 4 sore. Setelah itu pulang ke rumah orang tuanya untuk melihat anaknya hingga sekitar jam 7 ia kembali ke rumah sakit untuk menjaga dara hingga pagi. Otomatis ia tidur di rumah sakit dan terkadang pula ia tidak tidur.

Sebenarnya semua orang sudah bergantian menawarkan diri untuk menjaga dara dan menyarankan jiyong untuk istirahat saja. Namun jiyong menolak ia akan tetap menjaga istrinya jika walau ia selelah bagaimanapun. Jika dipaksa malah membuat jiyong marah.

Saat ini jiyong baru saja pulang dari jadwal kerjanya. Ia dengan cepat langsung masuk ke rumah orang tuanya. Ia sudah sangat merindukan baby cantiknya.

"Baby-aahh..." Teriak jiyong saat memasuki rumah.

"Woaah appa wasseo.." Ucap eomma park menuruni tangga dan tengah menggendong baby kwon.

Seakan tau appa nya pulang baby kwon menggerak gerakkan tangan dan kakinya.

"Bersihkan dulu badanmu nak. Baru menggendong baby kwon." Tegur eomma park saat jiyong akan mengambil baby kwon dari gendongannya.

Jiyong tersenyum.

"Ne.. arraseo eomma." Jawab jiyong.

"Appa mandi dulu ne.. setelah itu kita bermain sebentar sebelum appa pergi ke eomma." Lanjut jiyong mengajak baby kwon berbicara. Seakan menjawab baby kwon menggerakkan mulutnya seperti mau berbicara.

"Ow ow ow... anak appa mau bicara apa. Haha.." Goda jiyong sambil menoel noel pipi baby kwon.

"Dia aktif sekali ji walaupun umurnya masih hitungan minggu."

"Ne eommanim. She is my girl. Haha.."

"Sudah sana mandi dulu.. kau pasti lelah."

Saat jiyong akan menjawab perkataan mertuanya ponselnya berdering. Saat melihat id call ternyata sanghyun, adik iparnya. Adik iparnya itu saat ini tengah berjaga di rumah sakit. Ia langsung menekan tombol hijau. Takut ada sesuatu yang terjadi.

"Yeoboseyo?. Ada apa sanghyun-ah?."

"Hyung, noona sadar."

Satu kalimat yang diucapkan adik iparnya itu langsung membuat air matanya ingin keluar dan jantungnya bergemuruh.

"Kau sungguhan?."

"Ne hyung. Cepatlah kemari. Noona menyebut namamu tadi waktu pertama kali sadar."

"Ne.. aku akan segera kesana."

Jiyong memutus sambungan telponnya. Ia langsung menatap eomma park sebentar dengan air mata yang sudah mengalir kemudian memeluk ibu mertua yang tengah menggendong anaknya ini

"Ada apa nak?. Apa yang terjadi?." Tanya eomma park.

"Dara sadar eommanim." Jawab jiyong dengan melepaskan pelukannya.

Wajah eomma park langsung berbinar.

"Ya tuhan terima kasih..sudah jangan menangis, ini kabar gembira nak." Ucap eomma park sambil mengusap air mata menantunya itu.

The Best Choice EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang