Part 46

1.3K 142 103
                                        

.
.
.
"Daraaa.." Teriak dami.

"Aakh.." Dara memekik pelan. Pot itu sedikit membentur punggung dara. Dara ketara sekali jika dara merasa sakit hingga tubuhnya yang bersandar pada jiyong gemetar. Dan jiyong langsung terbelalak kaget. Baby jisoo tidak menangis, hanya tersentak saja dengan suara pot pecah yang jatuh tepat disebelah dara.

Untung saja pot bunga itu jatuh pas pada saat dara menghambur kepelukan jiyong hingga hanya punggungnya saja yang sedikit terbentuk pot itu. Jika tidak pot itu sudah menimpa kepala dara.

"Dara.. kau baik baik saja?" Tanya Dami.

"Dara, kau baik baik saja sayang?. Kau tak apa?. Apa terluka?." Tanya Jiyong saat sudah tersadar dari keterkejutannya.

"Punggungku sedikit sakit." Rintih dara pelan.

"Baby jisoo tak apa?. Kau tak apa?" Tanya dara pelan sambil memastikan keadaan baby jisoo.

"Kau yang tertimpa dara. Ya tuhan.. bagaimana pot itu bisa jatuh?." Tanya jiyong dengan nada khawatir sambil melihat ke arah atas tepat di balkon lantai dua. Kosong. Tak ada apapun di atas.

"Ada apa ini?." Tanya eomma kwon datang dengan appa kwon yang mendengar pekikan dami.

"Jiyong sebaiknya bawa dara ke dalam." Suruh dami.

"Noona, tolong gendong jisoo."

Dami mengambil alih baby jisoo dan jiyong langsung membawa dara ke gendongannya ke dalam menuju kamar mereka.

.
.
.

"Eomma sudah panggilkan dokter. Ya tuhan nak, bagaimana bisa begini?." Ucap eomma kwon sambil menghampiri dara yang duduk diranjang sambil dipeluk oleh jiyong. Semua berkumpul di kamar dara dan jiyong termasuk Jin Ah yang tadi tidak ada.

Saat jiyong membuka baju belakang dara, sangat terlihat memar biru cukup lebar di punggung dara yang membuat jiyong meringis tak tega melihat tubuh kecil istrinya terluka seperti ini.

"Baby, kalau terasa sakit cengkeram saja aku tak apa. Kalau kau ingin menangis, menangis saja. Tak apa sayang." Ucap jiyong.

Dara hanya menggeleng diam.

"Bagaimana bisa potnya jatuh?." Tanya appa kwon.

"Entahlah appa. Aku, dara, dan jisoo sedang bersantai di ayunan taman belakang. Tiba tiba pot itu sudah terjatuh. Untung saja tidak mengenai kepala dara."

Dami yang sedari tadi diam sambil menggendong baby jisoo melirik Jin Ah dengan tatapan tajamnya. Jin Ah yang sadar akan ditatap oleh dami mengalihkan pandangannya salah tingkah.

"Dami, apa kau melihat bagaimana pot itu jatuh?." Tanya eomma kwon.

"Entahlah.. Sepertinya "Kucing Betina" naik ke situ kemudian menyenggol pot." Jawab dami sambil tetap menatap Jin Ah yang semakin salah tingkah.

"Maaf tuan, nyonya, dokter Han sudah datang." Ucap bibi Jung.

"Bawa masuk bibi." Jawab jiyong.

Dokter Han masuk dan langsung memeriksa dara. Dara meringis saat dokter han memegang lukanya. Jiyong dapat merasakan dadanya basah. Dara menangis. Wanita menangis karena sakit yang membuat jiyong tak tega.

"Bagaimana?." Tanya jiyong saat dokter seperti sudah selesai memeriksa dara.

"Memarnya cukup parah. Nyonya muda kwon akan cukup kesulitan saat tidur. Saya sudah mengoleskan salep untuk luka memar. Kompres dengan air dingin pada bagian memarnya selama 3 hari. Setelah tiga hari, ganti kompres dengan air hangat. Luka memar umumnya akan hilang setelah 2-4 minggu. Jika sudah lebih saya sarankan untuk dibawa ke rumah sakit agar bisa diperiksa lebih lanjut. Saya juga akan memberikan recom salep mohon dibeli di apotik agar luka memarnya cepat sembuh. " Jelas dokter itu.

The Best Choice EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang