.
.
.
"Apa yang sedang kau lakukan?." Ucap Jiyong sedikit membentak pada Dara yang tengah memunguti pecahan guci besar dekat kamar mereka."Aku.. maaf.. aku menyenggol guci ini. Lalu pecah. Maaf.." Jawab Dara takut.
Jiyong menghembuskan nafasnya berat. Bukan masalah guci mahalnya yang pecah. Tapi bagaimana jika Dara terkena pecahannya.
"Sudahlah. Masuk ke kamarmu." Suruh Jiyong.
"Kenapa kau begini ji." Ucap Dara lirih dengan air mata kembali mengalir.
Jiyong mendengarnya. Namun ia hanya diam.
"Ya Tuhan.. ada apa ini."
Jiyong menoleh. Ternyata eomma dan appanya.
"Dara.. nak.. kau baik baik saja?. Eomma sangat mengkhawatirkanmu." Ucap eomma Kwon sambil memeluk menantu kesayangannya itu.
Dara hanya diam dan menatap Jiyong sendu.
"Ayo, kembali ke kamar. Kau harus istirahat." Suruh eomma Kwon lagi.
Dara tetap diam dan menuruti ibu mertuanya itu.
"Kwon Jiyong. Ikut Appa." Kali ini Appa Kwon yang menyuruh anaknya.
Jiyong hanya pasrah. Ia pun mengikuti appanya duduk di ruang tamu.
"Eommamu sudah menceritakan semuanya pada Appa."
Jiyong diam , menundukkan kepalanya.
"Semarahnya kau dengan istrimu, sekecewanya kau dengan istrimu, jangan sampai kau memukulnya. Kalau Appa boleh tau, apa yang dilakukan istrimu sampai kau seperti ini."
"Dia selingkuh." Jawab Jiyong singkat, padat, dan tajam.
"Apa yang melihat sendiri kalau istrimu berselingkuh?."
Jiyong mengangguk.
"Kau yakin kau tidak salah paham akan itu?."
Jiyong kembali diam.
"Appa sarankan, dengar penjelasan dari istrimu terlebih dahulu. Pandangan mata terkadang membohongi nak. Tidak semua apa yang kita lihat itu benar."
"Tidak. Dia sudah membohongi ku Appa."
"Membohongi yang bagaimana?."
"Dia berpamitan untuk pergi dengan teman wanitanya. Ia menitipkan Jisoo pada eomma. Tapi yang aku lihat ia malah pergi ke cafe dengan lelaki yang dulu adalah mantannya. Ia bertemu dan berpegangan tangan, tertawa dengan mantannya."
"Bagaimana kalau dara bertemu dengan tidak sengaja?."
Jiyong menggeleng.
"Dia berbohong padaku Appa. Dan aku tidak suka di bohongi."
"Ji, kotak obatmu dimana?. Istrimu mimisan." Sela eomma Kwon yang tiba tiba sudah ada di dekat mereka.
Jiyong beranjak dalam diam dan tanpa memberikan kotak obat pada eommanya, ia langsung menuju ke kamarnya.
.
.Jiyong dapat melihat Dara menahan darah yang keluar dari hidungnya dengan handuk kecil.
Dara yang melihat Jiyong datang langsung kembali menunduk.
Jiyong duduk di ranjang mereka dan mulai membersihkan darah yang keluar dari hidung Dara dengan kapas dalam diam. Dara hanya menatap wajah dingin suaminya yang tengah marah padanya itu.
Setelah selesai, membersihkan darah mimisan Dara, Jiyong langsung akan beranjak namun di tahan oleh Dara.
"Ji.. tunggu.."