Part 73

1.2K 108 44
                                    

.
.
.
Flashback~

"Jisoo-ya.."

"Eum?." Respon Jisoo saat dipanggil Top yang tengah memangkunya. Yang lain?. Entah pergi kemana saja mereka. Yang pasti saat ini hanya tinggal Top dan Jisoo saja.

"Jisoo, kalau ditanya ingin adik atau tidak, jawab saja An-dwe. Ayo coba. An..."

Jisoo hanya menatap top lekat dengan sesekali mengedipkan mata mungil indahnya.

"Ayo coba.. An-dwe.. An-dwe. Aan.."

"We." Respon Jisoo.

"Woah.. pintar sekali ponakan paman." Puji Top dan membuat Jisoo meringis senang.

"Jisoo ingin adik?."

"We." Jawab Jisoo.

"Jisoo ingin adik?."

"Ndwe we.."

"Sekali lagi. Jisoo ingin adik?." Tanya Top dengan penuh semangat.

"Ndweeeeeeeeeeee...." Pekik Jisoo panjang.

"Ada apa Hyung?." Tanya Jiyong yang tiba tiba membuka pintu masuk studio.

"Ah.. aniyo.. aku hanya sedang bermain dengan Jisoo. Benarkan Jisoo-ya?."

"Ndwe."

"Ah.. maksud Jisoo itu ne..Hehe..."

.
.
.
Flashback end~
.
.
.

Tercium bau masakan yang harum dari dapur. Jiyong dapat melihat jika sang istri tengah berkutat dengan peralatan dapur. Ia pun tak bisa menahan hasratnya untuk memeluk tubuh mungil sang istri.

"Good Morning babe.." Bisik Jiyong tepat di telinga Dara. Jiyong juga bisa merasakan jika tubuh sang istri tersentak kaget karena tiba tiba ia peluk.

"Ya Tuhan Ji.. kau mengagetkanku." Protes Dara sambil memukul lengan Jiyong yang melingkar di pinggangnya.

"Hehe maaf.. kau memasak apa?."

"Aku hanya membuat pancake. Tak apa kan?. Atau kau ingin makan yang lain?."

"Aniyo.. aku juga sedang ingin makan pancake."

"Benarkah?." Tanya Dara balik dengan tetap mengerjakan masakannya.

"Eum, sebenarnya tidak."

Dara seketika berhenti kemudian berbalik menghadap Jiyong.

"Maaf, kau ingin makan apa?. Aku akan masakan." Tanya Dara menampilkan wajah menyesalnya dan itu membuat Jiyong menahan senyumnya.

"Berbalik lah.. aku sedang ingin memberi back hug untuk istriku." Ucap Jiyong dengan kembali membalikkan badan Dara.

"Jawab dulu Ji, kau ingin makan apa?."

"Aku ingin makan..."

"Apa?."

"Dirimu.."

"😑"

"Hehe.. aku bercanda. Wajahmu jangan seperti tembok begitu sayang. Ah salah. Mana ada tembok secantik dan sexy istriku ini."

Dara hanya diam.

"Kau marah sungguhan?. Ayolah.. aku hanya bercanda. Tapi kalau semisal kau kabulkan juga tidak masalah."

Plakk~

"Akh.. perih sayang. Waaah.. kau melakukan kekerasan dalam rumah tangga .." Protes Jiyong saat Dara memukul lengannya dengan keras.

The Best Choice EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang