Part 40

1.2K 130 49
                                    

.
.
.
"Ji.... Kau-"

Jiyong hanya tersenyum kemudian menggandengan tangan dara.

"Aku akan jelaskan semuanya. Ayo..."
.
.
.
.
Dara diam. Ia diam sedari tak bicara apapun pada Jiyong. Ia kecewa. Ia marah. Suaminya tidak menemaninya saat keluar Rumah sakit tapi malah menemani sang mantan dan parahnya dia bawa pulang satu atap dengannya.

Saat ini sumua orang di rumah kwon sudah di kamar masing - masing. Begitu pula Dara dan Jiyong. Dara tengah menggendong anaknya supaya cepat tidur. Namun baby jisoo masih membuka matanya seakan ia tidak ingin tidur.

"Dee.." Panggil Jiyong. Jiyong sadar dara sedari tadi mendiamkannya. Ia jadi merasa bersalah sekarang. Seharusnya ia flight setelah menemani dara pulang dari rumah sakit.

"Kau marah?." Tanya jiyong lagi. Namun Dara tetap diam seakan ia tidak menganggap jika jiyong ada disitu. Jiyong mendekati dara kemudian memeluknya dari belakang yang otomatis juga memeluk baby jisoo.

"Sayang.. Jangan marah.." Bisik jiyong yang membuat dara membeku.

"Lepas ji. Jisoo tidak tidur tidur nanti." Ucap dara dengan nada dingin.

"Kau jangan marah.."

"Lepas ji."

"Sayang.."

"Kwon jiyong. Aku bilang lepas."

Jiyong pada akhirnya menurut. Ia melepaskan pelukannya.

"Kau benar benar marah dee?."

Dara diam.

"Maaf. Kita baru saja berbaikan. Kenapa sekarang bertengkar lagi." Ucap jiyong lirih.

Dara tetap diam. Tanpa terasa air matanya mengalir dalam diam. Dan jiyong melihatnya.

"Dee.. Sayang.. Jangan begini. Ayo bicara." Ucap jiyong sambil menghapus air mata dara.

"Setelah jisoo tidur." Balas dara singkat.

Jiyong terdiam dan menghembuskan nafas berat.

"Hmm.. Arraseo."

.
.
.
.

Saat ini mereka tengah duduk berdua bersandar pada dashbord ranjang mereka. Biasanya dara akan memeluk jiyong dan bersandar pada dada bidang jiyong. Namun kali ini berbeda. Mereka duduk dengan jarak. Tak seperti biasa. Suasana hangatpun berubah menjadi dingin saat ini.

Hanya suara jarum di dinding yang mengisi ruangan itu. Sepasang manusia itu masih bergelut dengan pemikiran masing-masing. Hingga sang lelaki memulai percakapan mereka.

"Dee.."

"Kenapa kau tega ji." Ucap dara pelan dan masih di dengar oleh jiyong.

Jiyong diam sambil menatap sendu istrinya yang menatap ke depan dengan tatapan kosong.

"Kau berselingkuh lagi?." Ucap dara sekartis sambil menoleh dan menatap tajam jiyong.

"Dara.. aku tidak pernah berselingkuh. Sungguh. Aku berani bersumpah sayang." Ucap jiyong dengan menghadapkan diri ke dara dengan tatapan nanar.

"Kenapa kau membawanya kemari?."

"Aku sudah menjelaskan tadi di depan semua orang kan dara. Aku mohon jangan begini."

"Kau yang membuatku begini kwon jiyong."

"Kau meninggalkanku juga anakmu dan kau menemui mantan pacarmu?. Hebat sekali kau. Kenapa tidak sekalian saja kau menetap disana dan hidup BAHAGIA di sana." Sindir dara.

The Best Choice EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang