Part 31

1.6K 132 54
                                        

.
.
.
Jam menunjukkan pukul 9 pagi. Di ruang keluarga terlihat dara tengah bermanja dengan ibunya yang dari kemarin berkunjung ke rumah keluarga kwon. Dara tidur di pangkuan eommanya yang sedang menonton tv.

"Eomma..."

"Hmm..." Jawab eomma park sambil mengelus rambut dara.

"Eomma jangan cepat cepat pulangnya. Temani aku disini."

"Eomma besok harus pulang sayang. Kasihan adik adikmu."

"Tapi eomma harus janji ya datang saat aku melahirkan."

"Itu sudah pasti. Lagian walaupun eomma terlambat datang saat lahiranmu, kan ada jiyong dan mertuamu."

"Tapi aku ingin eomma ada saat aku melahirkan."

"Arraseo.. arraseo.."

"Eomma punggungku sakit dan pegal lagi." Rengek dara.

"Punggungmu sakit lagi?."

Dara menjawab dengan menganggukkan kepalanya dan menatap eommanya sayu.

"Berbaringmu agak miring sedikit. Biar eomma pijat."

Dara menurut. Ia berbaring agak miring menghadap perut ibunya. Namun dara merasa tetap sakit dan pegal dipunggulnya.

"Tidak terasa kandunganmu sudah mencapai 8 bulan dara. Sebentar lagi eomma akan punya cucu. Eomma bahagia sekali."

Dara hanya diam mencova menikmati kembali pijatan eommanya.

"Masih sakit eomma.."

Dara terus merengek hingga ia merasakan pijatannya berbeda.

"Oh eomma itu enak." Dara berhenti merengek dan merasakan pijatan lembut di punggung yang membuat sakitnya perlahan menghilang.

"Dasar kau saja yang ingin bermanja pada suamimu." Ejek eomma park dengan memukul pelan (maaf) pantat dara.

Dara mendongak menatap eommanya bingung. Namun saat ia menoleh kebelakangnya ternyata sudah ada jiyong yang duduk dibawah kursi dengan muka bantalnya tengah memijit punggung dara. Dan saat ini jiyong tengah tersenyum tampan walaupun dengan muka bantal yang baru bangun dari tidur.

"Kau sudah bangun?." Tanya dara sambil berusaha duduk. Dengan sigap jiyong dan eomma park membantu dara duduk. Saat dara sudah duduk jiyong tetap duduk bersila dibawah sofa dihadapan dara kemudian ia meletakkan kepalanya pada paha dara dan memejamkan matanya. Terlihat sekali ia masih ngantuk. Darapun mengelus permukaan rambut jiyong.

Melihat keromantisan anak dan menantunya membuat hati eomma kwon menghangat sehingga membuat ia tersenyum.

"Mereka selalu seperti itu besan. Aku sudah bosan melihat mereka bermesaraan. Bahkan waktu baby shower lalu mereka berciuman didepanku." Sahut eomma kwon yang tiba tiba datang sambil membawa sebuah benda yang mirip buku dan duduk disebelah besannya.

Jiyong tak terganggu dengan perkataan eommanya. Ia tetap dalam posisinya bahkan tengah memeluk kaki dara sambil duduk. Manjanya sang calon appa itu. Sedangkan eomma park tertawa ringan mendengar omongan besannya.

"Itu apa eommanim?." Tanya dara yang sudah penasaran dengan apa yang dibawa mertuanya.

"Ini album foto dara. Semua foto jiyong dari kecil ada disini."

Dua kalimat yang di ucapkan eomma kwon sukses membuat jiyong mengangkat kepala dan menatap eommanya.

"Eomma.. kenapa eomma membawa album itu kesini." Kesal jiyong dengan rengekan manjanya.

"Eomma hanya ingin berbagi dengan mertua dan istrimu. Apa salah?." Jawab eomma kwon sambil manahan tawanya. Jiyong hanya bisa menghela nafas pasrah.

The Best Choice EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang