Part 29

1.5K 138 19
                                        

"Angkatlah dara..."

Dara menatap jiyong lekat. Tangannya perlahan mengambil ponsel yang masih berdering yang ada ditangan jiyong itu.

"Aniyo. Kau saja yang angkat." Totak dara tidak jadi mengambil ponsel jiyong malah menjauhkan tangan jiyong.

"Are you sure?."

Dara mengangguk dengan senyuman manis yang menular ke jiyong.

"Arraseo. Aku akan mengangkatnya dan menyalakan loud speaker nya."

Jiyong menekan tombol hijau di ponselnya kemudian menekan tombol loud speaker yang ada di pojok bawah.

"Hallo.. Jiyong.." Ucap seseorang disana setelah beberapa detik menekan tombol hijau.

"Ya?."

"Akhinya kau mengangkat telponku. Ya tuhan.. Terima kasih."

"Berlebihan." batin dara.

Jiyong menoleh ke arah dara yang sudah cemberut.

"Ada apa?." Jawab jiyong singkat sambil tetap menatap dara yang sedang menatap lekat ponselnya.

"Ji, lusa aku ada pemotretan Vogue di korea. Bisa kau temani aku berkeliling setelah aku pemotretan?." Ucap Kiko diseberang sana dengan entengnya yang seketika berhasil membuat dara melebarkan mata dan mulutnya sambil mengalihkan pandangannya dari ponsel ke jiyong. Jiyong bukannya takut malah tersenyum geli melihat ekspresi dara. Ia mengacak rambut dara kemudian merangkul bahunya.

"Oh kau ada pemotretan?. Di korea?. Korea Utara?." Tanya jiyong konyol.

"Korea selatan jiyong. Kau bergurau ya?."

"Oh ku kira korea utara. Disana kan kau bisa pemotretan dengan konsep rudal yang sedang meluncur di belakangmu. Atau pemotretan dengan menaiki rudal?. Ku kira itu konsep yang bagus." Ucap jiyong yang seketika membuat dara yang ada disamping langsung menahan tawanya.

"Hahahaha... kau lucu jiyong." Bukannya marah kiko malah tertawa disana.

Jiyong dan dara menatap ponsel jiyong yang masih terhubung dengan kiko dengan tatapan sangar.

"Jadi bagaimana ji?. Kau bisakan?." Lanjut kiko.

Jiyong menatap dara dan akan menjawab tidak namun saat ia akan berkata tidak ia melihat dara mengangguk dengan senyuman yang ia tahan. Jawaban dara tentu saja membuat jiyong heran. Dara mengisyaratkan jiyong untuk setuju menemani kiko.

"Ji.. kau masih disana?."

"Ne?. Oh ne.. aku bisa. Kabari saja nanti."

"Sungguh kau bisa?. Ya tuhan mimpi apa aku semalam. Akhirnyaa.. Terima kasih ji. Ya sudah. Aku tutup dulu. Aku ada jadwal saat ini. Nanti aku kabari lagi ya. See you."

Kiko memutus sambungan telpon itu.

"Kau serius mengijinkan aku keluar dengan kiko?. Aku tidak mau dara."

"Haaiish sudah lah. Aku punya rencana untuk membuat acaramu dan kiko menjadi semakin menyenangkan."

"Mwo?. Apa rencanamu?. Kau mau membuktikan aku selingkuh atau tidak begitu?. Aku tidak selingkuh dara."

"Ne.. aku tau jiyong. Sudahlah. Kita tunggu tanggal mainnya kiko-chan."

Jiyong menatap istrinya itu dengan penasaran.

"Beri tahu aku dara apa rencanamu?."

"Kau akan tau nanti. Tapi ji, saat ini aku sangat sedang menginginkan sesuatu."

"Mwo?. Kau sedang mengidam?."

"Ne. Tp kau sedang sakit."

"Memangngnya kau mengidam apa sayang?."

The Best Choice EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang