.
.
.
"Minum dulu eonnie.." Suguh hyorin yang kemudian duduk disamping dara dan mengelus punggung dara."Jisoo sudah kau tidurkan?." Tanya yongbae pada istrinya.
"Sudah.. Aku tidurkan ditengah tengah ranjang agar tidak jatuh." Jawab hyorin.
"Gomawo.. Jeongmal.. Maaf merepotkan kalian." Ucap dara lirih sambil melihat ke yongbae dan hyorin bergantian.
"Kenapa kaku begitu eonnie. Kita keluarga kan." Ucap hyorin.
"Sebenarnya ada apa noona?. Bagaimana ceritanya kau pergi dari rumah begini?." Tanya yongbae penasaran.
Darapun menceritakan yang terjadi dan bagaimana keluarga kwon yang sudah tidak percaya lagi padanya. Dara bercerita dengan air mata yang deras dan tubuhnya gemetar.
Yongbae menggerang kesal. Berani-beraninya wanita ular itu mengfitnah noonanya ini dengan parahnya seperti itu.
"Benar-benar wanita itu. Aku dan yang lain sudah memperingatkan Jiyong dari dulu noona. Tapi seperti biasa. Jiyong dan keras kepalanya. Dan apa jiyong juga tidak percaya padamu noona?." Kesal Yongbae.
"Aku juga tidak tau yongbae.. hiks.. Jiyong hanya menatapku tanpa berkata apapun.. Hiks.. Aku harus bagaimana.. Hiks..Huu?." Ucap dara semakin menangis tersedu.
"Eonnie... sudah.. kau bisa tinggal disini eonnie.. sudah jangan menangis begini.. kau membuatku ikut sedih eonnie.. hiks.." Ucap Hyorin ikut menangis sambil memeluk dara dari samping.
Yongbae menatap istrinya dan dara bergantian. Yongbae merasa marah saat ini. Noona kecilnya tersakiti hingga begininya.
"Yongbae.. tolong jangan bilang Jiyong atau siapapun kalau aku disini.. aku mohon.. aku sedang tidak ingin bertemu siapapun.." Pinta dara lirih.
"Tentu noona.. aku tidak akan bilang ke siapapun jika kau disini. Sekarang kau bersihkan dulu dirimu. Ganti bajumu dan istirahatlah. Kau pasti sangat lelah." Ucap yongbae.
"Kau bisa pakai bajuku eonnie.. Aku akan ambilkan.. ayo aku antar ke kamarmu eonnie.." Ajak hyorin sambil merangkul dara dari samping.
"Sekali lagi terima kasih banyak.." Ucap dara lirih dengan mata kembali berkaca kaca. Yongbae dan hyorin tersenyum tulus membalasnya.
.
.
.Dara selesai membersihkan dirinya dan ia merasa pusing saat ini. Mungkin karena terlalu banyak menangis hingga membuat kepalanya sakit dan pusing. Dara duduk disamping ranjang dan menatap anak perempuannya yang tengah terlelap. Dara mengelus kepala anaknya dan sedikit melamun. Dadanya terasa nyeri dan sesak saat mengingat semuanya.
Ketukan pintu membuyarkan lamunan dara.
Tok.. tok..
"Eonnie.. boleh aku masuk?." Tanya hyorin.
"Ne.." Jawab dara.
Hyorin masuk dengan tersenyum dan membawa dua gelas susu.
"Ini eonnie.. aku membawakanmu susu hangat.. Ini untukmu.. dan ini untukku." Ucap hyorin sambil memberikan segelas susu kepada dara.
"Gomawo hyorin-ah.." Ucap dara.
"Eonnie kau sudah makan?."
"Sudah.."
"Kalau kau merasa lapar, di lemari pendingin ada makanan. Bisa eonnie panaskan lagi nanti."
"Ne.. gomawo."
"Kau terlalu banyak mengucapkan terima kasih eonnie.. santai saja.."
"Eonnie.. istirahatlah.. wajahmu pucat.. jangan pikirkan lagi hal menyakitkan itu eonnie.. kalau ada apa apa panggil aku atau yongbae saja tak apa.. aku keluar dulu ne.. Jalja.." Pamit hyorin sebelum keluar dari kamar dara.
