Part 17

1.5K 136 31
                                    

.
.
.

"Aku pulaaang.." Teriak jiyong sambil ngos ngosan. Karena dia lari parkiran rumah kwon yang cukup luas itu.

Didapatinya sang istri tengah duduk di ruang tv sambil menonton drama.

"Baby, aku pulang. Dan ini aku bawa pesananmu tadi. Sushi 2 kotak."

Ya, tadi dara sempat menelpon jiyong jika ia ingin sushi.

Dara menoleh dan menunjukkan wajah kesalnya.

"Kenapa kau lama sekali." Tanya dara dengan suara agak keras seperti membentak.

Jiyong terdiam. Ia berusaha menahan emosinya.

"Aku tadi sudah mengebut dara. Mian.." Jawab jiyong dengan nada lelah. Ia tak ingin bertengkar dengan istrinya yang sedang hamil ini hanya karena masalah sepele.

"Kau mengebut?. Bagaimana kalau kau ada apa apa dijalan?. Bagaimana jika kau kecelakaan?. Kau mau menjadikan aku janda o?." Bentak dara lagi.

"CUKUP." Cukup sudah. Jiyong tidak bisa menahan emosinya. Ia merasa tidak dihargai sebagai suami. Ia sudah lelah bekerja di studio seharian, Dara sempat mengamuk karena ia minum, ia di usir, kini dara malah membentaknya seakan ia tidak menghargai perjuangannya. Pikirannya berkecamuk saat ini yang membuat ia tak bisa menahan emosinya lagi.

Dara tersentak akan bentakan jiyong. Selama mereka pacaran hingga menikah detik ini jiyong tak pernah membentak dara segini nya.

"AKU SUAMIMU DARA. BISAKAH KAU HARGA I AKU SEDIKIT SAJA?. Sedikit saja. APAPUN YANG AKU LAKUKAN TIDAK PERNAH ADA YANG BENAR DI MATAMU. LALU APA YANG HARUS AKU LAKUKAN."

Kini dara lah yang terpaku.

Jiyong tersadar akan tindakannya membentak dara saat melihat wanita itu kaget akan bentakannya hingga terpaku.

Jiyong menghembuskan nafas kasar.

"Ini kau makanlah. Kau bilang kau ingin ini. Aku mandi dulu. Aku lelah." Ucap jiyong sambil meletakkan sushi itu di sofa kemudian berlalu menuju kamarnya.

Air mata dara menetes. Ia sadar akan kelakuannya yang menjadi menyebalkan. Padahal dulu ia sudah berjanji untuk tidak merepotkan jiyong. Ia ingin menghampiri jiyong untuk meminta maaf. Namun ia merasa takut jika jiyong kembali marah jika melihatnya.

Ia pandangi sushi yang tergeletak di sofa. Ia sudah tidak ada minat untuk memakannya.

"Bagaimana ini?. Hiks.."

Sudah hampir satu jam dara hanya diam terduduk di sofa. Ia sedang berpikir apakah ia masuk kamar atau tidak. Ia takut dengan jiyong.

"Kau tidak mengantuk?. Kenapa tidak kembali ke kamar?." Ucap jiyong datar yang tiba tiba dibelakang dara yang membuat dara tersentak kaget.

"Ne.." Jawab dara lirih.

Jiyong berlalu ke dapur untuk minum sedangkan dara berjalan pelan ke kamarnya.

Saat ia melewati sofa yang diduduki dara tadi ia melihat sushi yang ia beli tadi tetap pada posisinya. Perasaan bersalag kini menghampiri jiyong. Ia sudah membuat istrinya sedih dengan bentakannya tadi.

Jiyong mengambil sushi tadi kemudian berlalu ke dapur. Ia meletakkan sushi itu di atas piring lalu ia berjalan ke kamar. Ia harus meminta maaf pada istrinya.

Cklek~

Jiyong masuk. Di dapatinya sang istri tidur menyamping. Ia mendekat dan didapatinya mata dara yang sembab. Ia menaruh sushi itu dinakas sebelah ranjang. Ia tau jika dara belum tidur. Mata dara bergerak gerak gusarnya.

The Best Choice EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang