Part 66

1.1K 131 34
                                        

.
.
.

Dara mengerjapkan matanya yang terasa berat saat ia mencoba untuk membukanya. Dara merasa ada bongkahan besar yang membuat ia berat untuk membuka matanya.

"Ji.. Jiyong.." Panggil Dara lirih namun cukup terdengar oleh orang yang tengah duduk di sofa seraya memainlan ponselnya.

"Dara.. kau sudah bangun sayang?."

Jiyong segera mendekat ke Dara yang menyebut namanya.

"Ji.." Bisik Jiyong.

"Ya?. Ada apa sayang?. Apa yang kau rasakan?. Mana yang sakit?." Cerca Jiyong khawatir sambil menekan tombol yang ada diatas ranjang rawat untuk memanggil dokter.

Dara tak menjawab. Ia hanya diam sambil memejamkan kembali matanya.

Tak lama dokter dan perawat datang. Dokter itu langsung memeriksa keadaan Dara.

"Bagaimana?." Tanya Jiyong pada dokter itu.

"Keadaannya mulai stabil. Tekanan darahnya pun sudah mulai normal. Begitu juga denyut nadinya. Tetap jaga keadaan emosional nyonya kwon agar kesehatannya pulih dengan cepat."

"Sebenarnya aku kenapa?." Tanya Dara lirih.

Dokter itu menatap Jiyong. Dan Jiyong memberi syarat biar Jiyong saja yang memberi tahu apa yang terjadi.

"Saya permisi. Jika ada apa apa anda bisa memanggil kami." Pamit dokter itu dan diikuti oleh susternya.

"Terima kasih.." Ucap Jiyong.

"Ji.."

Panggilan Dara membuat Jiyomg tersadar dari lamunannya.

"Ya?."

"Aku kenapa?. Kenapa aku ada dirumah sakit?. Dan perutku rasanya perih."

"Kau tidak ingat kenapa kau bisa masuk rumah sakit?."

"Aku.. aku.." Ucap Dara terbatah sambil mengingat apa yang terjadi.

"Aku hanya ingat aku pemotretan. Lalu aku naik ke kursi. Dan saat turun aku terjatuh. Aku merasakan sangat sakit diperutku. Lalu semuanya gelap. Dan aku tidak ingat lagi." Jelas Dara dengan nada lemah.

"Sekarang istirahatlah. Biar kau cepat pulih. Aku tidak suka melihat istri cantikku sakit seperti ini." Bujuk Jiyong mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Tidak mau. Sebelum aku tau aku kenapa." Kekeh Dara.

"Kau hanya kelelahan sayang. Mangkanya saat kau jatuh, kau langsung drop."

"Tidak masuk akal Kwon Jiyong. Aku tidak merasa kelelahan sama sekali waktu itu. Dan kenapa perutku sakit?."

"Kepalamu terbentur sayang. Lalu kau tidak sadarkan diri. Perutmu sakit karena perutmu kram saat terjatuh."

"Tidak. Kau masih berbohong."

"Kau tidak percaya padaku?." Tanya Jiyong lirih.

"Hanya jawab dengan jujur kwon."

"Aku sudah jujur sayang. Perutmu sakit karena perutmu sedang kram." Tegas Jiyong lagi.

Mereka berdua terdiam dengan saling tatap.

"Kau sungguhan?." Tanya Dara mencoba meyakinkan.

"Iya sayang.. aku tidak berbohong."

"Aku akan marah kalau kau bohong."

"Maafkan aku Dara. Aku tidak mau melihatmu terluka dan menangis. Maaf..." Batin Jiyong.

The Best Choice EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang