Part 42

1.2K 131 83
                                    

.
.
.
"Sayang, kau makan dulu. Kau belum makan dari siang tadi." Ucap Jiyong yang kesekian kalinya kepada dara yang hanya diam sambil menatap dan memegang tangan mungil anaknya.

"Dara.." Panggil jiyong lagi.

Dara hanya menggeleng sambil tetap memandang anaknya sayu.

Jiyong mencoba menahan emosinya dengan menghembuskan nafasnya kasar dan memejamkan matanya sejenak.

"Dara.. kau bisa sakit sayang. Ayo makan." Panggil jiyong lagi dengan nada lembut. Namun dara tetap diam.

"Kalau kau sakit aku tidak akan memperbolehkanmu menemui Jisoo." Kali ini Jiyong mengatakannya dengan nada tegas.

Dara akhirnya menoleh dan menatap jiyong. Namun tatapan dara membuat hati Jiyong sangat teriris. Air mata Dara turun. Sangat ketara dara mencoba untuk menahan tangis.

Jiyong langsung menarik dara ke pelukannya. Dara memeluk pinggang jiyong dan menangis.

"Ssstt... sudah sayang. Baby Jisoo baik-baik saja. Baby Jisoo bisa sedih kalau eommanya seperti ini."

"Aku..hiks..aku merasa gagal menjadi eomma.."

"Kau bicara apa sayang?. Kau terbaik untuk Jisoo. Dan Istri terbaik untuk ku. Jangan mengucapkan hal seperti itu." Sanggah Jiyong dengan mengusap kepala dara.

"Sekarang kau makan eum?. Aku tidak mau kau sakit juga."

Dara melepaskan pelukannya dan mengangguk pelan.

"Ayo ke sofa. Aku suapi.." Ajak jiyong.

Jiyong menyuapi dara dengan telaten. Namun memang dara tidak bernafsu makan. Ia hanya makan setengah nasi dengan lauk ayam berlumur tepung itu.

"Istirahatlah. Aku akan menjaga kalian." Suruh jiyong dengan lembut.

Dara menurut. Ia berbaring di sofa. Jiyong mengambil selimut cadangan yang disediakan rumah sakit dan menyelimutkannya pada Dara.

"Good night sayang.." Ucap jiyong sebelum dara mengarungi mimpinya.

Tanpa mereka sadari pintu sedikit terbuka dan terdapat seorang wanita yang sedari tadi melihat mereka lekat dan dengan tatapan tajam.

.
.
.
.

Pagi menyapa. Suasana kamar rawat inap itu sepi karena penghuninya masih didalam mimpir mereka. Hingga suara pintu terbuma membangunkan laki-laki yang tertidur disamping ranjang rawat sang anak.

"Oh aku membangunkanmu nak?." Ucap eomma kwon yang datang dengan membawa perlengkapan baby jisoo dan jangan lupakan wanita yang ada di belakang eomma kwon sambil membawa rantang makanan. Kim Jin Ah.

Jiyong hanya diam dan merenggangkan badannya sambil melihat ke jam dinding. Pukul 06.00 tepat.

"Eomma pagi sekali kemari?." Tanya jiyong.

"Eomma sengaja pagi kemari. Kalian bisa pulang dan istirahat. Biar eomma dan Jin ah yang menjaga baby jisoo." Jelas eomma kwon.

Jiyong menoleh kebelakang. Tepatnya di sofa yang kini tengah dipakai wanitanya untuk berbaring tidur.

Jiyong berjalan menghampiri dan mengecup puncak kepala istrinya itu dengan manisnya.

"Eomma merasa bersalah ji pada dara." Ucap Eomma kwon sambil menatap menantunya yang masih di dalam mimpi itu.

"Wae?." Tanya jiyong heran.

"Eomma yang membuat jisoo masuk rumah sakit." Sesal eomma kwon.

Jin Ah mengusap bahu eomma kwon dan di balas senyuman oleh eomma kwon.

The Best Choice EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang