Part 49

1.4K 157 54
                                        

Flashback..
.
.
.
.
Eomma kwon menghela nafas saat membuka kamar anak dan menantunya yang tidak ditinggali beberapa hari ini. Eomma kwon merasa kesepian saat ini. Biasanya ia akan berbincang dengan dara dan bermain menggoda baby jisoo. Tapi sekarang rumahnya sepi. Dara pergi. Jiyong pergi. Appa kwon pergi bekerja. Dami marah padanya karena menyalahkan dan tidak percaya dara malah membela orang luar,  Jin Ah dan Yuta juga masih di rumah sakit. Hingga tak terasa air matanya mengalir.

"Nyonya.." Panggil seseorang.

"Oh bibi han.. ada apa?." Jawab eomma kwon sambil mengusap air matanya cepat.

Bibi han menyerahkan sebuah flashdisk. Nyonya kwon menatap bibi han dan mengambil flashdisk itu ragu.

"Nyonya.. nona dara tidak bersalah sama sekali. Maaf bila saya lancang ikut campur. Tapi saya punya buktinya di flashdisk itu nyonya. Itu rekaman cctv rumah ini. Saya permisi.." Ucap bibi han yang kemudian berlalu.

Eomma kwon merasakan jantungnya berdetak cepat. Ya tuhan.. apa aku melakukan kesalahan?.

Eomma kwon langsung berjalan ke kamarnya dan mengambil laptop. Ia memutar video cctv dan hasilnya membuat ia menangis dan merasa sangat bersalah.

"Aku akan memberi tahu ke Jin Ah agar dia tidak salah paham.. Dara tidak melakukan ini.."

Eomma kwon bersiap - siap. Ia ingin segera ke rumah sakit menemui Jin Ah.

"cepat antar aku ke rumah sakit.." Perintah eomma kwon pada sopir keluarga kwon.

Tak membutuhkan waktu lama. 15 menit eomma kwon sudah sampai di rumah sakit.

Eomma kwon berjalan cepat dengan dada yang berdebar debar. Namun saat baru membuka sedikit pintu ruangan itu, suara didalam membuatnya terpaku.

"Maaf kan eomma sayang. Tapi kau berbaring seperti ini sedikit menguntungkan untuk eomma. Eomma bahagia. Eomma bisa merenggangkan hubungan jiyong samchon dan juga dara imo dengan bilang kalau dara imo yang menyebabkan kau jatuh. Padahal eomma sangat tau kalau kau jatuh dengan sendirinya. Eomma ingin mengambil jiyong samchon lagi. Kau ingin punya appa lagi kan?. Eomma akan mengabulkannya segera dengan menyingkirkan dara imo yang sok cantik itu. Eomma ingin-“

"Langkahi aku dulu sebelum menyingkirkan menantuku." Sahut eomma kwon yang sudah geram dan tentu saja membuat Jin Ah sangat kaget.

"Eommanim?."

"JANGAN PANGGIL AKU EOMMANIM."

"Maaf kan aku eomma.. sungguh... aku-“

Plakkk

Eomma kwon menampar keras jin ah.

"JANGAN SEKALI KALI BERTEMU DENGAN KELUARGAKU ATAU KAU MENDEKAM DI PENJARA KARENA MENCEMARKAN NAMA MENANTUKU !!!." Bentak eomma kwon sambil mengacungkan jari telunjuknya ke jin ah.

"Tapi aku harus tinggal dimana eommanim?." Tanya Jin ah sambil menangis dan memegang tangan eomma kwon.

"itu urusanmu. Bukan urusanku."

"Anakku sedang sakit eommanim.. aku mohon maafkan aku. Hiks.."

"Bukannya kau senang anakmu sakit?"

"Eommanim maaf kan aku.. sungguh... hiks.." Mohon jin ah sambil berlutut di depan eomma kwon.

Eomma kwon menarik kakinya yang disentuh tangan Jin Ah kemudian ia berlalu pergi. Ia ingin bertemu anak, menantu, dan cucunya saat ini. Ia ingin meminta maaf.
.
.
.
Flashback End.
.
.
.

The Best Choice EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang