.
.
.
.
"I miss you. I'm sorry to make you angry. Kapan kau pulang?."Jiyong menatap pesan itu kemudian menghembuskan nafas berat.
Jiyong sudah berada di jepang saat ini. Jam 2 pagi ia melakukan flight ke jepang. Ia tak ingin ditemani siapapun. Ia sendirian ke jepang. Ia menolak sonhoo atau taehee yang ingin menemaninya. Saat ini ia tengah berada di restoran untuk sarapan. Dan tentunya di ruang VIP yang ia pesan.
Jiyong mendongak saat pundaknya disentuh.
"Jiyong.."
Jiyong. Ia tersenyum. Kemudian memeluk wanita itu. Rindu.
"Kau sudah datang Jin-ah?."
Kim Jin Ah. Kim Jin Ah Adalah mantan jiyong sebelum jiyong bersama dara. Kemarin jiyong menerima pesan dari Jin Ah jika wanita itu sangat membutuhkan pertolongannya. Dan Jin Ah memberi tahu jika ia saat ini berada di Jepang.
"Kau tetap saja suka memeluk wanita lain sembarangan. Jika ada istrimu kau pasti di kira selingkuh." Gurau Jin ah sambil melepas pelukannya.
Saat melihat ke wajah Jin ah dahi jiyong mengerut.
"Ada apa dengan keningmu. Lalu ini?. Ya tuhan kau kenapa?." Tanya jiyong menyentuh pelan luka memar di kening Jin ah dan Bekas luka di leher.
"Ayo kita duduk dulu Ji. Aku akan menceritakan semuanya. Aku benar benar membutuhkan pertolonganmu." Ucap Jin Ah memelas.
Merekapun duduk di kursi mereka masing - masing.
"Ada apa Jin-ah?."
"Tolong bawa pulang aku Seoul." Ucap Jin Ah dengan air mata yang mulai mengalir.
"Hanya itu?."
Jin Ah mengangguk.
"Aku tidak punya uang untuk pulang ke Seoul. Aku menderita disini Jiyong. Hiks... Aku mohon tolong aku. Hiks.."
"Bagaimana bisa?. Coba ceritakan pelan - pelan." Ucap jiyong sambil menatap Jin Ah lekat.
"Aku sudah menikah 3 tahun yang lalu. Dan tanpa restu orang tua. Orang tuaku mengusirku. Dan aku dibawa oleh suamiku ke Jepang yang memang ia notabene orang jepang. 2 tahun pernikahan, kami masih sangat harmonis walaupun sering bertengkar kecil. Dan 2 tahun itu kebahagiaanku dan suamiku bertambah setelah anak kami lahir di usia pernikan kami yang tepat menginjak 1 tahun. Bayi laki-laki. Sesuai dengan impiannya yang sangat menginginkan bayi laki - laki. Namun 1 tahun terakhir ini ia begitu berubah. Saat aku selidiki ternyata ia selingkuh di belakangku. Aku masih berusaha bertahan demi anakku. Namun 2 bulan lalu aku mendapatinya bercumbu di depanku. Di ranjangku dan suamiku. Aku sudah tidak kuat menahannya. Aku marah. Aku.. Hiks.. Aku memaki dia dan selingkuhannya. Namun aku malah di pukuli hingga aku berdarah, pingsan dan masuk rumah sakit. Untung saja ada tetangga yang menemukanku di dalam rumah tergeletak tak sadarkan diri. Kalau tidak mungkin anakku sendirian saat ini. Hiks.. Selingkuhannya adalah mantan kekasih yang sangat ia cintai dulu. Ia kembali ke masa lalunya. Ia kembali. Meninggalkan aku dan anaknya hiks.. " Tangisan Jin Ah benar benar memilukan ditelinga Jiyong. Jiyong berdiri kemudian menarik Jin Ah kepelukannya hingga Jin Ah bersandar dan memeluk perut jiyong.
"Sssstt... Sudah. Lalu apa lagi yang bisa ku bantu hm?." Tanya jiyong sambil tetap memeluk dan mengelus rambut panjang Jin ah.
"Hanya bawa aku Seoul. Aku ingin pulang ke Seoul. Aku ingin meninggalkan semuanya yang di jepang." Ucap Jin Ah sambil melepas pelukannya dan mendongak menatap jiyong.
Jiyong mengangguk. Kemudian kembali duduk ditempatnya.
"Lalu dimana anakmu sekarang?." Tanya Jiyong.
