.
.
.
Waktu sudah menunjukkan pukul 22:00 KST. Dara bersiap untuk tidur. Namun kembali ia menghela nafas lelah. Jiyong, Suaminya tak tidur dikamar ini lagi. Selama mereka bertengkar, Jiyong akan tidur di kamar tamu atau kamar Jisoo atau bahkan tidur di studionya.Dara sudah pasrah. Percuma dia menjelaskan sampai mulutnya berbusa Jiyongpun tak akan mendengarnya. Yang penting Jisoo bersamanya. Itu sudah cukup.
Dara akan merebahkan tubuhnya yang masih terasa lemas. Namun urung karena pintu kamarnya terbuka.
Dara menatap heran orang yang masuk ke kamarnya. Namun yang ditatap terkesan cuek seakan tak ada Dara disitu.
"Kau pulang?." Tanya Dara ragu.
Tak ada jawaban.
Jiyong mengambil pakaiannya dilemari dan masuk ke kamar mandi. Dara masih terpaku. Apa Jiyong akan kembali tidur disini?. Disampingnya?.
Entah seberapa lama ia merenung. Hingga pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan Jiyong yang sudah berganti pakaian dengan kaos oblong putih dan celana boxer.
"Kau sudah makan?." Tanya Jiyong dengan datar sambil mengambil sesuatu di tasnya.
Dara kembali terpaku. Jiyong bicara padanya?. Benar bicara padanya?.
"Dara, aku bertanya. Kau sudah makan?." Tanya Jiyong lagi karena merasa tak mendapat jawaban. Dan kali ini ia sambil menatap Dara.
Darapun mengangguk canggung.
"Sudah minum obat?." Tanya Jiyong lagi dan kali ini lebih membuat jantung Dara berdetak lebih cepat. Jiyong berdiri dihadapannya sambil memegang dahinya. Mungkin saat keadaan baik baik saja, jantung Dara tidak akan berdetak sangat cepat seperti ini. Namun saat ini keadaan berbeda.
Dara menjawab dengan anggukan canggung lagi.
"Badanmu sudah tidak sepanas tadi. Kenapa infusnya dilepas lagi?."
"It..itu.. tadi.. aku sudah merasa lebih baik. Jadi.. jadi aku menyuruh suster yang disini melepasnya." Jelas Dara terbata bata.
"Hm. Sekarang tidurlah." Ucap Jiyong terakhir dan masih dengan nada dan wajah yang datar dan dingin sebelum ia kembali keluar dari kamar.
Jiyong berbicara padanya?
Apa ia sedang bermimpi?
Apa ini sungguhan?Begitu banyak pertanyaan dibenak Dara.
Dara membaringkan tubuhnya. Ia berpikir akan sikap Jiyong. Hingga ia pun terlelap karena lelah. Lelah fisik maupun batin.
.
.
.Cahaya pagi yang menembus kamar membuat Dara terusik dari tidurnya nyenyaknya. Yah, nyenyak. Ia semalam bermimpi tidur di pelukan Jiyong, suaminya.
"Euungh.." Dara melenguh tanda terusik.
Dara terpaku sebentar. Di depannya ada dada bidang yang selama ini ia rindukan.
Dara mendongak. Ia dapati suaminya yang tengah menatapnya dengan menumpukan kepala di satu tangannya. (Ngerti kan? 😂)
Tanpa kata. Dalam diam. Mereka saling tatap menyalurkan kerinduan satu sama lain.
Jiyong mengarahkan tangannya itu mengusap pipi pucat istrinya dengan tatapan sendu.
Sedangkan Dara, ia memejamkan mata menikmati usapan lembut Jiyong.
"Tuhan, jika ini mimpi ku mohon biarkan aku tidur lebih lama." Batin Dara.
Dara lebih memejamkan matanya dan tanpa terasa air matanya menetes dan mulai terisak saat terasa keningnya dikecup oleh suami yang dirindukannya.
Jiyong menarik Dara kepelukannya. Ia sangat merindukan istri nya. Namun ego mengalahkannya.
Untuk kali ini saja. Biarkan rindu yang menang. Ia sudah tak kuat menahan kerinduan terhadap istrinya.
"Mianhae.." Bisik Jiyong.
"Aku.. aku juga minta maaf. Hiks.. aku salah.. Aku.. emmpph" Ucapan Dara terpotong dengan ciuman dalam Jiyong.
Ciuman mereka semakin dalam hingga Jiyong berpindah ke atas Dara. Bunyi decakan memenuhi kamar itu. Dara mengalungkan tangannya ke leher Jiyong. Ia rindu. Ia rindu dengan sentuhan Jiyong. Begitupun Jiyong. Ia sangat rindu akan sentuhan Dara.
"Eeunggh" Dara melenguh keras saat Jiyong berpindah mencium lehernya hingga membekas.
Lenguhan Dara kembali terdengar saat tangan nakal Jiyong meremas kasar dadanya.
Berawal dari ciuman, merekapun melanjutkan ke kegiatan yang lebih panas. Yah, biarkan mereka saling melepas rindu dengan cara mereka. Jadi jangan ngintip ya 😌
.
.
.
.Dilain tempat,
Eomma Kwon wajahnya memerah. Bukan marah. Tapi malu. Saat ia akan membangunkan menantunya, ia tak sengaja melihat kegiatan panas anak dan menantunya. Yah, walaupun bukan tahap inti, hanya saat tahap grepe grepe, eommma Kwon tetap saja malu.
Memang kesalahannya juga tidak mengetuk pintu. Ia mengira Jiyong kembali tidak tidur disana. Tapi ternyata lebih dari tidur. Eomma Kwon kan jadi malu.
Eomma Kwon pun memutuskan mengambil baby Jisoo dikamarnya dari pada mengingat ngingat adegan itu. Untung kamar anak dan menantunya kedap suara. Jadi Jisoo yang ada di kamar sebelahnya tidak mendengar suara suara aneh. Dan saat masuk, ternyata baby Jisoo sudah bangun. Ia sudah duduk di baby box nya sambil memainkan bonekanya.
"Cucu halmonie sudah bangun?." Sapa eomma Kwon.
"Moniiiiii..." Pekik Jisoo senang.
"Selamat pagi sayang. Jisoo dengan halmonie dulu ya. Eomma dan Appa Jisoo sedang membuat adik buat Jisoo."
"Hm?." Itulah respon baby Jisoo.
"Ayooo kita mandi dulu. Lalu sarapan.."
.
.
.
."Aahh.." Desah keduanya saat sudah saling mencapai puncak.
"Euungh.. Ji.." Desah dara lagi saat Jiyong menyembunyikan kepalanya di celatu leher Dara. Tak hanya sembunyi. Namun juga mencium kecil.
"Tidurlah.." Suruh Jiyong.
Dara dan Jiyongpun terlelap saling berpelukan tanpa ada penghalang di tubuh mereka.
.
.Jam menunjukkan pukul 12:00 KST. Sudah sangat siang. Namun pasangan yang tengah bergelung didalam selimut tetap lelap tak terusik apapun. Hingga setengah jam kemudian, sang wanita bangun terlebih dahulu. Ia tersenyum. Ia berharap hubungannya dengan suaminya kembali menghangat setelah ini. Ia menatap hangat wajah prianya yang masih tertidur pulas. Hingga ia tersadar.
Jisoo.
Anaknya.
Ia lupa.Dengan cepat ia bangun hingga membangunkan pria yang ada disebelahnya.
"Ada apa?." Tanya Jiyong serak.
"Jisoo." Jawab Dara dan kemudian menuju connecting door yang ada di kamarnya. Tentunya setelah ia berpakaian.
Jiyong diam saat melihat istrinya itu sedikit berlari terburu buru . Ia menghela nafasnya. Ia akan menyelesaikan masalah mereka dengan kepala dingin setelah ini. Ia tidak ingin rumah tangganya seperti ini. Mereka benar. Ia terlalu mengutamakan ego tanpa melihat yang lain. Tanpa melihat istrinya yang tersakiti karena kelakuannya.
.
.
.
.
.
.
.
TBC ❤Ciee cuma dikit ya. Hehe...
Mentok gaes..
Aku usahain bakal up cepet lagi.
Sorry banget, kerjaan lagi banyak. Persyaratan skripsi belum selesai. Pusyiiing aing.Semoga part kali ini tidak mengecewakan. Hehe..
Thanks for reading...
And..
See you next chapters..
😘😘😘😘😘
