.
.
.
Dara melihat dan memperhatikan jiyong yang tertidur pulas diranjang bersebelahan dengan baby jisoo. Mereka masih di rumah yongbae. Dara mengelus elus rambut jiyong lembut dan juga mengelus pipi tirus wajah pucat suaminya itu. Kenapa bisa sekacau ini?. Batin dara.Pintu kamar diketuk. Dara beranjak dan membuka pintu itu. Terlihat yongbae dan hyorin yang tengah membawa semangkuk bubur dan air minum.
"Eonnie.. igeo. Untuk jiyong." Ucap hyorin.
"Astaga maaf kami merepotkan."
"Tidak usah kaku begitu noona. Bagaimana jiyong?." Tanya yongbae.
Mereka masuk lebih dalam dan melihat keadaan jiyong.
Mereka menatap miris jiyong yang tidur sangat pulas sambil memeluk guling.
"Dia kacau sekali." Ucap dara pelan.
"Dia belum makan apapun selama 3 hari kemarin noona. Lebih baik noona bangunkan dia." Ucap yongbae yang sukses membuat dara mendelik kaget.
"Mwo?."
"Kau seperti tidak tau jiyong saja noona jika berpisah denganmu."
"Dia gila."
"Bahkan jika aku, top hyung, dan seungri tidak datang tepat waktu, sekarang jiyong pasti sudah ada di peti mati." Adu yongbae lagi.
"Jiyong..?." Tanya dara ragu dan dijawab dengan anggukan yang mantan oleh yongbae.
"Em.. dia mencoba bunuh diri. Dia menenggelamkan diri di bathup. Dan sepertinya juga dia mencoba untuk overdosis. Karena saat dikamar mandi kita melihat obat yang berserakan." Jelas yongbae.
Dara terdiam. Separah itukah?.
"Aku tidak berpikir jiyong aku akan melakukan hal seperti itu yongbae." Ucap dara lirih.
"Sudahlah noona.. yang penting ini sudah berlalu. Sekarang lebih baik jiyong kita bangunkan."
"Tapi dia baru saja tidur."
"Tak apa noona. Setelah makan dan minum suplemen dia bisa tidur lagi."
Dara mengangguk kemudian mencoba membangunkan jiyong.
"Ji.. bangun." Ucap dara lembut sambil menepuk pelan pipi jiyong. Jiyong hanya melenguh dan merubah posisi memeluk baby jisoo seperti guling. Alhasil baby jisoo bangun dan menangis.
"Yak !!. Itu anakmu bukan guling." Ujar dara sambil menepuk bahu jiyong keras dan segera menyelamatkan baby jisoo. Jiyong seketika bangun dan menatap sekitar.
"Kau parah ji. Aku tau baby jisoo tubuhnya gempal. Tapi bukan berarti kau buat guling.. haha.." Ejek hyorin.
"Aku tidak tau. Mian.." Sesal jiyong sambil menatap dara yang menggendong baby jisoo.
Baby jisoo masih tetap menangis.
"Sssstt... sudah sayang.. kau haus?." Ucap dara sambil akan membuka bajunya. Tapi seketika ia sadar jika masih ada yongbae dan hyorin. Ia pun menghentikan gerakannya.
"Yongbae.. pergilah. Istriku mau menyusui." Usir jiyong dengan polosnya.
"Oh.. arraseo.. aku pergi dulu. Bubur, supplemen, dan minumnya aku taruh meja sini. Habiskan ji. Kalau tidak habis aku lempar kau." Peringat yongbae sebelum berlalu.
Kini tinggal dara, jiyong, dan baby jisoo.
Dengan cepat dara duduk ditepi ranjang kemudian membuka kancing atasnya. Dara mulai menyusui tapi baby jisoo tetap menangis keras.
"Wae baby?. wae?. Lapar eum?." Tanya dara namun baby jisoo tetap menangis.
"Coba aku yang menggendong." Tawar jiyong yang masih ragu untuk berbicara banyak dengan dara karena rasa bersalahnya.