32"

1.1K 114 19
                                    

ALWAYS.















Klik tanda bintang sebelum baca...






















Happy Reading.















* Sorry for typo.

🍁🍁🍁

James melangkah keluar rumah dengan pasti, sempat ia mendengar teriakan Mama, tapi James acuhkan karena sekeras apapun Mama mencoba memisahkannya dengan Nadine maka Jamespun akan sekuat tenaga menjaga Nadine agar tak terpisah darinya. Kalau perlu James akan membawa Nadine pergi dari kota ini. James tak peduli dengan apapun, karena bagi James kebahagian Nadine adalah harga mati.


"Oh, hai James," sapa Anne yang berpapasan dengan James dipintu.

James enggan menyahut, ia juga tak peduli dengan siapapun karena emosi didadanya masih mengusai hati dan pikirannya. James berjalan begitu saja melewati Anne yang tersenyum dan menyapanya. Bahkan James tak memperhatikan siapa orang yang menyapanya.

Anne sedikit mendengus kecewa melihat sikap James, hanya sebentar ia lalu memasang lagi wajah tersenyumnya dan berjalan riang memasuki rumah kediaman keluarga Reid. Matanya tak henti memutar memperhatikan betapa indahnya dekorasi rumah itu.

"Maaf, anda siapa?" tegur bibi.

Anne sejenak terdiam, "Ee... apa tante Ella ada?"

"Nyari nyonya, ada perlu apa? Nona ini siapa?" tanya bibi lebih memastikan siapa tamu tuan rumahnya.

"Saya Anne, tolong sampaikan sama tante Ella, saya ada disini,"

"Tunggu sebentar, silahkan duduk dulu," ucap bibi akhirnya dan meninggalkan Anne duduk diruang tamu.

Bibi berjalan kearah ruang keluarga dan masih melihat Papa duduk sendiri merenung. "Maaf tuan, diluar ada tamu, mau ketemu nyonya,"

"Siapa?" jawab Papa tawar.

"Namanya," bibi berfikir sejenak mengingat nama tamunya. "An-an-ah... Anne tuan," ingat bibi kemudian.

Papa sedikit menarik nafas panjang mendengar nama Anne. "Panggilkan saja nyonya dikamar," perintah Papa hambar, sejujurnya Papa tak suka Anne datang sekarang, waktu yang tak tepat pikir Papa.

Bibipun menaiki tangga dan menuju kamar majikannya sesuai perintah.

Tok... tok...

"Maaf nyonya, diluar ada tamu yang nungguin," info bibi dari pintu luar kamar.

Mama yang sedang duduk ditepi kasur langsung berdiri dan membuka pintu kamar. "Siapa bi?"

"Namanya Anne nyonya," sahut bibi pasti.

Mama sedikit meredam emosi yang masih ia rasakan. Ingat bahwa Mama yang meminta Anne datang kerumahnya untuk bisa mengakrabkan diri dengan calon menantunya itu.

Merapikan sedikit penampilannya, Mama bersiap menemui Anne.

"Hai sayang, sudah lama?" sapa Mama mencoba membuka pembicaraan.

MY WIFE IS MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang