48"

1.1K 136 16
                                    

ALWAYS.























Klik tanda bintang sebelum baca and minta koment yah...














Happy Reading.













* Sorry for typo.

🍁🍁🍁

Sebuah taksi berhenti tepat disebuah gerbang rumah besar, Oma Al menurunkan jendela kaca mobil dan mengulurkan kepalanya memberi isyarat agar pintu pagar dibuka.

Turun dari taksi Oma Al memperhatikan kesekeliling rumah tersebut. Masih sama. Tidak banyak perubahan. Rumah dimana Anak, menantu serta cucu kesayangannya tinggal benar-benar tidak berubah. Oma Al selama ini memilih menetap di Australia seorang diri. Putrinya yang merupakan Ibu dari cucu kesayangannya itu tinggal di Jakarta bersama suaminya, sedang putranya yang satu lagi menetap di Amerika bersama keluarganya. Ia memilih tinggal di Australia karena mendiang suaminya adalah penduduk asli negeri Kanguru tersebut. Bahkan suaminya itu dimakamkan di negara itu.

Oma Al berjalan sambil mengedarkan pandangannya keseluruh rumah. Ia menekan bel pintu dua kali sebelum menampakkan seorang pelayan dirumah tersebut. Pelayan tersebut tersenyum ramah melihat Oma Al.

"Oma...," serunya sedikit kaget, karena setelah hampir tiga tahun ia tak melihat nyonya besarnya tersebut. "Ayo masuk, biar Bibi bawa kopernya," ajaknya lagi.

"Pada kemana semua orang? Kok sepi?" tanya Oma Al karena tidak melihat siapapun dirumah itu.

"Masih pada asyik dikamar semua Oma," sahut Bibi sedikit tersenyum jahil.

"Masih sore gini udah pada ngurung diri dikamar semua?" tegas Oma Al bertanya. "Apa Cucuku juga sedang mengurung diri dikamar? Ngapain dia? Betelur? Gak punya pasangan juga ikut ngurung diri dikamar," ejek Oma akhirnya mengingat bahwa cucunya tersebut memang tak pernah memiliki seorang kekasih, untuk melirik seorang wanitapun sepertinya susah.

"Yah... Oma beneran gak tau?"

"Apa'an Bi?" Oma mendekat kearah Bibi yang berdiri disamping sofa.

"Kan sekarang A___"

"Oma...!" seru seorang wanita yang baru saja menuruni anak tangga.

"Apa?" tanya Oma sedikit datar.

"Kapan datang? Kok gak kasih kabar mau ke Jakarta?"

"Barusan, emang aturan darimana harus kasih kabar dulu kalau mau ke rumah anak sendiri?" sindir Oma seakan protes.

"Ya gak gitu Oma, tapi kalau kasih kabarkan bisa dijemput dibandara,"

"Oma...!" seorang lagi berseru kaget melihat keberadaan Oma Al.

"Telat." Ucap Oma Al. "Mana cucuku? Suruh keluar, bilang Omanya datang, buruan."

"Biar Bibi yang panggilin Oma,"

"Jangan Bi, jangan diganggu, pasti lagi istirahat, kasian,"

"Kenapa kasian? Emang ngapain dia seharian ini?" tanya Oma sedikit penasaran.

"Bukan Oma, bukan..."

"Ih ribet, bukan apa'an juga? Udah panggilin Bi," perintah Oma cepat memotong ucapan Mama, Oma sudah tak sabar ingin memberitahukan sesuatu pada cucunya tersebut.

"Jangan Bi, biar saya yang panggil."

Oma akhirnya melihat putrinya  menuju kamar cucunya.

"Oma!"

MY WIFE IS MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang