60"

1K 106 31
                                    

ALWAYS























Klik tanda bintang sebelum baca.




















Happy Reading.






















* Sorry for typo.

🍁🍁🍁


"Ma... Mama kenapa? Kenapa bisa sakit lagi jantungnya?" Papa merasa sangat cemas karena ketika sore pulang kerumah ia mendapati istrinya itu berbaring lemah dikasur dan bibi yang melaporkan bahwa Mama tadi sempat kambuh sakit jantungnya, untung saja obat jantung Mama masih ada.

Sudah hampir setahun penyakit Mama tak pernah kambuh bahkan walau aktifitas Mama sedikit banyakpun tak lagi mempengaruhi kesehatan Mama dan entah kenapa hari ini penyakit Mama kambuh lagi membuat Papa bingung.

"Pa... hiks... hiks... Mama gak sanggup Pa, Mama gak bisa lagi nunjukin wajah Mama sama Nadine..."

"Mama ini ngomong apa sih? Kenapa sama Nadine?" Papa menggeleng tak mengerti ucapan Mama.

"Pa... semua ini salah Mama, harusnya hari itu Mama yang tertembak bukan Nadine, harusnya nyawa Mama yang melayang bukan cucu kita," isakan Mama semakin kuat sembari meremas dadanya yang terasa nyeri.

Papa dengan cepat meraih tubuh Mama untuk duduk dan memeluknya erat. Walau masih bingung tapi Papa mencoba untuk menenangkan Mama.

"Pa... Mama udah gak punya muka lagi buat ketemu Nadine, Mama gak sanggup Pa liat rumah tangga anak kita hancur,"

"Mama ini sebenernya ngomong apa? Gak ada angin, gak ada hujan kok ngomongnya jelek gitu,"

Mama menceritakan dengan singkat apa yang terjadi tadi pagi.

Papa tak bisa membendung rasa bersalahnya juga. Ia merasa ikut andil dengan apa yang terjadi pada Nadine.

"Kita bantu James kali ini, kita akan berjuang buat pertahanin Nadine dan hanya Nadine yang akan menjadi menantu dirumah ini, Papa bakal ngomong sama James," tegas Papa mengambil keputusan. "Tugas Mama sekarang adalah meyakinkan Nadine buat batalin niatnya menceraikan James, soal anak kita bisa adopsi Ma, Papa gak peduli keluarga kita ada penerus atau gak karena dengan punya Nadine sebagai menantu saja sudah menjadi keberuntugan besar buat keluarga kita,"
.
.
.

James memasuki kamar dengan wajah lelahnya. Hari ini Nadine tak datang kekantornya seperti biasa dan hingga sekarang ia belum makan sedikitpun dari sehabis sarapan pagi.

Nadine meringkuk diatas kasur dan ketika melihat James datang ia langsung duduk berusaha menyambut suaminya itu. Tapi pil pahit harus ia telan karena James mengabaikannya lagi.

James hanya meletakkan ponsel serta dompetnya dimeja rias lalu ia segera memasuki kamar mandi tanpa memperdulikan Nadine. Setelah menutup pintu kamar mandi ia terdiam dibalik pintu karena mendengar samar suara isak tangis Nadine.

"Kenapa Nad, kenapa kamu lakuin ini, aku gak akan nyerah, aku gak akan mau ngikutin keinginan kamu kali ini, aku gak bisa hidup tanpa kamu," James mengacak rambutnya frustasi. Ingin ia mendekap Nadine sekarang tapi ia harus bertahan karena ia tak mau Nadine memintanya menikah lagi.

Sampai sekarang sudah hampir tengah malam James tak kunjung kembali ke kamar mereka. Usai mandi tadi James bergegas mengenakan pakaian dan keluar lagi dari kamar tanpa mau sedikitpun melihat Nadine.

MY WIFE IS MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang