62"

903 124 24
                                    

ALWAYS





















Klik tanda (☆) sebelum baca wokeh...















Happy Reading.





* Sorry for typo.

🍁🍁🍁

Sebersit senyum muncul diwajah Anne ketika ia melihat bagaimana James keluar dari kamar Nadine malam ini dengan wajah merah padam serta membanting pintu.

"Itu belum seberapa dengan rasa sakit yang gue rasain selama ini,"

James mengatur nafasnya yang memburu akibat luapan emosi yang sangat besar didadanya. Entah kenapa ia bisa hilang kontrol lagi malam ini pada Nadine, James sadar ia baru saja berkata dengan nada tinggi pada Nadine lalu keluar dengan membanting pintu. Kesal, marah dan merasa seperti barang yang bisa dipindah tangankan dengan mudah membuat James mengeram kesal dan memukul kaca tak bersalah pada kaca dikamar mandi tamu.

"James... kamu baik-baik aja?" terdengar suara dari arah belakang tubuh James. "Ya tuhan... tangan kamu berdarah!" pekik suara itu lagi sambil perlahan mendekati tubuh James yang masih diam seperti patung didepan kaca pecah.

Perlahan tapi pasti James hanya mengikuti kemana arah tubuhnya ditarik oleh seseorang menuju kasur. Tak sedikitpun suara ia keluarkan.

"Aku ambil kotak obat sebentar," lagi James diam tanpa ekpresi apapun. Mungkin ia sudah mulai lelah. Lelah dengan rumah tangganya yang seperti drama.

Melihat seseorang keluar dengan cepat dari arah dalam kamar tamu Nadine dengan cepat pula mencari tempat untuk bersembunyi. Ia mendengar suara dari arah kamar tamu ketika hendak menghampiri James tadi tapi ternyata sudah ada Anne didalam sana yang memanggil nama James. Akhirnya Nadinepun hanya bisa terdiam melihat James bersama Anne keluar dari kamar mandi.

Nadine tetap pada persembunyiannya hingga Anne datang kembali dengan membawa kotak obat lalu memasuki kamar tamu dengan cepat. Ingin rasanya Nadine yang mengobati luka James tapi apa daya, ia ingat harus berbagi sekarang karena James bukan hanya suaminya tapi juga suami wanita lain.

"James, sebenarnya ada apa? Kenapa kamu bisa lukain diri kamu sendiri?" tanya Anne pelan karena takut James memarahinya atau menghindarinya lagi.

Diam.

James masih saja diam bahkan ia tak meringis sedikitpun ketika Anne membersihkan lukanya dengan alkohol hingga tangannya sudah terbalut kasapun ia tetap bungkam tak mau bersuara.

"Aku tau kalau kamu pasti marah sama aku, marah karena aku mau jadi istri kedua kamu," Anne perlahan ingin mulai berbicara pada James.

"Kalau boleh jujur aku juga sebenarnya terpaksa James, kalau bisa aku nolak pasti udah aku tolak bahkan ketika Nadine memohon-mohon sama aku buat nerima tawaran diapun aku berusaha menolak, tapi..." Anne sengaja  mengantung ucapannya untuk bisa melihat ekspresi James. Datar. Tak bisa terbaca hingga Anne memutuskan untuk melanjutkan ucapannya.

"Nadine ngancem aku," lanjut Anne pelan. "Dia bilang kalau aku gak nerima tawaran dia maka dia bisa buat aku dipecat dan bisa minta Papa kamu buat ngancurin perusahaan Papa aku, aku sendiri sebenarnya sampe sekarang gak ngerti kenapa Nadine bisa ngelakuin itu, tapi maaf James kalau aku harus jujur soal ini, terserah kamu mau percaya atau gak, aku juga terpaksa," wajah Anne tertunduk lemah berusaha menahan air matanya.

MY WIFE IS MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang