54"

1K 130 17
                                    

ALWAYS













Klik tanda ☆ sebelum baca...








Happy Reading








* Sorry for typo.

🍁🍁🍁

Ini sudah setengah hari terlewati dan belum ada kabar apapun dari orang tua Cery.

James dan Nadine sudah mulai kewalahan menjawab pertanyaan Cery yang menanyakan kapan ia dijemput.

"Hubby... kalau misal orang tua Cery gak ketemu boleh gak kalau kita bawa aja Cery pulang sama kita?"

James yang sedari tadi asyik menonton tayangan televisi jadi merubah arah pandangannya. Ia berbalik menghadap Nadine yang sedang duduk bersama Cery.

"Kita liat nanti ya? Karena pasti banyak proses yang harus kita lewati kalau misal Cery gak ketemu sama orang tuanya?" jawab James akhirnya.

Raut wajah Nadine berubah cemas, ia takut terjadi sesuatu jika Cery tak bisa bertemu orang tuanya, diantar kepanti sosial misalnya. Dalam hati Nadine langsung berkata tidak, ia akan membawa Cery bersamanya.

Nadine menggeser duduknya sedikit mendekati James. "Hubby..." panggilnya setengah merengek bersuara manja, ia mencoba membujuk James. "Kasian Cery kalau gak ketemu juga sama orang tuanya, kita bawa pulang yah?" pintanya lagi setengah berbisik karena tak ingin didengar langsung oleh Cery.

James menghela nafas ringan sebelun menjawab, ia paham jika sudah demikian maka pasti keinginan istrinya itu tak bisa ditolak. "Naddie..." James mengenggam erat jemari tangan Nadine sambil menatap bola mata istrinya itu dengan serius. "Denger..., bukannya gak boleh tapi ini diluar negeri dan kalau kita mau bawa Cery sama kita prosesnya gak mudah,"

"Tapi bolehkan?" desak Nadine ingin mendengar kata setuju dari James.

James terhenti sejenak untuk berfikir, ia paham dengan keinginan Nadine tapi disatu sisi ia hanya tidak ingin istrinya itu kecewa jika apa yang diinginkannya ternyata tak sesuai harapan.

"Hubby..." rengek Nadine lagi memaksa sambil menguncang pelan tangan James.

"Naddie..."

"Boleh yah... yah...?" pot Nadine sebelum ucapan James selesai.

James mendesah pelan akhirnya. "Yaudah terserah kamu, asal kamu bahagia aku bakal lakuin apa aja,"

"Bener?" seru Nadine semangat. "Hubby kamu emang paling the best," sambungnya.

James ikut tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar dari rona wajah Nadine saat ini.

Hampir saja James menarik wajah Nadine untuk meraih bibir istrinya itu tapi dengan cepat di cegah oleh Nadine dengan melirik ke arah Cery.

☆☆☆

Jakarta

"Permisi pak, ini berkas dua orang kandidat yang lolos seleksi kualifikasi dan tes psikotes"

Papa menyambut dua map berisi data yang diberikan sekretarisnya lalu meminta sekretarisnya keluar dari ruangan.

Sambil santai Papa membaca dan meneliti dua calon kandidat sekretaris yang dibutuhkan untuk James.

Dua hari lalu sekretaris James mengundurkan diri karena ingin mengikuti suaminya bekerja keluar kota.

Dua nama wanita yang terbaca oleh Papa. "Lebih baik James saja yang memutuskan," ucap Papa akhirnya karena ia takut salah memilih.

MY WIFE IS MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang