74"

1.8K 195 70
                                    

ALWAYS












Klik tanda bintang sebelum baca and don't forget to comment...










Happy Reading






















* Sorry for typo

🍁🍁🍁

Setelah memastikan Nadine tertidur pulas, James perlahan turun dari kasur dan berjalan pelan untuk keluar dari kamar. Ia butuh bicara pada Oma dan Papa sekarang.

Seperti sudah tertebak, Merry menyampaikan pesan bahwa James sudah ditunggu diruang kerja rumah itu.

"Jadi apa alasan Papa dan Oma menyembunyikan semua ini dari James? Apa Papa dan Oma gak percaya kalau James bisa melindungi Nadine dan anak-anak kami?" tanya James bernada intimidasi pada kedua orang dihadapannya. Ia merasa seperti ditipu mentah-mentah oleh semua orang sekarang.

"James, Papa yakin Nadine sudah menceritakan semuanya sama kamu, Papa bukan gak percaya sama kamu tapi Papa gak mau ambil resiko apapun,"

Oma hanya menyimak tanpa mau buka suara, ia mengikuti dulu kemana alur emosi James. Oma yakin James sudah menahan kekesalan hatinya karena dibohongi sekian lama perihal Nadine.

"Tapi itu sama aja artinya Papa gak percaya sama James!" nada James masih sama masih terdengar kesal.

"James, Papa harus melakukan ini, demi Nadine, demi si kembar, demi kebaikan semuanya," sela Papa pada ucapan James. "Kalau Nadine berada dirumah kita apa kamu yakin bisa ngelindungin dia dari Anne selama duapuluh empat jam? Apa kamu yakin Anne akan mengijinkan si kembar tumbuh dalam perut Nadine?"

James terdiam sembari mencerna serta memikirkan semua ucapan Papa.

"Papa hanya ingin Nadine dan si kembar bisa selamat itu aja, gak ada maksud lain James, Papa juga gak mau misahin kalian kalau aja Anne gak mengancam Nadine dari awal?"

Dada James bergemuruh hebat mendengar nama Anne, ia ingat semua yang dijelaskan Nadine.

"Tetap aja Pa, kenapa waktu James frustasi nyari Nadine, Papa gak sedikitpun kasih celah buat James bisa tau keadaan Nadine, apa dia selamat? Apa dia sehat? Apa dia baik-baik aja? Kenapa Papa biarin James hampir gila mikirin Nadine? Untung aja waktu itu ada Puppy," ucapan terakhir James terputus karena ia mengingat lagi putri kecilnya yang malang.

"James, Oma juga ikut andil disini, apa yang udah dilakuin Papa kamu itu udah bener, Oma juga gak akan biarin ada sedikitpun celah buat kamu bisa nemuin Nadine seandainya kamu gak kesini,"

"Sampai kapan Oma? Sampe James benar-benar gila nyari Nadine baru Oma dan Papa kasih tau dimana Nadine?" suara James meninggi selevel karena ia merasa ternyata tak seorangpun peduli akan perasaannya.

"James! Jaga nada bicara kamu? Kamu lagi ngomong sama orang yang lebih tua," hardik Papa merasa terpancing emosi mendengar James meninggikan suara.

"Malcom..." tegur Oma pada Papa karena Oma tau apa yang James rasakan karena kehilangan Nadine.

"Maaf Pa, maaf Oma, tapi James bener-bener gak habis pikir kalau ternyata Papa dan Oma lah yang menutup akses James selama ini untuk menemukan Nadine," sesal James mulai berusaha menguasai kontrol emosinya. "Papa taukan kalau James gak bisa hidup tanpa Nadine, James gak bisa Pa kalau harus dipisahkan dengan Nadine, Papa ingetkan dulu James rela berjuang mengorbankan apapun demi Nadine, apapun juga asal bisa mendapat restu Mama?"

MY WIFE IS MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang