45"

1.2K 122 29
                                    

ALWAYS.


















Klik tanda bintang sebelum baca...



















Happy Reading.





* Sorry for typo.

🍁🍁🍁

"Semua baik-baik saja kan dok? Istri saya tidak kenapa-kenapa kan?" James merasa sedikit gugup sekarang dengan penjelasan yang dokter sampaikan.

"Maaf, tapi sepertinya istri anda sudah tidak bisa hamil lagi."

James termangu ditempatnya mendengar ucapan dokter tersebut. "Mak-mak-maksudnya ap-apa dok?" dengan susah payah James berhasil membuka mulutnya.

Dan tanpa diketahui oleh dua orang itu, Nadine sudah mendengar semua perkataan dokter. Perkataan yang menyatakan bahwa ia sudah tidak bisa hamil lagi. Nadine mematung ditempatnya mendengar pernyataan dokter. Pikirannya sekarang kosong. Ia mengigit bibirnya kuat agar isaknya tak keluar. Ingin sekali rasanya ia berteriak mendengarnya. "Hiks... hiks... gak... gak mungkin... pasti salah... dokter itu pasti bohong... aku udah janji bakal jemput anak aku secepatnya... ini gak boleh terjadi..." batin Nadine yang berteriak dan menangis. Ia tak sanggup membuka mulutnya untuk bersuara saat ini.

"Kejadian kemarin sedikit melukai rahim istri anda dan sepertinya dampak dari luka tersebut..."

"Cukup dokter, tolong jangan bicara lagi, saya tidak mau istri saya mendengarnya," putus James akhirnya. Ia tak mau sampai Nadine mengetahui hal itu. "Saya mohon dokter, jangan pernah mengatakan ini pada istri saya, saya mohon dokter," pinta James. Ia memutuskan untuk merahasiakan semuanya dari Nadine dan mungkin dari semua orang termasuk kedua orangtuanya.

James memang terluka mendengar bahwa Nadine tak lagi bisa memiliki anak tapi James benar-benar tak sanggup jika melihat Nadine terluka lagi jika mengetahuinya. Dan pada akhirnya James memutuskan untuk merahasiakan semuanya.

"Tapi tuan Reid..."

"Dokter saya mohon, saya tidak mau melihat kesedihan lagi diwajah Nadine," melas James sedikit memaksa.

"Kalau itu keinginan anda, baiklah," akhirnya dokter menyetujui permintaan James. "Pembicaraan ini belum selesai, saya harap besok anda bisa keruangan saya untuk lebih detailnya, saya masih memiliki penjelasan lainnya soal kondisi istri anda."

"Baik dokter, saya pastikan besok saya akan keruangan anda,"

Dokter beranjak meninggalkan ruangan Nadine, ia sempat menoleh kearah James sebelum pergi.

James menutup pintu dengan pelan setelah dokter pergi. Dengan perlahan ia menoleh dan menatap kearah Nadine.

Nadine sudah menutup kembali matanya setelah melihat James menutup pintu, ia menghapus cepat airmata yang sempat keluar kemudian ia menutup lagi matanya berpura-pura masih tertidur dan tak mendengar apapun.

"Naddie... apapun yang terjadi aku bakal terus ada disamping kamu, gak akan ada satu halpun yang bisa mengubah rasa cinta aku sama kamu, apapun alasannya aku gak akan pernah ninggalin kamu, aku mencintaimu Naddie lebih dari apapun." James mengusap pelan kepala Nadine, airmatanya menetes melihat wajah lelap Nadine.

"Hubby..." Nadine bersuara serak memanggil James. Ia bersuara seakan ia baru saja bangun. "Ada apa?"

James dengan cepat menghapus airmatanya dan mengecup singkat kening Nadine. "Sayang, udah bangun?" jawab James berusaha sebisa mungkin bersikap normal.

MY WIFE IS MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang