38"

1K 118 16
                                    

ALWAYS.












Klik tanda bintang sebelum baca...















Happy Reading.





















* Sorry for typo.

🍁🍁🍁

Dor...

Suara dentuman peluru mengema keseluruh area kontrakan yang tergolong sepi tersebut, suaranya begitu tajam hingga membuat semua orang yang mendengarnya mematung ditempat dan posisi mereka saat ini.

Papa dan Pak Jon terhenti melangkah mendekat kearah James ketika suara tembakan terdengar.

Jamespun tak kalah mematung seperti yang lain, setelah merasa mampu mengerakkan lagi tubuhnya James memperhatikan Nadine terlebih dulu dari ujung kepala hingga ujung kaki karena Nadinelah yang posisinya sedang berada dalam sanderaan Barry.

Diam.

Tak bergerak sedikitpun.

Tak ada genangan darah, aliran darah ataupun bercak darah yang terlihat,

Nadine baik-baik saja.

Hanya terlihat shock oleh suara tembakan yang awalnya diarahkan Barry tepat dikepalanya. Wajah Nadine benar-benar pucat pasi, terlihat sekali raut wajah tertekannya.

James beralih menatap Mama, sama. Perlahan James menyusuri Mama dari ujung kepala hingga ujung kaki. Diam. Tak bergerak sedikitpun. Tak ada juga terlihat cairan berwarna merah.

Mama aman dan selamat.

Tembakan Barry ternyata sengaja ia arahkan keatas, tujuannya untuk memberi James pelajaran, tentu saja. Sekaligus menegaskan bahwa ia tak bermain-main dengan ucapannya akan membunuh Nadine.

Menelan salivanya sendiri, dada James kembali bergemuruh hebat. Terlihat sekali dadanya yang naik turun karena emosi tingginya.

"Brengsek, sialan lo pengecut, lepasin mereka bajingan!" teriak James tak tertahan.

"Lo masih berani nantangin gue?"

"Sedikit aja lo berani ngelukain istri gue, gue bakal habisin lo disini juga, LEPASIN MEREKA!"

"Bos..." cicit anak buah Barry yang merasa bergidik mendengar suara keras dan menantang James.

Barry terlihat tak gentar sedikitpun dengan teriakan keras James.

"Lo mau gue coba lagi, tapi kali ini gue gak akan meleset, gue pastiin kalau peluru dari pistol kesayangan gue bakal nembus dikepala bini lo yang cantik ini,"

Nadine masih mematung, ia masih sangat shock mendengar suara letupan tembakan Barry tadi.

Mama sendiri sudah tak lagi berani berkata-kata.

Setelah memastikan bahwa tak ada yang terluka Papa memutar arah kembali menuju kerumah Tifany. "Apa dirumah Nadine ada pintu belakang atau semacamnya yang bisa dimasuki?" tanya Papa.

"Siapa yang tertembak? Apa Nadine terluka?" balik Tifany bertanya dengan penuh kecemasan.

"Tidak ada, semua masih selamat," info Papa. "Apa ada jalan masuk lewat belakang untuk kerumah Nadine?" tanya Papa mengulang.

MY WIFE IS MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang