"Sudah 13 tahun Ryuji-sama meninggalkan Black Bird dan 9 tahun sudah dia meninggalkan Jepang. Bertahun-tahun, apa kau pikir Ryuji-sama benar-benar menyerah dengan Balck Bird?" tanya Takiro.
"Entahlah, aku tidak bisa membaca pikiran orang lain," jawab Soji.
"Bagaimanapun kita berubah, kita tetaplah Black Bird. Darah yakuza mengalir dalam tubuh kita."
"Hmm..." Soji menenggak sake, "Tidak semua memiliki darah yakuza, contohnya aku."
"Tapi kau mengerti maksudku, bukan?"
Soji mengangguk, "Kau berpikir bahwa Ryuji akan kembali ke Black Bird, benar? Tapi itu tidak akan mudah."
"Aku tau... Setelah pergi selama 13 tahun, Ryuji-sama mungkin tidak akan disambut."
"Bukan tentang itu," Soji meletakan botol sakenya ke atas meja, "Selama apapun Ryuji pergi, Black Bird akan tetap menyambutnya, yang jadi masalah adalah apa dia mau kembali?"
"Maksudmu?"
"Kau lupa alasan anak itu pergi? Kau pikir mudah memaafkan seseorang yang sudah membunuh ibunya?"
Takiro menghela napas, "Kau benar... Ryuji-sama tidak akan meninggalkan Black Bird jika ia tidak mendengar berita kematian sialan itu."
Soji meraih bungkus rokok dan menyalakan satu batang untuk dirinya sendiri. "Hanya karena satu wanita dan Black Bird menjadi seperti ini."
*****
Hari demi hari, Hana semakin kehilangan fokusnya. Bahkan makanan yang sejak tadi Leon pesan untuknya sama sekali tidak ia sentuh.
"Gila nih mie instant bentuknya udah kaya udon," ucap Leon.
Namun Hana masih tidak mendengar.
"Bang!" Leon memanggil abang jualan yang sedang merapihkan meja.
"Ya, dek?"
"Nih es jeruk kalau ga diminum-minum bisa jadi buah jeruk ga?"
"Ha?" abang jualan terheran-heran, "ya ga bisa lah dek."
"Oke bang, bawain saya buah jeruk ya, sekarang."
"Siap."
Tak lama, satu buah jeruk sudah berada di tangan Leon. Kemudian ia mengupasi jeruk itu.
"Makan dulu, Na. Nih gue suapin," dan Leon menyodorkan makanan ke mulut Hana yang terbuka otomatis mendengar perkataan sahabatnya ini.
Nyam, nyam, nyam.
Tunggu sebentar...Hana berhenti mengunyah dan melihat Leon yang meminum jus jeruk di hadapannya.
"Apaan nih? Kok sepet-sepet pahit?"
"Nih," Leon menyodorkan kulit jeruk ke hadapan Hana.
"ANJIR!" langsung saja Hana melepehkan semua isi mulutnya. "Sakit jiwa ya lo?!" sungutnya.
Leon hanya memberikan senyuman jahilnya.
"Pahit gila! Ga waras emang lo!" Hana merebut jus jeruk dan meminumnya sampai habis.
"Yang ga waras lo apa gue?"
"Lo lah!" seru Hana.
"Yee ga punya cermin ya? Jelas-jelas lo-yang ga waras, gue kasih makan kulit jeruk mau-mau aja."
Hana mendengus keras. Ia kemudian menarik mangkok mienya mendekat dan pupil matanya langsung membulat sempurna.
"Ihh... bener-bener gila! Lo pesenin mie buat gue 3 porsi? Kebanyakan Yon Yon Busuk!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Man is Mine [INDONESIA]
RomantizmJudul: Old Man is Mine - Buku 1 [INDONESIA] Seri: Old Man is Mine Bahasa: Indonesia Rekomendasi Usia: 18 tahun ke atas °•.•°•.•°•.•°•.•°•.•° •.•°•.•°•.•°•.•° Hana Naomi Sachie adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang hidup di tengah keluarga yang...